1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (328 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...
Published on: September 1, 2011 - 9:00 PM

Berhentilah MENYALAHKAN Orang Lain

Kebanyakan orang, ketika sesuatu tidak memenuhi harapannya atau merasa dirugikan oleh keadaan saat itu, akan memunculkan asumsi, “Ini pasti kesalahan orang lain!” Anda dapat membuktikan bahwa asumsi semacam ini ada pada sebagian besar orang yang Anda temui atau Anda kenal. “Ada yang hilang, pasti ada orang yang mengambilnya atau mencurinya”, “Mobil ini tidak enak dikendarai, pasti montirnya tidak becus”, “Proyek terlambat diselesaikan, karena rekan kerja tidak cepat mengerjakan bagiannya”, dan begitulah seterusnya asumsi yang terbentuk di sebagian besar orang.

Jenis pikiran yang MENYALAHKAN ini sepertinya sudah menjadi kebiasaan dan tradisi pada kebanyakan orang, bahkan dapat menjadi bagian dari budaya bangsa, bila tidak cepat ditangani secara sadar oleh orang per orang. Pada tingkat perorangan, pikiran seperti ini membawa diri kita untuk percaya, bahwa kita tidak benar-benar bertanggung jawab terhadap tindakan diri sendiri, problem kita, atau kebahagiaan kita.

Pada tingkat sosial, jenis pikiran seperti ini akan menyebabkan putusan hukum yang ceroboh, dan dapat menyebabkan seorang penjahat terbebas dari tuntutan. Dan, ini sudah dapat kita lihat terjadi di negeri tercinta ini. Bagaimana koruptor kelas kakap tetap bebas berkeliaran menikmati manisnya uang hasil korupsi. Dan, pencuri sandal jepit harus meringkuk di dalam penjara yang sempit dan jorok. Inilah kenyataannya!

Bila kita bersikap suka menyalahkan orang lain, kita akan menyalahkan orang lain karena rasa marah, iri hati, dengki, frustasi, stres, dan karena rasa tidak bahagia diri kita. Sehingga kita sering keliru dalam menentukan sikap kita terhadap orang lain. Berkaitan dengan kebahagiaan pribadi, Anda tidak dapat menjadi tenang, bila pada saat bersamaan, Anda juga menyalahkan orang lain.

Memang, ada kalanya orang lain dan suatu keadaan ikut berkontribusi pada masalah-masalah kita, namun bagaimana pun juga, kitalah yang 100% bertanggung jawab pada kebahagiaan kita sendiri. Pahamilah bahwa keadaan tidak membentuk seseorang, keadaan hanya mengungkapkannya.

Sekarang uji cobalah pada diri Anda sendiri. Amatilah apa yang terjadi, bila Anda berhenti menyalahkan orang lain atas segala sesuatu yang terjadi dalam hidup Anda. Ini tidak berarti membuat orang lain tidak bertanggung jawab atas tindakannya. Tetapi, ini memberi arti bahwa Anda bertanggung jawab 100% atas kebahagiaan Anda sendiri, dan atas reaksi Anda terhadap orang lain, dan keadaan di sekeliling Anda.

Hal paling penting untuk dipahami adalah, bila Anda tidak bahagia, ingatkan diri sendiri bahwa Andalah satu-satunya orang yang dapat membuat diri Anda bahagia.

Menyalahkan orang lain membutuhkan energi besar. Itu pola pikiran yang menenggelamkan, melemahkan, merusak dan menciptakan stres serta berbagai penyakit yang menggerogoti tubuh dan jiwa kita. Menyalahkan orang lain membuat Anda TIDAK PUNYA KEKUATAN atas hidup Anda sendiri, karena kebahagiaan Anda bergantung pada tindakan atau perilaku orang lain.

Bila berhenti menyalahkan orang lain, Anda akan mendapatkan kembali kekuatan pribadi Anda. Anda akan merasa bahwa Andalah yang berhak membuat pilihan. Anda akan menyadari bahwwa bila marah, Anda sedang memainkan peran utama dalam menciptakan perasaan diri sendiri. Ini berarti, Anda juga dapat memainkan peran utama dalam menciptakan perasaan baru yang lebih positif, lebih baik dan membahagiakan Anda.

Hidup akan menjadi sangat menyenangkan, dan lebih mudah dikelola, bila Anda berhenti menyalahkan orang lain. Segera cobalah, uji coba ini pada diri Anda sendiri. Dan lihatlah perubahan yang sangat membahagiakan diri Anda sedang terjadi.

Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

Twitter: @Wuryanano

Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (328 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...

Leave a Comment

Your email address will not be published.