Hidup, selalu dipenuhi dengan hasrat untuk memuaskan kesenangan dan kepentingan diri sendiri, keinginan untuk memiliki, dorongan untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya. Hidup semacam ini sesungguhnya adalah hidup yang tidak layak untuk dijalani.
Hidup sesungguhnya adalah hidup dengan kesadaran tinggi, mendedikasikan diri, mempersembahkan pelayanan terbaik untuk menghidupi kehidupan.
Hidup yang terus menerus mengeluhkan, meratapi, dan menyalahkan kehidupan, adalah hidup yang sangat memprihatinkan.
Dalam ranah Hukum Semesta atau The Law of Universe, banyak orang membicarakan dan membahas kehebatan Hukum Tarik Menarik, yang lebih dikenal dengan sebutan The Law of Attraction atau LOA.
Buku “The Secret” dari Rhonda Byrne, juga mengulas tentang hukum tarik menarik ini, bahwa jika ingin mendapatkan sesuatu, seseorang cukup hanya dengan memikirkan, membayangkan (mem-visualisasikan), merasakan (men-sensualisasikan), seolah-olah sudah menerima, dan memiliki sesuatu itu.
“Sesuatu akan menarik pada dirinya, segala hal yang satu sifat dengannya.” Prinsipnya, apa pun yang anda tarik dalam kehidupan, adalah sesuatu yang sebelumnya telah menjadi fokus, perhatian, dan curahan segenap energi pikiran anda. Bahkan meskipun sesuatu tersebut merupakan sesuatu yang sebenarnya tidak anda inginkan.
Anda pasti pernah mendengar atau membaca hal berikut:
“Anda adalah apa yang anda pikirkan.”
“Anda adalah apa yang anda rasakan.”
“Tidak ada yang tidak mungkin.”
“Anda bisa mendapatkan apa pun yang anda inginkan.”
Jadi, apa pun yang anda yakini, percayai, pikirkan, rasakan, bayangkan secara intens, persisten, dan konsisten, maka pada akhirnya akan menjadi kenyataan.
Tidak ada yang salah dengan LOA, namun jika dalam pelaksanaannya, tanpa pernah ada usaha (tindakan) yang anda lakukan, maka hal ini akan menjadi sia-sia.
Jadi, dalam LOA, anda tidak bisa hanya dengan membayangkan, memfokuskan, memimpikan, dan merasakan semata, melainkan harus ada tindakan nyata yang perlu anda lakukan.
Membahas LOA itu menarik sebab ini adalah komoditas yang masih dan akan terus laris manis sampai kapan pun.
Dan hal-hal yang berbau duit, rejeki, dan kekayaan, pasti banyak diburu, dikejar, dibeli, dicari, dan diikuti oleh banyak orang.
Masalahnya, sebagian besar ternyata masih banyak salah kaprah dalam memahami Hukum Tarik Menarik ini. Sebagian dari mereka hanya membaca dari buku fenomenal “The Secret” dan menyimpulkan sendiri, sehingga menjadi salah dalam memahaminya.
Kesalahan pemahaman tentang Hukum Tarik Menarik oleh sebagian orang setelah membaca buku “The Secret” adalah selalu menganggap bahwa inti dari LOA (The Law of Attraction) adalah “Visualisasi”. Perlu anda pahami, bahwa Visualisasi bukan merupakan inti dari LOA.
Beberapa hal penting yang perlu dikuasai untuk memahami tentang LOA.
1. Kenali Diri Anda Dengan Baik Dan Benar
Sebelum memahami LOA, anda harus memahami dulu dengan baik dan benar, siapa diri anda sesungguhnya. Saat anda sudah mengenali dengan baik dan benar, siapa diri anda, ini akan menjadikan diri anda magnet kehidupan..
Mungkin anda menganggap “momen” paling penting dalam hidup adalah ketika anda di lahirkan. Namun, momen yang jauh lebih penting adalah ketika anda mengetahui:
– Mengapa anda dilahirkan ke dunia ini.
– Apa tujuan Tuhan menciptakan anda di bumi ini.
– Peran dan misi besar apa, yang Tuhan titipkan pada anda di bumi ini.
Apa yang harus anda lakukan, agar amanah Tuhan ini, bisa anda jalankan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Saat anda sudah “mengetahui” dan bisa menjawab dengan tepat hal-hal di atas, dan segera mengambil tindakan, maka kehidupan anda tak akan pernah sama lagi. Kapasitas daya tarik anda, dengan sendirinya aktif dan secara otomatis akan mudah menarik apa pun, bahkan sering tanpa upaya keras sekali pun.
