1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (288 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...
Published on: February 17, 2010 - 8:00 PM

Sejarah, Misteri dan MITOS Gunung Merapi

Gunung Merapi adalah gunung api paling aktif di Indonesia, yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa.

Lokasi Gunung Merapi

Letak Gunung Merapi berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, berada di 4 wilayah kabupaten sekaligus, yakni Kabupaten Klaten, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Sleman.

Pengawasan Gunung Merapi ada di bawah Balai pengelola kawasan Taman Nasional Gunung Merapi di bawah Kementerian Kehutanan.

Sejarah Letusan Gunung Merapi

Catatan membuktikan aktivitas Gunung Merapi sebagai sebuah gunung api muda yang ada di zona subduksi Lempeng Indo-Australia, yang bergerak ke bawah Lempeng Eurasia.

Melansir dari laman Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), sejarah letusan merapi terbagi menjadi Empat Periode yaitu Pra Merapi, Merapi Tua, Merapi Muda dan Merapi Baru.

Periode Pra Merapi yang dimulai sejak sekitar 700.000 tahun lalu menyisakan jejak Gunung Bibi (2025 mdpl), yang masih terlihat berada di lereng timur laut Gunung Merapi.

Periode Merapi Tua aktivitas Gunung Merapi menyisakan bukit Turgo dan Plawangan yang lokasinya ada di lereng sebelah selatan.

Pada Periode Merapi Muda, yang terjadi antara 8000 sampai 2000 tahun lalu menyisakan kenampakan bukit Batu Lawang dan Gajah Mungkur, yang berada di lereng utara Gunung Merapi, serta kawah Pasar Bubrah. Di periode ini juga diperkirakan terjadi sebuah letusan besar.

Dan, Periode Merapi Baru, ditandai dengan terbentuknya kerucut puncak Merapi, yang disebut sebagai Gunung Anyar pada bekas kawah Pasar Bubrah, yang dimulai sekitar 2000 tahun lalu.

Setelahnya, sejarah letusan Gunung Merapi baru ditemukan tercatat pada masa kolonial Belanda sekitar abad ke-17. Sementara letusan sebelumnya hanya dicatat berdasarkan waktu relatif.

Sejak tahun 1600-an tercatat Gunung Merapi meletus lebih dari 80 kali atau rata-rata sekali meletus dalam 4 tahun.

Masa istirahat terpanjang Gunung Merapi yang pernah tercatat adalah selama 18 tahun yaitu pada abad ke-18 dan abad ke-19. Meski begitu ditemukan pula fakta bahwa masa istirahat berpengaruh kepada indeks letusannya, lebih tergantung pada sifat kimia magma dan sifat fisika magma.

Sejak tahun 1768 sudah tercatat lebih dari 80 kali letusan, dengan terjadinya letusan besar pada abad ke-19 yaitu tahun 1768, 1822, 1849, 1872, dan abad ke-20 yaitu antara tahun 1930-1931 (Newhall, 2000).

Saat erupsi besar pada 14 Juni 2006 yang meluluhlantakkan dusun Kaliadem, terjadi perubahan arah letusan ke arah tenggara dengan membentuk bukaan kawah yang mengarah ke Kali Gendol.

Karakteristik Letusan Gunung Merapi dan Wedhus Gembel

Dari tipe letusannya, Gunung Merapi dicirikan oleh magma yang naik ke permukaan, dan membentuk kubah lava di tengah kawah secara aktif di sekitar puncak.

Munculnya lava ini akan memengaruhi lava lama, yang menutup aliran, sehingga terjadi yang disebut dengan Guguran Lava.

Lava baru akan membentuk kubah, yang bisa mencapai ratusan ribu meter kubik per hari, dan cenderung tidak stabil.

Apabila kubah lava ini didorong oleh tekanan gas, akan menyebabkan sebagian longsor, sehingga terjadi awan panas guguran ke arah lembah sungai yang menjadi ancaman bahaya utama, dan dikenal warga setempat dengan sebutan Wedhus Gembel.

Mitos Gunung Merapi

Ada beberapa mitos tentang Gunung Merapi, yang dipercaya oleh masyarakat sekitar Gunung Merapi.

