Dear All,
Semakin maraknya semangat entrepreneurship di negeri ini, sungguh sangat membanggakan. Berbagai macam seminar dan workshop mengenai cara-cara memulai dan mengembangkan suatu usaha sudah begitu banyak diselenggarakan. Animo masyarakat untuk mengikuti seminar dan workshop entrepreneurship, patut diacungi dua jempol tangan, sungguh menggembirakan.
Sebagai seorang entrepreneur, saya juga sering terlibat di seminar maupun workshop tentang entrepreneurship, yang saya selenggarakan sendiri, maupun yang diselenggarakan oleh institusi lain, baik institusi bisnis maupun lembaga pendidikan. Sungguh sangat menyenangkan, saya bisa ikut memberikan motivasi, wawasan dan kiat-kiat memulai sebuah bisnis mandiri.
Dalam berbagai seminar dan workshop, yang saya terlibat di dalamnya, ada satu hal menjadi perhatian saya tentang dunia entrepreneurship ini. Sebagian peserta selalu memberikan asumsi bahwa seorang entrepreneur itu adalah seorang yang mudah mencari uang dan kekayaan lainnya. Entrepreneur merupakan sosok manusia yang bisa bebas menggunakan waktunya, tanpa khawatir kehabisan uangnya. Enak ya jadi seorang entrepreneur, begitu kata mereka.
Asumsi mereka sesungguhnya benar adanya, memang enak menjadi entrepreneur. Akan tetapi, dalam pembicaraan selanjutnya timbul kesan pada diri mereka, yang menganggap bahwa seorang entrepreneur bisa dengan mudah begitu saja memperoleh kesuksesan dalam bisnisnya. Entrepreneur bisa melajukan bisnisnya secara lancar tanpa hambatan berarti. Singkatnya, menjadi seorang entrepreneur bisa saja secara INSTAN … langsung sukses! Dan, dengan cepat bisa meraih milyaran rupiah. Begitu kesan yang mereka sampaikan ke saya.
Saya mencoba memaklumi mereka tentang kesan entrepreneur instan ini, dengan menanyakan penyebab bisa memunculkan kesan instan tersebut. Dan … Mereka memberikan jawaban beragam berkaitan dengan proses instan seorang entrepreneur ini.
Sebagian dari mereka menerangkan pernah hadir di seminar dan ada testimonial atau kesaksian seorang entrepreneur muda, yang mengatakan bahwa dia memulai bisnisnya tanpa modal uang sama sekali, alias modal dengkul, dan bisnisnya jalan lancar sangat menguntungkan menghasilkan uang. Ada juga kesaksian tentang mengawali bisnisnya dengan cara membeli property seperti Ruko, Rukan atau Rumah bahkan Apartemen, juga tanpa modal uang sama sekali, bahkan dia malah dapat uang, nggak keluar uang tapi malah dapat uang. Bahkan kesaksian tentang sukses bisnis property ini sudah semakin bombastis belakangan ini.
Saya katakan kepada peserta seminar dan workshop entrepreneurship, memang mungkin saja benar kesaksian tersebut. Tetapi, saya ingatkan bahwa kesaksian tersebut, saya yakin tidaklah mengungkap hal sebenarnya … di dalam prosesnya. Selalu ada yang ditutupi oleh para pemberi testimonial sukses tersebut. Mereka cenderung memberikan testimonial yang tidak sebenarnya, yang bukan kondisi proses sesungguhnya. Mereka lebih memberikan kesaksian hasil akhir saja. Para pemberi testimonial sukses ini ingin dilihat sebagai orang yang benar-benar sukses tanpa modal uang, supaya memberikan kesan WAH HEBAT… kepada peserta seminar atau workshop.
Tentu saja para peserta seminar atau workshop entrepreneurship, akan takjub dengan berbagai testimonial sukses itu, karena peserta jelas tidak tahu hal sebenarnya, bukan? Dan saya juga sangat menyayangkan, para pembicara atau trainer tentang entrepreneurship, yang memberikan contoh testimonial sukses secara TIDAK LENGKAP. Bagi saya, testimonial sukses yang dikisahkan secara tidak lengkap seperti itu, saya sebut sebagai TESTIMONIAL PALSU.
