Saya akrab dengan penolakan, yang membuat perubahan dari area lain dalam hidup saya. Saya mencobanya beberapa kali, dan di antaranya itu selalu ada yang berhasil. Ini membenarkan teori saya bahwa beberapa orang menyukai keunikan dalam hal apa pun.
Melihat kembali pengalaman hidup saya, kadangkala skeptisisme dan keengganan ini meresap. Ketika sebuah teknologi baru masuk ke pasar, itu penuh dengan bug. Ada gelombang pertama pengguna yang menyukai tantangan, menemukan kesalahan tersebut, memberikan informasinya, dan membantu membuat produk itu menjadi lebih baik.
Ini adalah sebagian kecil orang yang melakukannya, karena penasaran dengan munculnya sesuatu yang baru. Mayoritas lebih dari 80% orang, menunggu saja, karena tidak semua orang ingin meluangkan waktu, dan sebagian besar upaya itu tidak dibayar untuk menguji produk yang saat baru di launching, sering tidak layak.
Hal tersebut tersebut masuk akal dari perspektif inovasi, tetapi keengganan untuk berubah ini, mengunci kita dari kesempatan untuk mengalami kebaikan dari kehidupan. Ini memiliki sisi negatif lain. Pilar stabilitas yang kita anggap sebagai pegangan dalam hidup adalah ilusi. Perusahaan bangkrut, perkawinan gagal, ekonomi resesi, sistem pemerintahan hancur. Perubahan pasti terjadi dan akan dipaksakan pada kita, apakah kita menginginkannya atau tidak.
Kecenderungan otak untuk bias negatif diteliti secara baik dengan beberapa keyakinan, bahwa ini adalah mekanisme kelangsungan hidup evolusioner. Orang yang cenderung skeptis untuk melihat hari lain, akan bergumam, “Lebih baik aman daripada nanti menyesal.” Berurusan dengan perubahan secara logis adalah kebutuhan zaman modern. Syukurlah, otak yang sama, yang menciptakan kecemasan tentang pengalaman baru, dapat mengalahkan ketakutan evolusioner, dan membantu kita merangkul perubahan.
Naaihat bijak ini, patut kita renungkan, “Kebahagiaan dapat ditemukan, bahkan di saat-saat tergelap, jika seseorang hanya ingat untuk menyalakan lampu.”
Berikut ini beberapa cara, yang dapat Anda gunakan untuk mengatasi ketidakpastian di kehidupan:
1. Buatlah Menjadi Positif
Ketika ada suara negatif di kepala Anda, ajarkan hal-hal baru yang menyemangati untuk dikatakan. Dengan menggunakan reframing, kita dapat membuat fokus pada aspek positif dari perubahan.
2. Menjelaskan Ambiguitas
Perubahan atau petualangan baru, dikaitkan dengan ketakutan terhadap yang tidak diketahui. Buatlah yang tidak diketahui menjadi diketahui, perjelas, dan hadapi masalah nyata daripada membuatnya Ambigu, “Semuanya buruk dan menakutkan.” Ajukan pertanyaan kepada diri Anda sendiri, “Apa arti perubahan ini bagi saya?” Pertimbangkan hanya jawaban yang obyektif, positif, dan spesifik.
3. Jangan Menjadi Penumpang
Manusia adalah spesies yang mudah beradaptasi, mampu hidup di gua, hutan, bahkan wilayah dingin yang membekukan. Ketika perubahan baru terjadi, awalnya akan terasa tidak nyaman, tetapi sedikit demi sedikit itu akan terbiasa.
Penting untuk bersikap proaktif. Tetap berada di depan dan terlibat dengan sumber perubahan, memahami detailnya, dan yang lebih penting, belajar dan mengalami dari situ. Perubahan adalah sumber pengembangan dan pertumbuhan pribadi. Ingatlah bahwa ketika Anda mengatakan “Tidak” pada perubahan, Anda berpotensi menjauh dari kesempatan untuk menjadi orang yang lebih baik.
“Jika kehidupan dapat diprediksi, maka kehidupan akan berhenti, dan tanpa rasa.” – Eleanor Roosevelt
4. Bicaralah Dengan Seseorang
Saya yakin bahwa Anda memiliki seseorang dalam hidup Anda, yang peduli tentang Anda. Berbicaralah kepada mereka, bagikan perasaan Anda dan carilah nasihat. Jangan lupa untuk membalas budi ketika mereka membutuhkan Anda, untuk membantu. Ingatlah, hubungan adalah jalan dua arah.
5. Ganti Persneling
Jumlah perubahan bisa sangat besar. Dalam konteks organisasi, ada istilah “kelelahan perubahan” (change fatigue), dan pemimpin yang baik menyadari bahwa itu sudah terlalu banyak perubahan sekaligus. Meskipun perubahan adalah pengalaman positif, kita perlu alternatif di antara periode perubahan dan stabilitas.
Ini mirip dengan sistem saraf parasimpatis dan simpatis kita. Yang pertama mengontrol istirahat dan pemulihan. Dan yang terakhir, bertanggung jawab untuk melarikan diri dan juga bertarung. Siklus ini sangat penting dipahami. Bahkan atlet terkuat pun perlu waktu untuk memulihkan tenaga. Gunakan periode tenang di antara perubahan, untuk merefleksikan pengalaman yang diperoleh dan mengintegrasikan pembelajaran.
Menurut seorang filsuf Alan Watts, “Alam semesta adalah aliran energi yang terus berubah, dan mencoba untuk melekat padanya, itu sama seperti berjalan di atas kolam.”
Nah Sahabat. Bagaimana Anda menghadapi perubahan? Apakah itu terasa sulit ataukah mudah bagi Anda?
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Twitter: @Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College