Menurut cerita dari kitab-kitab kuno, Gunung Merapi awalnya bernama Jamurdwipa dan terletak di Laut Selatan Jawa. Gunung indah ini menjulang tinggi, dan dijaga oleh sepasang empu, kakak beradik pengrajin keris.

Melihat Pulau Jawa nyaris tenggelam karena lebih condong ke arah barat, para dewa berniat memindahkan satu gunung ke tengah-tengah sebagai penyeimbang. Gunung Jamurdwipa ini dipilih, karena letaknya tidak seberapa jauh.

Sayangnya, saat itu kedua pengrajin keris belum merampungkan pekerjaannya. Mereka meminta sedikit waktu, namun para dewa menolak dan segera memindahkan gunung ke lokasi Merapi saat ini.

Akhirnya, sepasang empu pengrajin keris itu mengancam, jika gunung dipindahkan secara paksa dengan kondisi perapian masih menyala, maka kelak akan terjadi petaka abadi. Benar saja, magma di dalam Merapi hingga kini tidak henti-hentinya memanas. Hanya menunggu waktu saja untuk meletus dan mengalir ke luar.

Tak hanya legenda asal usul terbentuknya Gunung Merapi, beberapa tempat juga diyakini oleh masyarakat sekitar, termasuk oleh para pendaki, bahwa tempat-tempat itu memiliki suasana angker dan terbukti kebenarannya.

1. Pasar Bubrah

Tempat angker paling terkenal di Gunung Merapi adalah Pasar Bubrah. Pasar Bubrah merupakan sebuah punggung bukit, tepat berada di bawah kawah Merapi. Keadaan di lokasi ini cukup datar dan didominasi oleh bebatuan sisa letusan terdahulu.

Di lokasi ini tidak terdapat pepohonan tinggi besar. Jaraknya hanya satu kilometer sebelum kawah puncak Merapi, menjadikan Pasar Bubrah sebagai lokasi favorit untuk beristirahat. Banyak pendaki mendirikan tenda di sini untuk bermalam, dan menunggu matahari terbit keesokan harinya.

Nah, ketika malam hari itulah para pendaki biasanya mendengar suara riuh di lokasi tersebut.

Masyarakat setempat dan pendaki yang pernah ke sana, percaya bahwa tempat itu sangat angker. Banyak orang meyakini lokasi itu sebagai pasar besar Keraton Merapi, dan pada batu besar yang berserakan di daerah itu dianggap sebagai warung dan meja kursi milik roh dan makhluk halus. Ketika para pendaki mencapai kawasan ini, mereka dihimbau untuk menjaga kata dan perilaku.

2. Bunker Misteri Gunung Merapi

Pada suatu hari, ada seorang wisatawan mengikuti lava tour dan perlahan menghampiri bunker. Bunker di Merapi itu memiliki tangga menurun ke arah pintu. Dia turun dan menengok situasi di dalam bunker yang gelap.

Setelah pintu besi bunker didorong, terlihat satu ruangan lapang seukuran ruang kelas di dalam bunker. Bentuk ruangannya setengah lingkaran, dengan bekas lahar panas yang telah membatu di tengah bunker. Satu-satunya sumber penerangan hanyalah cahaya dari pintu masuk bunker. Beberapa saat kemudian, wisatawan segera beranjak keluar dari bunker, ketika tiba-tiba ada suara menangis di dalam bunker.

3. Keraton Merapi

Gunung Merapi dikuasai oleh kerajaan gaib yang sering disebut sebagai Keraton Merapi. Keraton Merapi ini sudah ada semenjak jaman Keraton Mataram. Bedanya, Keraton Merapi semuanya dihuni dan dikendalikan oleh bangsa jin.

Keraton Merapi dikenal memiliki hubungan erat dengan Keraton Mataram pada masa lampau. Ada cerita yang mengatakan jika Keraton Merapi membantu Kerajaan Mataram untuk mengalahkan Kerajaan Pajang dengan cara menewaskan pasukan Kerajaan Pajang lewat letusannya.

Keraton Merapi memiliki banyak tokoh terkenal,, yang namanya sudah tidak asing lagi di telinga penduduk sekitar Merapi.