TESTIMONIAL PALSU semacam itu sangat bisa menyesatkan pikiran para calon entrepreneur, bahkan bisa membuat calon entrepreneur menjadi gampang stress. Bagaimana tidak? Testimonial palsu dari para entrepreneur pemula, yang mengatakan bahwa dia bisa tanpa modal uang sama sekali bisa berbisnis dengan hasil selalu menguntungkan, akan sangat menyesatkan calon entrepreneur, karena alasan berbisnis awal tanpa modal uang dan bisa sukses ini tidak pernah diceritakan secara lengkap.
Latar belakang si entrepreneur pemula tanpa modal uang inipun seringkali ditutupinya. Lebih sering dikatakan dia hanya berasal dari keluarga miskin-papa. Tidak pernah dikisahkan secara lengkap, bagaimana kok dia sampai dipercaya orang lain sehingga orang lain tersebut menyerahkan modal uangnya kepada dia. Siapa dibalik itu yang mendukungnya agar orang lain juga percaya kepadanya…juga tidak pernah disebutkan, mengingat dia kan barusan jadi entrepreneur … belum punya ‘track record’ positif dalam dunia bisnis.
TESTIMONIAL PALSU lainnya adalah tentang bisnis property seorang entrepreneur pemula, yang tanpa modal uang sama sekali, tetapi dia malah dapat uang dari hasil membeli property tanpa uang itu. Kisah ini sering ditampilkan dalam berbagai versi dengan beragam orangnya.
Inipun tidak pernah dikisahkan secara lengkap, siapa saja yang terlibat dalam proses pembelian property sampai cairnya kredit Bank; mengingat si entrepreneur pemula belum pernah dikenal namanya di dunia perbankan, yang tentu saja tidak mungkin Bank begitu saja mempercayai dia dengan mengucurkan kredit uang. Juga tidak pernah disinggung proses ‘appraisal’ property nya. Pokoknya hanya dikisahkan, jika mereka mengikuti cara-caranya, maka akan menuai sukses juga … dan banyak orang akhirnya menjadi kecewa!
Hal-hal semacam itulah yang sangat saya sayangkan. Memang boleh saja bermaksud untuk memotivasi semangat kewirausahaan para peserta seminar atau workshop. Tetapi jika mereka selalu memberikan testimonial palsu seperti tersebut tadi, akan sangat menyesatkan pikiran dan kejiwaan orang lain, yang belum paham betul, apa dan bagaimana sebenarnya dunia entrepreneurship itu.
Menjadi entrepreneur tanpa perlu menjalani proses belajar secara berkesinambungan, alias bisa secara instan bisa langsung sukses besar … itu adalah MITOS yang harus diwaspadai. Karena untuk menjadi seorang entrepreneur sejati itu diperlukan suatu proses yang berlandaskan kecakapan, ketrampilan, ilmu pengetahuan, latihan, disamping juga keberanian … secara berkesinambungan dan berkelanjutan.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
betul bang testimoni byk palsu terutama pengusa property..lgsg mendadak kaya raya hanya peglaman sales 2 th, anak petani, anak miskin tanda tanya memang gan ???…duitnya dari mna kok gampang bggtt….Latar belakang si entrepreneur pemula tanpa modal uang inipun seringkali ditutupinya. Lebih sering dikatakan dia hanya berasal dari keluarga miskin-papa. Tidak pernah dikisahkan secara lengkap, bagaimana kok dia sampai dipercaya orang lain sehingga orang lain tersebut menyerahkan modal uangnya kepada dia. Siapa dibalik itu yang mendukungnya agar orang lain juga percaya kepadanya…juga tidak pernah disebutkan, mengingat dia kan barusan jadi entrepreneur … belum punya ‘track record’ positif dalam dunia bisnis…yoi semua cuman byk tipu tipuan aja…..