1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (302 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...
Published on: December 28, 2007 - 9:00 PM

Pembelajaran Pribadi Memimpin BISNIS Sendiri

Di sepanjang perjalanan hidup ini, saya belajar Kepemimpinan untuk menjalankan perusahaan dan bisnis-bisnis saya sendiri, secara Trial and Error, tanpa mengetahui prinsip-prinsip kepemimpinan, alias saya belajar kepemimpinan ini secara otodidak dan amatir, hehehe.. Meskipun begitu, saya ingin berbagi dengan Anda, mengenai Kepemimpinan, semoga Anda dapat mengambil manfaat dari membaca tulisan di Blog Saya ini. Tulisan ini berdasarkan pengalaman dan pengetahuan saya yang terbentuk secara  tak terduga bahkan berbelit-belit. Saat ini saya sedang berusaha menjadikan perusahaan saya sebagai Perusahaan Kepemimpinan.

Pemikiran saya sederhana saja, yaitu jika sebuah perusahaan memutuskan untuk menjalankan bisnisnya dengan cara memimpin orang-orangnya, bukan dengan memerintah mereka, maka para bawahannya akan merasa bebas untuk berinisiatif, mengutarakan pendapat kepada pemimpin mereka, berinovasi, dan bahkan untuk tidak setuju dengan pemimpin mereka. Hambatan yang ada pada sistem hierarki akan dihilangkan.

Dalam menetapkan tujuan perusahaan dan mengembangkan strategi dan visi perusahaan, maka pemimpin perusahaan akan mendapat bantuan dari para pemimpin di seluruh bagian perusahaan dan bawahannya. Sehingga dengan demikian, kepemimpinan akan melembaga, dan itulah sebabnya mengapa kepemimpinan akan memperbaiki kinerja secara dramatis, dibandingkan manajemen yang hierarkis, memerintah dan mengendalikan.

PeternakanAyam

Pertama-tama saya akan mengemukakan beberapa definisi. Kata “Kualitas” berarti elemen-elemen karakter atau sifat pribadi yang biasanya sulit (tetapi bukan tidak mungkin) untuk dipelajari, misalnya mengubah perilaku seseorang. Sementara “Atribut” adalah hal seperti keterampilan, dan karenanya lebih mudah dipelajari. Kebanyakan calon pemimpin dalam sebuah bisnis telah memiliki banyak kualitas dan atribut dasar sebelum mereka bergabung dengan perusahaan atau pun memulai bisnisnya sendiri. Kualitas dan Atribut dasar kepemimpinan ini biasanya sudah didapat saat masih kecil, di rumah, di sekolah, atau semasa sudah bekerja di perusahaan.

Peternakanku

Saya telah memilih kualitas dan atribut kepemimpinan bisnis dari tulisan-tulisan para pakar kepemimpinan, dengan beberapa adaptasi. Untuk menjadi seorang pemimpin bisnis atau sebutan kerennya seorang Chief Executive Officer (CEO), Anda harus mengembangkan semua kualitas dan atribut berikut ini:

  • DIPERCAYA
    • Para pakar kepemimpinan mencantumkan kualitas dapat dipercaya ini di bagian teratas daftar kualitas yang diperlukan oleh setiap pemimpin. Kelayakan untuk dipercaya adalah perwujudan dari integritas diri. Integritas adalah kejujuran yang dibawa melalui serat-serat diri dan seluruh alam pikir, ke dalam pikiran maupun tindakan yang sedemikian rupa, sehingga seseorang menjadi utuh di dalam kejujurannya.
    • Untuk layak dipercaya, setiap orang yang belajar menjadi pemimpin harus selalu mengatakan kebenaran.
    • Kejujuran dengan “presisi tinggi” adalah sebuah cara yang baik untuk mendapatkan kepercayaan, tiket masuk kepemimpinan.
  • KEADILAN
    • Perilaku adil dirumuskan sebagai sikap setara, timbal balik, tidak berprasangka, tidak memihak, dan obyektif.
    • Keadilan dan Kepercayaan harus berjalan bersamaan. Keduanya bukan hanya penting bagi CEO, tetapi bagi semua pemimpin di seluruh bagian perusahaan, dan menjadi integral dari sebuah budaya perusahaan.
  • PERILAKU TENANG DAN RENDAH HATI
    • Kesombongan, ketinggian hati, dan egoisme adalah perilaku yang beracun terhadap kepemimpinan.
    • Jika semua pemimpin perusahaan bersikap rendah hati dan berperilaku tenang dengan sikap informal, maka perilaku orang-orangnya dengan sendirinya akan cocok dengan budaya kepemimpinan.
  • MENDENGARKAN
    • Mendengarkan sepertinya bukan aktivitas yang penting. Namun sikap mendengarkan ini akan membesarkan hati bawahan untuk memberikan informasi penting dan berharga bagi perusahaan.
    • Pemimpin yang hebat tidak pernah berhenti mendengarkan. Mereka kecanduan mendengarkan, selalu waspada, menyiagakan telinga mereka ketika mereka bekerja, bermain, ketika mereka makan, bahkan ketika mereka tidur.
    • Ketrampilan mendengarkan ini dapat menangkap masalah dan kesempatan sebelum orang lain melihatnya.
    • Atribut mendengarkan, yang kelihatannya sederhana ini, bersama dengan keterbukaan pikiran, dapat menjadi sangat penting bagi perusahaan dan berperan dalam kemajuan perusahaan.
  • KETERBUKAAN PIKIRAN
    • Keyakinan diri adalah hal yang positif, tetapi keyakinan diri yang berlebihan akan menjurus kepada egoisme dan bahkan kesombongan, yang jelas menutup pikiran.
    • Setiap pemimpin yang berpikiran terbuka akan membuat penilaian yang lebih baik, belajar lebih banyak dari apa yang perlu diketahuinya, dan membentuk relasi yang lebih positif dengan bawahannya.
    • Kemauan untuk mendengarkan disertai pikiran terbuka yang selalu ingin memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru, akan menghasilkan ide, informasi, dan pendapat dua arah yang bebas antara pemimpin dan yang dipimpin.
    • Tidak sulit untuk menjaga keterbukaan pikiran, jika Anda telah mengakui nilai pentingnya. Salah satu caranya adalah: “Jangan pernah langsung berkata TIDAK.” Sisihkan waktu untuk memikirkannya sebelum membuat sebuah keputusan. Dan bersikaplah teliti terhadap usulan yang diajukan secara tertulis.
  • KEPEKAAN TERHADAP ORANG LAIN
    • Pemimpin tidak dapat memotivasi atau membujuk bawahan atau pun orang lain, tanpa memiliki perasaan tentang apa yang ada di benak mereka. Jadi, jika bawahan atau orang lain tidak jujur tentang apa yang mereka pikirkan (suatu harapan yang tidak realistis), maka pemimpin harus berusaha menemukan apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Inilah makna atribut kepekaan terhadap orang lain.
    • Kepekaan terhadap orang juga berarti bahwa pemimpin peka terhadap perasaan mereka. Pemimpin harus sopan, penuh pertimbangan, pengertian, dan berhati-hati bahwa apa yang dikatakan kepada seseorang tidak melunturkan semangatnya.
    • Pemimpin, terutama CEO harus berhati-hati untuk tidak terdengar mendiskusikan prestasi kerja seseorang dengan orang lain.
  • KEPEKAAN TERHADAP SITUASI
    • Situasi diciptakan oleh orang dan harus dihadapi oleh orang. Setiap pemimpin perusahaan harus dapat menggabungkan analisis yang teliti atas fakta-fakta dan kepekaan yang tinggi terhadap perasaan dan sikap orang-orang yang terlibat dalam suatu situasi misalkan perselisihan atau pertengkaran di perusahaan yang dipimpinnya.
  • INISIATIF, INISIATIF, INISIATIF
    • Inisiatif adalah salah satu atribut terpenting dari setiap pemimpin, dan ini juga mudah dipelajari. Yang penting adalah selalu siaga terhadap kesempatan.
    • Semua pemimpin yang ditempatkan secara strategis di seluruh perusahaan, berada dalam kondisi siaga untuk berinisiatif pada setiap kesempatan.
    • Tidak ada yang terjadi di dunia ini, tanpa inisiatif satu orang.
  • PENILAIAN YANG BAIK
    • Penilaian adalah kemampuan untuk menggabungkan data nyata, data yang dapat dipertanyakan, dan dugaan intuitif untuk sampai pada sebuah kesimpulan yang dibuktikan kebenarannya.
    • Penilaian yang berwujud tindakan adalah termasuk penyelesaian masalah yang efektif, rancangan strategi, penetapan prioritas, dan penilaian yang intuitif maupun yang rasional. Terpenting adalah kapasitas untuk menghargai potensi partner kerja dan lawan.
  • WAWASAN YANG LUAS
    • Wawasan yang luas adalah “sikap toleran terhadap pandangan-pandangan yang berbeda” dan “cenderung membolehkan sedikit penyimpangan dari perilaku konvensional”.
    • Atribut ini tentu saja berkaitan erat dengan pikiran yang terbuka, kemampuan beradaptasi, dan fleksibilitas.
    • Aspek-aspek lain dari wawasan yang luas adalah tidak terganggu oleh hal-hal kecil, bersedia melewati kesalahan-kesalahan kecil, dan mudah diajak bicara, serta memungkinkan untuk memiliki dan memupuk selera humor yang baik.
  • FLEKSIBILITAS DAN KEMAMPUAN BERADAPTASI
    • Kedua atribut ini berkaitan dengan sikap mendengarkan dengan pikiran yang terbuka.
    • Kemampuan untuk belajar cepat tentang bagaimana menemukan kebutuhan akan perubahan secara lebih cepat, memprakarsai perubahan, dan menyesuaikan diri dengannya.
  • KAPASITAS MEMBUAT KEPUTUSAN BENAR DAN DI SAAT TEPAT
    • Di dalam budaya kepemimpinan, orang cenderung untuk saling membantu dalam belajar mengambil keputusan, seperti juga dalam hal-hal lain untuk meningkatkan kinerja perorangan serta perusahaan.
    • Pengambilan keputusan yang ditunda atau tidak berhasil mengkomunikasikan keputusan, bukan hanya menurunkan kinerja yang efektif, tetapi juga menjengkelkan mereka yang menunggu keputusan.
    • Semua pemimpin, terutama CEO harus menyadari bahwa kecepatan dan kualitas keputusannya akan menjadi contoh bagi pemimpin lain di perusahaannya.
  • KAPASITAS UNTUK MEMOTIVASI
    • Atribut ini sangat dekat dengan inti konsep populer dari kepemimpinan, yaitu kapasitas untuk menggerakkan orang untuk bertindak, untuk berkomunikasi secara persuasif, dan untuk menguatkan kepercayaan diri dari yang dipimpin atau pengikut.
    • Jika pemimpin dapat merasakan apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh mereka yang dipimpinnya, maka melalui pengalaman sehari-hari, ia akan selalu siap untuk menentukan apa yang akan memotivasi mereka untuk tujuan bersama.
  • PERASAAN URGENSI
    • Penilaian yang baik biasanya memberikan sebuah rumusan yang masuk akal tentang seberapa besar urgensi yang diperlukan dalam situasi tertentu. Jika perasaan urgensi telah menyebar ke seluruh perusahaan, hal ini dapat membuat perbedaan yang besar, baik dalam efektivitas maupun efeisiensi, dan akan lebih memudahkan percepatan aktivitas.