2. Kenali Hukum LOA Dan Hukum Semesta Lainnya Dengan Benar.
Banyak orang menyebut LOA, tapi tidak paham artinya, termasuk juga ilmu tentang Kekuatan Pikiran dan berbagai istilah lainnya; bisa mengatakan tapi tidak paham artinya.
– Apa yang ditarik dan apa yang menarik.
– Mengapa sesuatu bisa tertarik.
– Bagaimana sesuatu bisa tertarik.
– Apa yang menyebabkannya tertarik.
Penting dipahami adalah sesuatu yang menarik segala peristiwa / kejadian itu bukan cuma dari pikiran, atau perasaan anda sendiri, tapi juga buah dari tindakan anda.
Oleh sebab itu, anda juga mesti memahami cara kerja Hukum Semesta (The Law of Universe) lainnya, sebab LOA tidak bisa berdiri sendiri, dan sangat terkait dengan:
-The Law of Intention
-The Law of Attention,
-The Law of Focus,
-The Law of Connection,
-The Law of Vibration,
-The Law of Visualization,
-The Law of Sensualization,
-The Law of Acceptance,
-The Law of Grateful,
-The Law of Abundance,
-The Law of Action, dll
Contohnya, jika anda ingin memiliki daya tarik yang besar atas sesuatu, agar LOA anda sangat kuat, maka pertama harus anda benahi adalah luruskan niat anda saat melakukan sesuatu (The Law of Intention).
Perbesar dan perluas niat anda melakukan sesuatu, bukan hanya untuk memuaskan kepentingan pribadi, tapi untuk melayani, dan memudahkan urusan orang lain, membantu, meringankan, dan menolong hidup orang lain.
Lalu berikan perhatian (The Law of Attention) dan fokuskan pikiran anda (The Law of Focus) pada hal yang anda inginkan.
Saat anda sudah memberikan perhatian dan fokus pada sesuatu, otomatis anda langsung terhubung (The Law of Connection) dengan sesuatu yang anda inginkan, lalu tingkatkan intensitas emosi anda (The Law of Vibration).
Setelah itu bayangkan (The Law of Visualization) dan rasakan (The Law of Sensualization) seolah-olah sesuatu tersebut sudah anda terima (Law of Acceptance) dengan sepenuh rasa syukur (The Law of Grateful), sebab hidup anda dibanjiri oleh rasa keberlimpahan (The Law of Abundance).
Apakah setelah anda melakukan semua hal tersebut di atas, tiba-tiba sesuatu yang anda inginkan langsung mewujud dan ter-materialisasi di depan anda?
Tentu TIDAK! Tidak semudah itu. Sebelum anda bersedia melakukan tindakan selaras dengan apa yang anda inginkan terjadi (The Law of Action).
Untuk bisa menerapkan LOA dalam kehidupan, harus memahami dulu urut-urutan cara kerja “perwujudan” sesuatu.
Anda juga mesti mempelajari lebih dulu cara kerja, mekanisme, perbedaan Pikiran Sadar dan Pikiran Bawah Sadar, Pengelolaan Ego, Pengendalian Emosi, secara benar.
3. Kenali Dengan Baik Dan Benar Ayat-Ayat Tuhan, Tersirat Maupun Tersurat
Di sekitar kehidupan kita, banyak bertebaran Ayat-ayat Tuhan, dalam segala rupa peristiwa, atau pun segala jenis karakter pada hewan dan manusia.
Bencana Tsunami, Gunung Meletus, Gempa Bumi, Banjir, Kebakaran Hutan, dan segala hal yang terjadi dalam kehidupan, semuanya adalah Ayat-ayat Tuhan, yang mengandung banyak hikmah / pelajaran kehidupan. Semuanya bekerja sesuai dengan kehendak-Nya, semuanya terjadi dalam aturan-Nya (Sunnatullah / The Law of Universe) untuk menjaga keseimbangan semesta.
Sebagian orang menganggap bahwa LOA tidak mengandalkan Tuhan, atau LOA bukanlah hukum yang berasal dari Tuhan.
