Sekedar pengingat bagi kita yang jauh lebih mampu agar tidak semena-mena, tidak mentang-mentang punya kuasa dan merasa benar, menjadi pribadi yang sangat tega terhadap orang yang kondisinya jauh di bawah kita, sehingga mengabaikan hati nurani.
Simak kisah motivasi di bawah ini.
SEORANG NENEK MENCURI SINGKONG KARENA KELAPARAN. HAKIM MENANGIS SAAT MENJATUHKAN VONIS!!
Di ruang sidang pengadilan, Hakim Marzuki duduk tercenung menyimak tuntutan Jaksa Penuntut Umum terhadap seorang nenek yang dituduh mencuri singkong di lahan perusahaan, yang dilaporkan oleh seorang Manajer perusahaan yang punya kebun singkong.
Nenek itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, cucunya kelaparan.
Namun, Manajer tsb tetap pada tuntutannya, dengan dalih agar menjadi contoh bagi warga lainnya, sehingga tidak mengambil singkong di lahannya.
Hakim Marzuki menghela nafas, dia memutus di luar tuntutan Jaksa Penuntut Umum.
“Maafkan saya”, katanya sambil memandang nenek itu. “Saya tidak dapat membuat pengecualian hukum. Hukum tetap hukum, jadi anda harus dihukum. Saya mendenda anda 1 juta rupiah dan jika anda tidak mampu membayar, maka anda harus masuk penjara selama 2,5 tahun, seperti tuntutan Jaksa Penuntut Umum.”
Nenek itu tertunduk lesu, hatinya remuk redam, sementara Hakim Marzuki mengambil sebuah kotak dari laci mejanya, membuka dompetnya kemudian mengambil & memasukkan uang 1 juta rupiah ke dalam kotaknya, serta berkata kepada hadirin.
“Saya atas nama pengadilan, juga menjatuhkan denda kepada setiap orang yang hadir di ruang sidang ini sebesar 50 ribu rupiah. Sebab sudah menetap di kota ini, dan membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri singkong untuk memberi makan cucunya. Saudara panitera, tolong kumpulkan dendanya ke dalam kotak saya ini, lalu berikan semua hasilnya kepada terdakwa.”
Sampai palu diketuk dan Hakim Marzuki meninggalkan ruang sidang, nenek itu pun bisa membayar denda 1 juta rupiah, dan pergi dengan mengantongi uang 3,5 juta rupiah, termasuk uang 50 ribu yang dibayarkan oleh Manajer perusahaan pemilik kebun singkong, yang tersipu malu karena telah melaporkannya.
Kisah motivasi ini sungguh menarik untuk jadi contoh bagi kita semua agar mengedepankan hati nurani sebelum mengambil keputusan masuk ke ranah hukum, menuntut seseorang yang hidupnya lebih menderita dibandingkan dengan kita.
Dan, khususnya kepada aparat penegak hukum lain, agar bekerja dengan menggunakan hati nurani dan mencontoh Hakim Marzuki yang berhati mulia.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Twitter: @Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College