1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (308 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...
Published on: April 13, 2006 - 11:35 AM

SIAPA Penentu SUKSES Anda?

Tidak mudah untuk meraih dan mendapatkan sukses. Tentu Anda seringkali mendengar orang mengatakan hal itu. Dan ungkapan itu memang benar adanya, tidak gampang untuk bisa menjadi orang sukses. Tidak semua orang bisa merasakan suatu kesuksesan dalam kehidupan ini. Kesuksesan hanya akan hadir kepada diri orang-orang tertentu, orang-orang yang punya “daya tarik” kuat terhadap “sukses”; sehingga “sukses” tersebut akan mendatanginya dengan suka rela.

Jika saya katakan seperti tersebut di atas, bahwa “sukses” hanya mendatangi orang-orang yang punya “daya tarik” terhadap “sukses”, apakah Anda percaya? Kalau saya tanya, “Siapakah penentu sukses Anda?” Saya yakin, kedua pertanyaan saya tersebut pasti Anda jawab secara positif dan optimis. Pertanyaan pertama, pasti Anda jawab “Ya”, Anda percaya bahwa sukses hanya datang kepada orang yang mempunyai “magnet sukses”, sehingga kekuatannya akan bisa menarik “sukses” untuk mendatanginya. Dan, pertanyaan kedua pasti Anda jawab “Diri Saya Sendiri”, ya…penentu sukses Anda adalah diri Anda sendiri. Saya sangat yakin, setiap orang kalau ditanya, “Siapakah penentu sukses?”; pasti jawabannya adalah “Diri Sendiri”.

Kedua jawaban optimis yang Anda berikan ini, pasti juga sama dengan jawaban dari sebagian besar orang di muka bumi ini. Yang menjadi masalah sekarang adalah, kenapa banyak orang sudah mempunyai jawaban positif dan optimis, yang sama dengan Anda; tetapi dalam menjalani kehidupannya ternyata masih banyak pula yang tidak sukses. Bahkan mereka justru sering mengalami kegagalan, kemunduran, sengsara, dan tidak mendapatkan kebahagiaan? Inilah keadaan realita kehidupan yang masih banyak menimpa sebagian besar manusia yang harus kita renungkan.

Mengapa mereka tidak berhasil menggapai kesuksesan dan kebahagiaan hidup? Apa sesungguhnya yang menjadi penghalang jalan menuju sukses tersebut? Saya juga sangat tahu dan maklum, bahwa mereka pun pasti selalu memanjatkan do’a, memohon kepada Tuhan, agar diberikan kesuksesan dan kebahagiaan hidup. Tetapi kenapa seakan-akan Tuhan tidak segera mengabulkan do’a mereka?

Sebaliknya, Anda juga bisa melihat kenyataan pada diri orang-orang sukses. Saya yakin do’a yang dipanjatkan ke Tuhan oleh orang sukses ini, juga tidak jauh berbeda dengan do’a orang lain pada umumnya. Semua do’a semestinya berisi keinginan positif yang diharapkan akan dikabulkan oleh Tuhan. Lalu, Anda melihat perbedaannya, yaitu: setiap do’a dari orang sukses terkesan selalu dikabulkan oleh Tuhan Allah. Tuhan tidak pernah menolak do’a dari orang sukses. Mengapa? Apakah Tuhan itu Dzat yang senang “pilih kasih” terhadap manusia? Mengapa ada orang gagal dan ada orang sukses? Mengapa orang gagal lebih banyak jumlahnya dari pada orang sukses?

Saya ingat wejangan seorang Ulama Sepuh, bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sampai mereka mau mengubah nasibnya sendiri. Sebagaimana ada di dalam Al-Qur’an, Surat Ar-Ra’d, ayat 11, “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. Ini merupakan bukti, bahwa Tuhan menjadikan manusia “bebas berbuat dan memilih”, “tidak dipaksa dan tidak pula dilakukan oleh Tuhan”. Ini berarti, manusia itu memainkan peran penting dalam menentukan takdirnya sendiri. Di dalam Al-Qur’an, Surat Al-Muddatstsir, ayat 37 – 38 juga ada terjemahan sebagai berikut, “(yaitu) bagi siapa saja di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”.

Ayat tersebut di atas memberikan gambaran sangat jelas, bahwa kita diberikan kebebasan oleh Tuhan untuk memilih apa pun keinginan kita sendiri, untuk maju ataukah mundur, dan setiap orang dari kita ini juga harus bertanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan, apa pun pilihan kita. Jadi di sini sudah jelas maknanya, bahwa manusia harus merencanakan kehidupannya sendiri, akan menjadi seperti apa nantinya.

Manusia harus membuat suatu rencana hidupnya di masa depan. Dalam pengertian ini, Tuhan hanya bertindak menjadi “fasilitator” bagi manusia untuk menggapai tujuan hidup manusia itu sendiri. Sesungguhnya Tuhan akan dengan murah hati mengikuti apapun keinginan manusia tersebut. Ini sebuah cuplikan firman Tuhan, “Aku adalah sebagaimana yang diprasangkakan hamba-Ku kepada-Ku”.

Oleh sebab itu, jika Anda ingin sukses, karena penentu sukses adalah diri Anda sendiri; maka Anda harus mau membentuk dan mengembangkan jiwa sukses ini di dalam diri Anda sendiri. Anda harus ada keinginan sekaligus kemauan untuk menjadi sukses. Keinginan dan kemauan untuk sukses itu sebuah pijakan; yang harus Anda tidak lanjuti dengan suatu perencanaan matang untuk meraih sukses dan mendapatkannya. Di dalam pelaksanaan meraih sebuah kesuksesan, Andapun harus mempunyai sikap ulet, tahan banting, dan pantang menyerah. Sebab jika tidak begitu, Anda akan mudah untuk berkata “Saya Gagal”.

Tuhan adalah Dzat yang Maha Pemurah dan Maha Kaya, dan Dia jelas menginginkan setiap manusia ciptaan-Nya bisa sukses dan bahagia dalam hidupnya. Semuanya diserahkan oleh Allah kepada manusia sendiri untuk mengurus dirinya secara bebas, Allah hanya “melegitimasi” saja terhadap setiap upaya yang telah dilakukan oleh manusia, termasuk Anda. Tuhan mengharapkan setiap manusia mempunyai kesadaran tentang kewajiban sukses dalam hidup ini. Kesadaran tentang kewajiban sukses inilah yang harus kita pahami lebih dalam lagi. Oleh karena Andalah sang penentu kesuksesan, Andalah pengambil keputusan bagi kesuksesan diri Anda sendiri; sedangkan Tuhan selalu mengikuti apa pun yang diinginkan oleh manusia. Kesadaran akan sukses ini sangat penting peranannya di dalam kehidupan setiap orang, jika orang itu memang menginginkan sukses.

Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

Twitter: @Wuryanano

Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (308 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...

Leave a Comment

Your email address will not be published.