Padahal LOA ini, termasuk juga Hukum Semesta lainnya, semuanya bersumber dari hukum Tuhan / Sunnatullah;
“Dan sesungguhnya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” {QS an-Najm [53]: 39}. Ayat ini sesungguhnya menjelaskan tentang Hukum Tarik Menarik atau LOA.
Lalu, apa yang dimaksud dengan The Law of Manifestation, seperti judul artikel ini? Saya melihat, masih sedikit yang mengetahui tentang Hukum Manifestasi, atau The Law of Manifestation (LOM) ini.
The Law of Manifestation (LOM), bermakna Perwujudan atas sesuatu, dimulai dari hakekat perwujudan itu sendiri.
Saat anda sudah selaras dengan kehendak Tuhan, sesuai dengan tujuan anda diciptakan, ketika anda memposisikan diri menjadi kepanjangan tangan Tuhan sebagai pelayan kehidupan, maka anda tidak perlu lagi menarik apa pun.
Itulah perbedaan mendasar antara The Law of Attraction dan The Law of Manifestation.
Dalam The Law of Manifestation, segalanya sudah tersedia berlimpah ruah di dalam diri anda. Jadi, anda hanya perlu berbagi kegembiraan, suka cita, mempersembahkan cinta (welas asih) anda kepada seluruh makhluk, dan memberikan pelayanan terbaik kepada kehidupan.
Hakekat penciptaan anda adalah untuk melayani kehidupan (Rahmatan Lil ‘Alamin), dan bukan justru jadi budak kehidupan atau pun beban kehidupan.
Saat anda bekerja dengan niat terdalam untuk melayani kehidupan, maka secara otomatis anda langsung terhubung dengan Tuhan.
Ketika anda terhubung dengan Sang Sumber Kehidupan (Tuhan), yang terjadi adalah seperti saat anda masih dalam rahim ibu. Hidup anda senantiasa tercukupi, meski anda hanya diam tidak melakukan apa pun, segala kebutuhan anda terpenuhi, tanpa pernah ada takut, rasa was-was, cemas, dan khawatir terhadap apa pun.
Penderitaan dan segala rasa ketakutan muncul, tatkala anda terputus dari Rahim Semesta (Sang Sumber Kehidupan). Saat itulah hadir rasa kekurangan, rasa tidak aman, was-was, cemas, khawatir, dan takut kehilangan sesuatu.
Saat anda sudah terhubung dengan Sang Sumber Kehidupan (Tuhan), saat tindakan anda sudah melebur dengan kehendak Tuhan, maka tidak ada lagi dalam benak anda hasrat/nafsu ingin mendapatkan atau menarik sesuatu.
Pelayan kehidupan adalah pelayan Tuhan, mendedikasikan diri untuk memberikan sebanyak-banyaknya manfaat, menebar sebesar-besarnya rahmat, dan mempersembahkan “nilai tertinggi” dirinya bagi seluruh makhluk.
Budak dan beban kehidupan adalah orang yang bekerja keras pagi, siang dan malam, mengejar-ngejar sesuatu, selalu ingin mendapatkan sesuatu dari kehidupan.
Perbedaan The Law of Attraction dan The Law of Manifestation, sangatlah mendasar.
Jika LOA memerlukan banyak variabel The Law of Universe, maka dalam The Law of Manifestation, anda cukup “menyelaraskan” diri setiap tindakan dan tujuan hidup anda, sesuai dengan kehendak Tuhan.
Saat anda sudah selaras dengan kehendak Tuhan, saat itulah kapasitas yang mengagumkan dalam diri anda bekerja secara auto pilot, me-manifestasikan dan “menarik” apa saja yang anda inginkan.
The Law of Attraction menyatakan,
“Anda mendapatkan apa yang anda inginkan.”
Dalam The Law of Manifestation,
“Anda mendapatkan sesuatu, bahkan tanpa menginginkannya.”
Anda bisa melihat perbedaannya dalam pernyataan di bawah ini,
“Aku akan menarik semua hal dalam hidupku, sesuai dengan diriku, dan bukan sesuai dengan yang aku inginkan..”
Intinya, anda tidak bisa begitu saja meminta sesuatu kepada Tuhan untuk mewujudkan keinginan anda, tapi anda harus merefleksikan karakter Tuhan dalam setiap tindakan anda.
