1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (276 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...
Published on: June 10, 2008 - 8:00 PM

Kasih Tulus Anak

Kasih Tulus Anak

Zhang Da seorang bocah yang harus menanggung beban hidup berat, ketika usianya masih sangat belia.

Tahun 2001, ketika usia menjelang 10 tahun, Zhang Da harus menerima kenyataan, ibunya lari dari rumah.

Sang Ibu kabur karena tidak tahan dengan kemiskinan yang mendera keluarganya.

Lebih tragis lagi, si ibu pergi karena merasa tidak sanggup lagi mengurus suaminya yang lumpuh, tidak berdaya, dan tanpa harta.

Dan ibunya sudah tidak mau menafkahi keluarganya.

Maka Zhang Da, yang tinggal berdua dengan ayahnya yang lumpuh, harus mengambil-alih semua pekerjaan keluarga.

Ia harus mengurus Ayahnya, mencari nafkah, mencari makanan, memasaknya, memandikan sang Ayah, mencuci pakaian, mengobatinya, dan mengurus rumahnya.

Yang luar biasa prima adalah Zhang Da tak mau putus sekolah. Setelah mengurus Ayahnya, ia pergi ke sekolah berjalan kaki melewati hutan kecil dengan mengikuti jalan menuju tempatnya mencari ilmu.

Usai sekolah, dia bekerja sampingan agar dirinya bisa membeli makanan dan obat untuk sang ayah, membantu pedagang di pasar sayur, sambil beroleh sayur mayur sisa yang tidak utuh lagi … untuk dimasak sepulang sekolah, buat makan bersama Ayahnya.

Dan siang sampai sore Zhang Da bekerja sebagai tukang pecah batu. Ia membawa keranjang di punggung dan pergi menjadi pemecah batu.

Upahnya ia gunakan untuk membeli aneka kebutuhan, seperti obat-obatan untuk ayahnya, bahan makanan untuk berdua, dan sejumlah buku untuk ia pejalari.

Zhang Da ternyata anak cerdas. Ia tahu ayahnya tidak hanya membutuhkan obat yang harus diminum, tetapi diperlukan obat yang harus disuntikkan.

Karena tidak mampu membawa sang ayah ke dokter atau ke klinik terdekat, Zhang Da mulai mempelajari bagaimana cara menyuntiknya.

Ia beli bukunya untuk ia pelajari caranya. Setelah bisa, ia membeli jarum suntik dan obatnya lalu menyuntikkannya secara rutin pada sang ayah.

Kegiatan merawat ayahnya terus dijalaninya hingga 5 tahun lamanya.

Rupanya kegigihan Zhang Da yang tinggal di Nanjing, Provinsi Zhejiang, menarik perhatian pemerintahan setempat.

Dan…

Pada Januari 2006 pemerintah China menyelenggarakan Penghargaan Nasional untuk Tokoh-Tokoh Inspiratif Nasional.

Dari 10 nama pemenang, satu di antaranya ada nama “Zhang Da”. Ternyata ia menjadi Pemenang Termuda.

Acara pengukuhan dilakukan melalui siaran langsung televisi secara nasional.

Zhang Da, si pemenang diminta tampil ke depan panggung. Seorang pemandu acara menanyakan kenapa ia mau berkorban seperti itu padahal dirinya masih anak-anak.

Dia menjawab: “Hidup ini harus terus berjalan. Tidak boleh menyerah, tidak boleh melakukan kejahatan.”

“Harus menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab,” tambahnya.

Setelah itu suara gemuruh penonton memberinya applaus.

Pembawa acara menanyainya lagi. “Zhang Da sebut saja apa yang kamu mau, sekolah di mana, dan apa yang kamu inginkan.”

“Berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah dan mau kuliah di mana.

Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan, sebutkan saja. Di sini hadir banyak pejabat, pengusaha, dan orang terkenal,” papar pembawa acara.

“Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!” lanjut pembawa acara.

Zhang Da terdiam…

Keheningan pun menunggu ucapannya.

Pembawa acara harus mengingatkannya lagi.

“Sebut saja!” katanya menegaskan.

Zhang Da yang saat itu sudah berusaha 15 tahun pun mulai membuka mulutnya dengan bergetar.

Semua hadirin di ruangan itu, juga jutaan orang yang menyaksikannya langsung melalui televisi, terdiam menunggu apa keinginan Zhang Da.

“Saya hanya mau Ibu saya kembali. Ibu… kembalilah ke rumah. Aku sekarang bisa membantu Ayah. Aku bisa cari makan sendiri.”

“Ibu kembalilah..!” kata Zhang Da penuh harap, yang disambut dengan tetesan air mata setiap penonton.

Zhang Da tidak meminta Hadiah Uang atau Materi lainnya. Dengan ketulusannya, dia sangat berbakti kepada orang tuanya.

Padahal saat itu semua yang hadir bisa membantu mewujudkannya.

Di mata Zhang Da … materi bisa dicari sesuai dengan kebutuhannya.

TETAPI…

“Seorang Ibu  dan kasih sayangnya, itu tidak ternilai harganya, tidak dapat dibeli dengan apa pun juga.

Semua di dunia ini dicari bisa didapat, tetapi satu yang tidak bisa dicari atau diganti adalah IBU.

Apa pun kesalahan dia, atau dosa, dia tetap seorang Ibu. Surga ada di bawah telapak kaki Ibu.

Seorang Ibu dengan susah payah dia berjuang antara mati dan hidup hanya untuk saya bisa  lahir ke dunia ini dengan selamat,” jelas Zhang Da.

SAHABAT…

Pesan dari Zhang Da adalah kasihilah ibumu dengan penuh ketulusan hati, jangan sampai suatu hari nanti, engkau menyesal tidak dapat melihatnya lagi. Penyesalan biasanya datang terlambat.

Berbahagialah, seseorang yang masih mempunyai Ibu, jangan sia-siakan beliau.

Jangan menangisi orang yang meninggalkanmu, namun berdoalah untuk orang yang sekarang ada bersamamu.

Jangan menangisi masa lalu, berdoalah untuk masa kini dan masa depan dengan segala tantangannya.

Segala Perkara yang ada dalam hidup ini, mulailah belajar memahami, bahwa tidak ada hal yang mustahil, yang tidak dapat diselesaikan. Segala persoalan pastilah ada solusinya.

Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College

Twitter: @Wuryanano

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (276 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...

Leave a Comment

Your email address will not be published.