Kalau Saya ditanya tentang alokasi dana yang paling besar dalam bisnis, maka jawabnya adalah dana untuk meningkatkan kinerja pemasaran guna berhasilnya suatu penjualan yang bisa menciptakan “market awareness”. Meskipun dengan dana besar begitu, ini belum tentu bisa membuahkan hasil sesuai dengan harapan. Apalagi jika tenaga pemasar yang di lapangan, tidak benar-benar menguasai “product knowledge”, tidak paham tentang keunggulan-keunggulan produk, dan belum mengerti benar tentang seluk-beluk produk yang dipasarkannya.
Kondisi yang demikian itu akan semakin memperburuk kinerja penjualan produk dan jasa yang dipasarkannya. Dan, biasanya Saya juga ikutan “puyeng tujuh keliling” jika perusahaan Saya sudah mengeluarkan dana besar, tapi kok hasilnya sedikit banget… tidak sesuai harapan awalnya. Bisa capee’ deeh… Saya harus introspeksi diri, apakah strategi pemasaran di perusahaan Saya belum di-upgrade atau pelatihan tenaga pemasar tidak efektif, sehingga penjualan produk tidak mengalami peningkatan, stagnan, bahkan ada kecenderungan menurun.
Tetapi itu dulu, saat pertama kali Saya memulai berbisnis. Dan, Alhamdulillah… sekarang kesalahan-kesalahan dalam pemasaran tersebut sudah jauh berkurang, karena Saya telah belajar banyak dari kesalahan-kesalahan bisnis di masa lalu.
Sekarang ini, Saya ingin membagi pengalaman dengan Anda dari kesalahan-kesalahan program pemasaran Saya, guna berhasilnya suatu penjualan yang bisa menciptakan “market awareness”. Dan, ini hanya sebatas pengalaman Saya saja yaa, semoga Anda bisa mengambil hikmahnya. Jika Anda masih menemukan kekurangannya pada uraian saya di bawah ini, dimohon untuk mencarinya sendiri yaa.
Setidaknya ada 6 Kesalahan Umum, yang dulunya pernah Saya lakukan seperti berikut:
1. Salah Strategi Pemasaran
- Di perusahaan Saya ada beberapa divisi, salah satunya adalah Divisi Marketing. Nah, dulunya divisi ini membangun strategi pemasarannya untuk penjualan, tanpa menerima masukan (input) dari pelanggan (customer). Akibatnya konsep pemasarannya tidak berkaitan dengan customer. Sehingga menyebabkan hal-hal fundamental yang menggerakkan customer untuk mau membeli produk, menjadi tidak dipahami.
2. Tidak Menguasai Peta Kompetisi
- Dulu, Saya memang tidak mengerti bahwa sangat penting untuk menguasai “peta kompetisi” ini. Karena ternyata “peta kompetisi” ini merupakan hal sangat vital dan tidak boleh kita tinggalkan pada saat menyusun strategi pemasaran agar berhasil dalam penjualan. Dengan “peta kompetisi”, kita jadi tahu, siapa saja perusahaan kompetitor pasar kita. Tahu keunggulan dan kelemahan mereka. Sehingga kita bisa mengantisipasinya secara dini.
3. Kesalahan Motivasi
- Setiap orang di Divisi Pemasaran semestinya memang diberikan motivasi tinggi untuk berhasilnya penjualan produk perusahaan. Dengan motivasi diri yang bagus, maka mereka akan mampu menjalankan tugas untuk mencapai tingkat penjualan sesuai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dengan motivasi tinggi, mereka tidak akan mudah patah semangat.
4. Lambat Merespons Prospek
- Setiap orang di Divisi Pemasaran harus menguasai seluruh informasi tentang produk yang dipasarkan…tidak boleh tidak! Perusahaan memang harus membuat pedoman tentang “product knowledge” agar setiap orang, khususnya di Divisi Pemasaran memahami dengan benar tentang produk yang dipasarkannya tersebut. Dengan demikian informasi yang dibutuhkan oleh customer, saat itu juga bisa dipenuhi, sehingga mereka bisa langsung me-respons prospek.
5. Memakai Pesan Generik
- Jika kita memberikan pesan yang sifatnya terlalu umum atau generik atas suatu produk, maka seringkali justru membuat customer tidak paham tentang kehebatan dan keunikan produk kita, karena mereka hanya mengetahui sedikit sekali. Oleh karena itu, kita harus memberikan informasi yang rinci/detil tentang produk kita… sehingga semakin banyak dan detil informasi produk ke customer, maka pihak customer juga akan makin tinggi pula kecenderungannya untuk membeli produk…animo customer untuk membeli semakin bagus.
6. Komunikasi / Informasi / Pesan Tidak Tepat Sasaran
- Keunggulan dan keunikan suatu produk semestinya bisa digambarkan maupun dituliskan dengan gambar dan bahasa yang mudah dipahami oleh customer… jika kita membuat sebuah brosur, pamflet, flyer, spanduk, dll. Jika pesan yang kita sampaikan ke customer itu tidak dipahaminya, maka bersiap-siaplah untuk banyak menerima complain dari customer. Semestinya pesan itu disampaikan secara jelas dan lengkap, sehingga customer bisa memahami secara mudah dan mendalam tentang produk kita.
Demikian uraian Kesalahan Umum yang pernah Saya lakukan dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis. Semoga bermanfaat bagi rekan-rekan Entrepreneur. Hindari kesalahan ini, sehingga alokasi dana promosi bisnis Anda menjadi lebih efektif dan efisien.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Twitter: @Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College