Jika Tuhan adalah Creator (Maha Pencipta), maka anda adalah Co-Creator (memiliki daya kuasa mencipta meski dalam skala yang berbeda). Dalam hal ini, keberadaan dan eksistensi anda adalah manifestasi Tuhan di muka bumi. Saat anda sudah meleburkan diri menjadi makhluk dengan sifat-sifat Illahi.
Menjadi makhluk berlimpah welas asih, apa pun yang anda lakukan, senantiasa hanya untuk memberi, berbagi, melayani, tanpa pamrih. Getaran vibrasi anda seperti inilah yang menjadi booster penarik apa pun yang anda butuhkan.
Saat anda mampu merefleksikan karakter Tuhan dalam kehidupan anda sehari-hari, karakter melayani, kelembutan, kasih sayang, kebajikan, berkelimpahan, berkecukupan, dan karakter yang menghidupi kehidupan, saat itulah The Law of Manifestation menyatu dalam diri anda. Sebab itulah sesungguhnya “sifat sejati” diri anda.
Ketika anda berada di posisi memberi, berbagi, melayani, tanpa berharap sesuatu, tanpa sebab ingin mendapatkan balasan/imbalan apa pun, ketika itulah karakter Tuhan sudah melebur menjadi satu dalam diri anda.
Saat hal ini terjadi, wadah penerimaan anda luas tak terbatas, tak ada lagi penolakan terhadap peristiwa apa pun, terhadap siapa pun, dalam kondisi apa pun. Anda sudah mampu melampaui segala jenis pikiran, menundukkan ego, membebaskan jiwa dari rasa kemelekatan duniawi.
Saat anda merasa terjerat banyak masalah, itu karena anda masih “belum mengenal” dan memahami diri sejati anda. Itu sebabnya, anda masih terseret oleh pikiran buruk anda, masih terbelenggu dan “diperbudak” oleh ego anda sendiri..
Ketika anda memiliki niat untuk membantu, meringankan, menolong beban hidup orang lain, sesungguhnya yang terjadi adalah anda sedang membantu, dan menolong diri anda sendiri! Saat membantu orang, anda bukan sedang membebaskan penderitaan orang lain, melainkan anda sedang membebaskan diri anda sendiri.
Hal paling mendasar dari tindakan memberi adalah anda sedang membebaskan dan memerdekaan diri sejati anda, membantu pertumbuhan diri anda sendiri.
Ketika ada seseorang yang mengucapkan terima kasih atas bantuan anda, jangan merasa bangga sebab anda sudah membantu mereka, atau anda merasa kesal/kecewa sebab mereka tidak tahu diri, dan tidak mengucapkan terima kasih.
Dorongan anda memberi adalah anda sedang merefleksikan karakter Tuhan, dan bukan sedang memuaskan ego-ego hewani.
Justru ketika ada orang yang mau anda bantu, semestinya yang berterima kasih adalah anda, sebab mereka sudah bersedia menjadi saluran berkat welas asih anda. Mereka membantu anda untuk membebaskan anda dari kemelekatan terhadap kepentingan diri anda sendiri. Membantu anda untuk terus bertumbuh memurnikan jiwa.
Banyak orang, ketika diajak berpartisipasi ikut dalam penggalangan dana/bakti sosial untuk bantuan kemanusiaan, meringankan korban bencana gempa/tsunami, atau penggalangan dana untuk menyantuni anak yatim piatu, orang-orang miskin, kaum dhuafa, dlsb, mereka merasa keberatan, dengan berbagai dalih mereka mengatakan tidak ada waktu/belum bisa membantu.
Ini bisa jadi karena mereka merasakan tidak ada manfaatnya sama sekali membantu orang lain, mereka merasa tidak ada efeknya bagi perubahan nasibnya. Dan pada akhirnya dalam hati berkata, “Ah percuma ikut baksos, tak ada manfaatnya sama sekali buat aku, dapetnya cuma capek doang!” “Buktinya aku sudah sering ikutan bakti sosial terus, tapi hidupku gini-gini aja.”
Padahal kegiatan baksos adalah momen tepat untuk membebaskan diri dari kemelekatan duniawi, melepaskan kepentingan diri sendiri..
Saat anda terus merasa terpuruk, merasa kekurangan, merasa masih memiliki banyak masalah, saat itulah anda sedang terpenjara pikiran/ego-ego anda sendiri!
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu..” (QS. Asy Syuraa: 30)
Nah Sahabat. Ayo segera bebaskan diri anda! Bantu orang lain, Mudahkan orang lain, Ringankan orang lain, Tolonglah orang lain. Lakukan terus tindakan memberi, dan berbagi, jangan pernah berhenti menanam benih-benih kebaikan.
