Apakah yang dimaksud dengan Nasib itu?
Nasib adalah kenyataan pengalaman yang kita alami.
Apakah Nasib itu berbeda dengan Takdir?
Takdir adalah Garis dan Ketetapan Tuhan yang sudah, sedang, dan akan terjadi.
Soal takdir, itu adalah urusan Tuhan. Itu sebabnya kita fokus saja pada pembahasan mengenai Nasib. Karena ini adalah satu hal yang dapat kita intervensi kondisinya.
Ada 2 Faktor Utama Pembentuk Nasib :
1. Langkah Diri (Faktor Internal)
2. Kejadian (Faktor External)
Nasib atau kenyataan pengalaman yang kita alami, adalah hasil langsung dari pikiran, ucapan dan tindakan yang sudah kita lakukan.
Pikiran, ucapan dan tindakan diatur oleh keyakinan kita.
Keyakinan adalah pemikiran dan ide yang sudah kita terima dan setujui, serta sudah disimpan ke dalam memory pikiran bawah sadar kita sebagai suatu kebenaran.
Pemikiran terbentuk oleh pola berpikir, pengetahuan, pengalaman, sugesti, serta data dan informasi. Pemikiran tak perlu benar untuk menjadi suatu keyakinan. Asal disetujui, meskipun dalam kenyataannya tidak benar, maka ia sudah menjadi bentuk keyakinan.
Keyakinan merupakan ‘kebenaran internal’ – sebuah realitas internal bagi yang meyakininya.
Penderitaan, sakit, dan Nasib Buruk seringkali bermula dari situ, sebuah keyakinan. Realitas Eksternal ditutupi oleh Realitas Internal.
Dalam istilah ilmu Neuro Linguistic Programing atau NLP ada istilah The Map is Not The Territory – sebuah peta itu bukanlah sebuah batasan wilayahnya.
Realitas Internal bukanlah Realitas External. Gambaran Kenyataan yang ada di dalam pikiran belum tentu sama dengan kenyataan yang sebenarnya.
Nah, ketika Kenyataan yang ada di dalam diri ini berbeda jauh dengan kenyataan yang ada di luar diri. Dari sinilah kesalahan dalam melangkah dapat terjadi. Semakin jauh perbedaannya, maka semakin besar pula kesalahan yang mungkin akan terjadi.
Kehancuran itu disebabkan oleh dua hal :
1. Salah Langkah.
2. Musibah.
Ketika seseorang mengalami musibah yang membuat nasibnya terpuruk, seringkalinya mereka itu suka menyalahkan Takdir. “Yaah beginilah kalau sudah takdir,” begitu ucapan yang sering keluar dari mulut seseorang.
Padahal itu belum tentu karena Faktor External semata. Yang sering terjadi, penyebab utama musibah itu adalah akibat langkah diri yang salah. Sehingga menciptakan Kejadian Buruk, mengaktifkan Negatif LOA (Law Of Attraction), dan menarik semua hal buruk dalam kehidupannya.
Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Ar-Ra’d: 13:11).
Ini artinya, Nasib kita sudah diserahkan sepenuhnya oleh Tuhan kepada Kita. Nasib kita ada di tangan kita sendiri. Oleh karena itu, jika kita ingin memiliki Nasib Baik, maka isilah Pikiran kita dengan keyakinan-keyakinan yang baik dan memberdayakan diri. Selalu perluaslah ilmu dan wawasan pengetahuan, perbanyak pengalaman, dan perbanyak amal tindakan yang baik.
Anda ingin punya Nasib Baik dan jauh dari segala hal buruk yang dapat menyengsarakan kehiduoan Anda? Maka ciptakanlah penyebabnya, yaitu segala hal yang berdampak munculnya kebaikan di dalam kehidupan ini.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College
Twitter: @Wuryanano