Manusia selaku makhluk sosial, tentu senantiasa berhubungan dengan sesamanya. Dan, dalam hubungan-hubungan dengan sesama ini, kadangkala ada ketidakcocokan, entah itu berbeda pemikiran, beda pendapat atau pun tindakan. Di sinilah sebenarnya letak kehebatan manusia sekaligus tantangan, yang dianugerahi oleh TUHAN Yang Maha Kuasa, dengan pikiran; untuk memilih dan memilah, mana pemikiran yang baik, dan mana yang tidak bermanfaat… inilah bentuk tantangannya… memilih dan memilah informasi yang masuk ke dalam pikiran, untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Pada umumnya, kebanyakan orang berselisih paham, yang mengakibatkan pertengkaran adalah tentang tugas kerja, dan cara melakukannya. Mereka bertengkar tentang politik, ekonomi. sosial, atau pun mengenai budaya, urusan perusahaan, bahkan tentang di mana akan makan pun dapat menyulut emosi pertengkaran. Mereka bertengkar tentang hal-hal besar, dan hal-hal kecil. Namun satu hal pasti, orang tidak akan pernah memenangkan pertengkaran.
Yaah, sebuah fakta yang menakjubkan. Anda tidak akan dapat memenangkan pertengkaran. Bertengkarlah dengan pasangan hidup Anda, tentang apa saja… kemana akan liburan, di mana sebaiknya membeli sesuatu, barang bermerek apa yang paling cocok, bagaimana mendidik anak-anak Anda, di mana Anda akan menyekolahkan anak-anak Anda, dan sebagainya… maka apa yang akan terjadi? Dipastikan Anda akan kalah! Keributan akan timbul sebagai akibatnya! Dan, keributan itu akan menjadi reaksi berantai, yang sangat mengkhawatirkan bagi kedamaian diri Anda.
Sebelum Anda menyadarinya, sebuah pertengkaran yang kelihatannya tidak penting… menciptakan banyak LEDAKAN lisan baru, yang sangat menimbulkan permusuhan akibat kata-kata yang terucap menjadi tidak terkontrol. Dan masing-masing pihak cenderung menyerang pribadi-pribadi yang terlibat pertengkaran. Akibatnya dapat diduga, semakin timbul rasa permusuhan karena masing-masing orang mempertahankan pendapatnya bahwa dirinyalah yang paling benar.
Anda tentu pernah melihat pertengkaran antara pemain bola dengan wasit. Apa yang kemudian terjadi? Pemain yang bertengkar dengan wasit, justru mendapatkan hukuman lebih berat, bahkan dapat dikeluarkan dari pertandingan, di denda atau pun di-skors. Bertengkarlah dengan polisi lalu-lintas ketika Anda kena tilang, dan sebuah tambahan pelanggaran ekstra akan ditambahkan ke dalam surat tilang Anda.
Ketika dua orang bertengkar, masing-masing akan memeras otak untuk membuktikan kebenaran pendapatnya. Dan, semakin lama pertengkaran terjadi, masing-masing orang semakin yakin bahwa dialah yang benar. Inilah sebuah hukum yang perlu Anda ingat. makin lama dan semakin mendalam suatu pertengkaran, semakin yakinlah setiap pihak bahwa dialah yang benar. Pertengkaran akan membuat setiap pihak berada dalam posisi bertahan. Dan, setelah seseorang terpaksa bertahan membela pendapatnya, dia akan semakin menggali banyak bukti untuk membuktikan bahwa dia benar. Pertengkaran tidak mengubah pikiran siapa pun!
Saya, Wuryanano, adalah salah seorang yang paling tidak setuju dengan gelaran-gelaran DEBAT yang saat ini seakan sudah menjadi trend, ketika berlangsung Pemilihan Umum: Pemilihan Kepala Daerah (Gubernur, Walikota, Bupati, Camat, Lurah) dan Pemilihan Presiden. Pertanyaan saya, apakah perdebatan, yang sejatinya merupakan pertengkaran, meskipun sudah dirumuskan dengan mengikuti peraturan dasar tertentu, akan mengubah pendirian orang tentang Calon yang mereka pilih? Saya yakin jawabannya adalah TIDAK.
Satu-satunya alasan kuat, untuk menyetujui perdebatan dengan lawan dalam kampanye politik adalah supaya Calon dapat mempertahankan dukungan yang sudah diperolehnya. Menolak berdebat dengan lawan, membuat seorang Calon kelihatan seperti pengecut, dan ini mungkin dapat membuatnya kehilangan suara; bukan karena faktor apa yang dikatakannya dalam perdebatan.
Saya sendiri bersama dengan 14 orang lainnya adalah para Juara 1 dalam ajang Apresiasi PTK-PAUDNI Tingkat Jawa Timur.Dan, selama 2 x 6 hari harus menjalani pelatihan di Training Center (TC) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, juga punya potensi terjadi perselisihan paham yang dapat berakibat pertengkaran. Kami, 15 orang ini berasal dari berbagai latar belakang, dan sebagian besar sebelumnya tidak pernah mengenal satu sama lain. Lima belas otak, lima belas pemikiran, dikumpulkan menjadi satu kesatuan dalam TC selama 2 x 6 hari, dan harus dapat bekerja sama dengan baik.
Suatu hal yang membutuhkan kekompakan itu bukan perkara mudah. Namun, kami ber-limabelas ini ternyata tidak menemui kendala berarti, sehingga kekompakan kami begitu cepat terjalin, bahkan kami pun menjadi senang, mendapat tambahan teman, bahkan saudara baru, yang masing-masing sangat menyenangkan. Bagaimana ini dapat terjadi? Jawabannya, karena masing-masing dari kami menyadari bahwa apa pun yang kami terima dan jalani selama di TC adalah untuk kepentingan bersama, mengangkat nama Provinsi Jawa Timur, bukan semata-mata demi kepentingan pribadi.
Kami bertekad untuk menjadi JUARA UMUM NASIONAL, di samping masing-masing pribadi juga harus menjadi Juara 1 pada masing-masing kategori lomba, yang harus kami raih dalam ajang Apresiasi PTK-PAUDNI Nasional di Batam, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada tanggal 2 – 8 Oktober 2013 mendatang. Semoga tekad membara kami ini memperoleh ridho ALLAH SWT. Sukses dan Berkah Selalu! Amien.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Twitter: @Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College