Mari introspeksi diri. Jangan-jangan keterpurukan hidup anda adalah akibat dari anda malas menanam benih-benih kebaikan?
“Dan tidaklah Kami menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri..” (QS.43:76) “Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya)..” (QS. Al A’raf:64)
Anda bisa lihat sendiri kehidupan orang-orang yang gemar membantu orang lain, peduli dengan orang lain, yang hobby menyembuhkan dan menyelamatkan orang lain,
– Apakah mereka hidup dalam kemiskinan?
– Apakah mereka hidup berkubang kesengsaraan?
– Apakah mereka hidup bergelut penderitaan?
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kedhaliman, mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk..” (Al-An’am- 82)
Berhentilah menyakiti, menganiaya, dan mendzalimi diri anda sendiri.
Berhentilah memposisikan diri sebagai korban, Berhentilah mengasihani diri sendiri, Berhentilah menghakimi dan menghukum diri sendiri, Berhentilah menyalah-nyalahkan diri sendiri.
Apa pun kondisi hidup anda saat ini, terima!
Apa pun kondisi yang terjadi dimasa lalu, terima!
Apa pun yang akan terjadi di masa depan, terima!
Teruslah menanam benih kebaikan. Apa pun hasilnya nanti, terima dengan lapang dada!
“Like Attracts Like!” dalam The Law of Attraction, bukanlah mendatangkan sesuatu tanpa melakukan tindakan!
Sadarilah, bahwa tindakan yang anda bangun atas dorongan dan niat ingin memiliki, ingin mendapatkan imbalan/pahala, ingin kaya raya, ingin berlimpah banyak materi, ingin mendapat pujian/tepuk tangan, inilah yang menghambat pertumbuhan hidup anda.
Setiap tindakan anda, akan kembali lagi kepada anda sebagai reaksi.
“Apakah saya harus ikhlas menerima keadaan hidup saya saat ini, agar saya mendapatkan ridha Allah?”
Sahabat..
Tidak usah sibuk mencari ridha Allah, tapi habiskan waktumu untuk meridhaiNya. Buatlah diri anda senantiasa ridha atas apa pun ketetapan Allah. Saat anda ridha (ikhlas menerima) dengan segala ketetapan Allah, maka Allah pasti ridha.
“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya..” (QS.Al-Bayyinah : 8)
“Wahai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati yang puas lagi di-ridhai-Nya, Kemudian masuklah ke dalam (jamaah) hamba-hamba-Ku, Dan masuklah ke dalam surga-Ku..” (Al-Fajr/89:27-30)
Jiwa yang tenang, adalah jiwa yang senantiasa ridha, dengan segala ketetapanNya. Jiwa yang sudah terbebas dari belenggu keinginan, yang sudah merdeka dari perbudakan ego, yang tidak lagi terseret-seret oleh ulah pikiran yang melemahkan..
Sekarang anda sudah mengetahui, apa itu The Law of Attraction dan The Law of Manifestation.
Sekarang anda sudah tahu jawabannya.
Kenapa banyak orang sudah melakukan konsep hukum LOA tapi hidup mereka tetap saja sama? Kenapa kehidupan mereka tidak beranjak membaik kualitasnya?
Mereka seolah memberi, tapi “dorongan dasar”nya adalah ingin mendapatkan imbalan/balasan, memakai prinsip, “Semakin banyak memberi, akan semakin banyak menerima..”
Dorongan mereka melakukan LOA adalah untuk memiliki, ingin mendapatkan, mengumpulkan, menerima, dan menguasai.
Dan mereka yang sama sekali tidak pernah tahu apa itu LOA, mengapa kehidupan mereka terlihat luar biasa menakjubkan? Kegembiraan, suka cita, dan kebahagiaan seolah mengguyuri hidup mereka tiada habis-habisnya. Padahal yang mereka lakukan hanya memberi dan memberi. Berbagi dan terus berbagi. Melayani kehidupan tanpa pamrih.
Dan keberuntungan demi keberuntungan, kejaiban demi keajaiban, keberlimpahan demi keberlimpahan, seolah terus menerus hadir bertubi-tubi.
Inilah makna sesungguhnya dari The Law of Manifestation!
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College
Twitter: @Wuryanano