Kita mengalami banyak hal setiap hari, yang tidak selalu sejalan dengan keinginan kita. Bagaimana kita mempersepsikan hasilnya, merupakan sesuatu yang sangat pribadi dan tergantung pada “realitas” kita sendiri. Jadi, bagaimana seharusnya kita memandang sebuah kegagalan? Ini adalah PERSEPSI dan sebuah KEYAKINAN, bukan HASIL maupun FAKTA.
Anda perlu ingat, bahwa ada dua cara untuuk melihat kesalahan, dan seringkali ketika terjebak dalam pikiran negatif, banyak orang melupakan cara yang lain. Anda dapat melihat kesalahan dengan cara:
- Mengkritisi KESALAHAN Anda.
- Mengkritisi DIRI Anda karena membuat kesalahan tersebut.
Apa perbedaan kedua cara mengkritisi tersebut?
Jika Anda mengkritisi kesalahan Anda, cara Anda menangani sesuatu atau tindakan keliru lainnya, maka Anda akan lebih produktif, karena akan mempelajari sesuatu dari situasi tertentu. Hal penting adalah penekanannya terhadap kesalahan, BUKAN terhadap pribadi Anda. Dengan begitu, Anda dapat melakukan banyak hal melalui cara yang berbeda, meskipun dalam situasi serupa, di kemudian hari. Jika tidak terlalu kritis terhadap diri sendiri, Anda tidak menghabiskan energi emosional diri Anda.
Sebaliknya, ketika Anda mengkritisi diri sendiri, fokusnya adalah Anda, dan BUKAN kesalahan yang Anda lakukan. Banyak orang melihat dirinya sendiri sebagai sebuah kegagalan, karena telah melakukan kesalahan dan gagal, atau karena tidak dapat menangani sesuatu dengan baik. Ini membuat mereka enggan mengambil kesempatan di kemudian hari.
Pikiran kita adalah aset sekaligus musuh yang paling berharga, ketika kita berhadapan dengan situasi yang menakutkan.
Sebuah keberhasilan, seringkali berada tidak jauh dari kegagalan-kegagalan yang Anda alami. Ketakutan pada kegagalan, yang dikombinasikan dengan penundaan, akan membuat hal-hal besar di depan Anda tertutup oleh pikiran negatif. Seseorang yang telah memiliki rasa rendah diri, sekaligus sangat peduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya, maka ia akan mempertahankan rasa takutnya terhadap kegagalan.
Ingatlah kisah Thomas Alfa Edison dengan 700 kali percobaannya sebelum menemukan bola lampu. Ketika ditanya bagaimana rasanya gagal sebanyak 700 kali, ia menjawab: “Saya tidak gagal 700 kali, bahkan saya tidak pernah gagal sekali pun. Saya telah berhasil membuktikan bahwa ketujuh ratus cara tersebut tidak akan berhasil. Ketika saya telah mengeliminasi semua cara yang tidak akan berhasil, saya pasti akan menemukan cara yang dapat berhasil.”
Sikap Edison itu adalah sikap yang sehat dan dapat kita pelajari sebagai gambaran dari sebuah perspektif yang baik.
Cobalah Anda merenungkannya. Satu cara akan mengkritisi diri sendiri, yang tidak membantu mengarahkan hidup Anda menjadi lebih produktif atau pun positif. Anda akan membuang-buang energi berharga yang mungkin akan lebih bermanfaat digunakan untuk berubah.
Sementara itu, cara lainnya adalah dengan melihat kegagalan sebagai jalan untuk mencapai keberhasilan. Sepanjang kita dapat mempelajari sesuatu dari pengalaman tersebut, dan melalui cara berpikir baru yang meminimalkan kesalahan-kesalahan itu di masa mendatang, berarti kita sudah membuat kemajuan yang signifikan.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Twitter: @Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College