Terlepas dari apakah rencana akhirnya adalah mengubah bisnis menjadi sebuah Perusahaan Kepemimpinan atau tidak, saya sudah mencoba berbagi pengalaman dan pengetahuan saya selama ini, setidaknya sebagai sebuah anjuran bahwa CEO segera mengambil langkah-langkah untuk menjadi seorang pemimpin. Terlepas dari bagaimana manajemen perusahaan pada saat ini, perubahan ini — dari mengelola ke memimpin — saya yakin akan meningkatkan efektivitas CEO dalam menjalankan bisnis secara keseluruhan.

Peternakan ayam

Dalam hal itu, saya yakin bahwa belajar memimpin akan membutuhkan usaha yang konsisten di 3 area yakni: belajar mendengarkan orang “secara aktif” dengan pikiran terbuka, menunjukkan kejujuran dengan “presisi tinggi” dalam semua hubungan, dan rendah hati serta mudah didekati. Jika dikombinasikan, perubahan perilaku CEO yang mendasar ini akan mendapat respon yang positif dari para pemimpin lainnya di perusahaan serta bawahannya.

Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

Twitter: @Wuryanano

Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (302 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...

1 thought on “Pembelajaran Pribadi Memimpin BISNIS Sendiri”

Leave a Comment

Your email address will not be published.