1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (298 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...
Published on: April 29, 2006 - 10:00 AM

Makna Hikayah Seekor KERA

Syahdan di sebuah pedalaman yang masih perawan…

Penduduk asli setempat punya kebiasaan makan daging kera, dan mereka punya cara unik dalam hal menangkap kera.

BEGINI CARANYA:

Mereka menyiapkan sebuah Batok Kelapa, beberapa butir Kacang, dan Seutas Tali. Salah satu sisi kelapa di lubangi cukup besar untuk dapat dimasuki oleh tangan si Kera, dan satu sisinya lagi diberi lubang kecil untuk mengikatkan tali yang cukup panjang.

Kemudian di dalam lubang Batok Kelapa tadi dimasukkan beberapa butir Kacang, lalu penduduk asli tersebut tinggal menunggu si Kera datang untuk mengambil Kacang (Kera suka makan Kacang).

Kemudian … datanglah si Kera…

Nah, saat Kera sudah datang dan hendak mengambil Kacang di dalam lubang Batok Kelapa itu, dengan perlahan Batok Kelapa ditarik oleh penduduk asli itu, sehingga si Kera semakin penasaran untuk bisa mengambil dan menguasai Kacang tsb.

Akhirnya, Kera itu dibiarkan oleh penduduk asli untuk mengambil Kacang, dan si Kera itu benar-benar mengambil Kacang, kemudian menggenggamnya dengan erat-erat, karena khawatir kalau Kacang itu lepas dari tangannya…

Karena si Kera sangat “serakah” dengan Kacang-nya, maka dia berniat untuk memakannya, tetapi dia tidak mau melepaskan genggaman-nya. Si Kera berusaha untuk mengambil, menarik Kacang-nya, tetapi dengan sambil menggenggamkan tangannya terus… Tentu saja ya tidak mungkin bisa terlepas tangannya dari dalam Batok Kelapa itu, karena dengan tangan menggenggam maka lubang Batok Kelapa itu menjadi lebih kecil daripada besar genggaman tangan si Kera. Sampai si Kera membentur-benturkan Batok Kelapa tersebut ke kepalanya sendiri, juga sia-sia, malah kepalanya menjadi pusing, dan tetap saja tangan-nya tidak bisa dilepaskan dari Batok Kelapa itu…

Apakah si Kera tsb melepaskan genggaman tangan-nya? Tidak… dia terus ngotot mengenggam erat Kacang itu dengan semakin kuat, di dalam Batok Kelapa itu…

Akibatnya, sudah bisa diduga, karena si Kera terus menggenggam erat Kacang, yang mana Besar Genggaman Tangan si Kera Lebih Besar daripada Lubang Batok Kelapa, maka tentu saja sangat mudah bagi penduduk untuk menangkapnya,…dengan menarik Batok Kelapa yang otomatis si Kera juga ikut terseret, ditarik oleh penduduk. Dan, si Kera harus menyerahkan Hidupnya kepada penduduk asli yang menangkapnya, karena dia tidak rela melepas Sebutir Kacang yang telah ada dalam Genggaman Tangan-nya…. Yaa, si Kera lebih senang Hidup-nya yang dikorbankan daripada dia melepas Sebutir Kacang yang ada dalam Genggaman Tangan…

HIKMAH:

Di dalam hidup ini, ada berapa banyak “Kacang” yang kita pegang terus? Ada berapa banyak “Kacang” yang kita merasa sangat keberatan untuk melepaskan-nya?

Ada berapa banyak “hal yang tidak berguna lagi” di dalam hidup kita, “hal-hal yang sebenarnya bersifat mubazir”…yang terus kita pertahankan?

Nah, kita semua boleh merenungkan makna “Hikayah Kera” ini.

Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

Twitter: @Wuryanano

Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (298 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...

Leave a Comment

Your email address will not be published.