Berikut adalah beberapa tokoh, yang dipercaya sebagai penghuni dari Keraton Merapi:

Eyang Merapi

Eyang Merapi merupakan seorang raja alias pemimpin dari para makhluk gaib yang mendiami Keraton Merapi.

Eyang Sapu Jagad

Eyang Sapu Jagad merupakan penunggu kawah Merapi dan menjadi pengambil keputusan, apakah Merapi akan meletus atau tidak. Eyang Sapu Jagad memiliki dua orang panglima, yang bernama Kyai Grinjing Wesi dan Kyai Grinjing Kawat.

Eyang Megantara

Eyang Megantara merupakan salah satu tokoh pemuka yang tinggal di puncak Merapi. Tugasnya adalah untuk mengendalikan cuaca dan mengawasi daerah sekitar Merapi.

Nyi Gadung Melati

Nyi Gadung Melati merupakan pimpinan para pasukan wanita Keraton Merapi, dan bertugas untuk menjaga kesuburan tanaman dan menjaga binatang ternak di sekitar Gunung Merapi.

Eyang Antaboga

Eyang Antaboga ditugaskan untuk menjaga keseimbangan gunung, agar tidak sampai tenggelam ke dalam bumi.

Kyai Petruk

Kyai Petruk bertanggung jawab terhadap keselamatan penduduk sekitar Merapi. Ia muncul tiap kali Gunung Merapi menunjukkan peningkatan aktivitas. Kyai Petruk ditugaskan untuk memberi tahu warga ketika akan terjadi letusan, sehingga mereka dapat menyelamatkan diri. Kemunculan Kyai Petruk akan ditandai dengan suara seperti terompet, yang menggambarkan suara dari aktivitas Gunung Merapi.

Kyai Sapu Angin

Kyai Sapu Angin merupakan salah satu pimpinan roh halus, yang bertugas untuk mengatur arah angin.

Kyai Wola Wali

Kyai Wola Wali merupakan salah satu tokoh yang tugasnya adalah untuk menjaga dan membersihkan teras Keraton Merapi.

Kartadimejo

Kartadimejo adalah komandan pasukan, yang juga bertugas untuk menjaga ternak dan satwa yang ada di sekitar gunung. Ia juga sering memberikan informasi mengenai waktu terjadinya letusan kepada penduduk di sekitar Gunung Merapi.

4. Hutan-hutan Angker

Hutan yang dianggap angker yaitu Hutan Patuk Alap-Alap, yang digunakan sebagai tempat penggembalaan ternak milik Keraton Merapi. Ada lagi, Hutan Gamelan dan Bingungan, serta Hutan Pijen dan Blumbang. Beberapa jenis Binatang Keramat tinggal di hutan sekeliling gunung Merapi ini.

Hubungan Magis Gunung Merapi dan Laut Selatan

Hubungan magis Laut Selatan dan Gunung Merapi ini digambarkan melalui Garis Imajiner yang terletak lurus dengan Keraton Yogyakarta.

Dalam Kisah Tanah Jawa, menyebutkan bahwa hubungan magis Laut Selatan dan Gunung Merapi masih sangat kuat.

Laut Selatan melambangkan perempuan, dan Gunung Merapi melambangkan laki-laki, seperti hubungan antara Tugu Golong Gilig dan Panggung Krapyak, simbol Lingga dan Yoni sebagai lambang kesuburan. Dari semuanya itu, Keraton Yogyakarta menjadi pusatnya, menjadi penghubung dan penyeimbang di antara keduanya,

Ketika terjadi erupsi Gunung Merapi, akan selalu diikuti dengan bergolaknya Laut Selatan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan magis antara Gunung Merapi dengan Laut Selatan. Dan peristiwa tersebut diyakini oleh penduduk sekitar, terjadi karena kerusakan moral dan spiritual, yang membuat penguasa Merapi dan Laut Selatan marah.

Pentingnya menjaga keberadaan tradisi lokal, seperti ritual-ritual penghormatan terhadap Gunung Merapi maupun Laut Selatan, dapat menumbuhkan integrasi harmonis masyarakat Jawa pada khususnya, untuk bersama-sama saling menghargai keseimbangan alam.

Salam Rahayu…

Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

Twitter: @Wuryanano

Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (288 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...

Leave a Comment

Your email address will not be published.