Ketika dulu saya masih menjadi profesional muda di sebuah perusahaan BUMN di Kalimantan Timur, saya selalu tertarik ketika melihat para Manager Eksekutif, Wakil Direktur, dan Direktur perusahaan berjalan-jalan di sekitar kantor tempat saya saat itu.
Ketika melihat mereka, saya sering bertanya pada diri sendiri, “Bagaimana rasanya berada dalam peran kepemimpinan seperti itu?”, “Bagaimana dan apa yang mereka lakukan untuk berada di tempat berpengaruh dalam perusahaan?” atau “Apakah sekolah mereka memiliki pengaruh, dan apakah mereka mengenal seseorang, yang punya pengaruh?”
Saya tidak pernah berasumsi dengan pertanyaan-pertanyaan di benak saya. Dan, saya lebih suka mendapatkan jawaban secara langsung dari yang bersangkutan, daripada menerima informasi yang salah dari orang lain.
Akhirnya kesempatan bagi saya untuk bertemu dengan atasan di perusahaan, muncul dengan sendirinya, karena atasan ingin meninjau departemen saya, dan ingin bertemu dengan tim lapangan.
Dengan berani, saya mendekati Wakil Direktur yang langsung membawahi divisi saya pada waktu itu, dan bertanya kepadanya, “Pak, bagaimana Anda menjadi diri sendiri dan apa yang Anda lakukan untuk sampai di sana?” Dia menatap saya, tersenyum dan berkata, “Tidak ada yang pernah menanyakan itu sebelumnya. Kebanyakan orang saat pertama kali bertemu saya, hanya menyapa, dan menjabat tangan saya dalam ketakutan, seolah-olah saya adalah makhluk bukan manusia.” Mencerna tanggapannya, dan membaca sikapnya, saya terkejut, betapa santai dan ramah dia. Lalu dia menyuruh saya duduk, karena kami berdiri di dekat bilik saya.
Dia menarik kursi di samping saya dan berkata, “Ini bukan tentang bagaimana saya menjadi diri saya, atau apa yang saya lakukan. Di awal karir saya, saya tahu siapa saya. Tetapi siapa saya, bukanlah yang akan membawa saya ke tempat yang saya inginkan.”
Setelah sekitar 15 menit berdialog dengan Wakil Direktur, saya mengakhiri percakapan kami, dan dia membuat pernyataan, “Saat saya unggul dalam status dan menaiki tangga perusahaan, saya cukup banyak terpilih dalam setiap peran yang pernah saya ikuti. Bukan karena saya yang paling ahli, tapi karena saya selalu peduli pada orang lain, dan orang-orang selalu merasakannya dari saya, meskipun kami baru saja bertemu. Saya suka belajar dari orang lain, tidak peduli siapa mereka.”
Saya melanjutkan bertanya, apa yang dia maksud, dan dia berkata, “Ketika saya belajar dari orang-orang, saya mengambil sebagian pelajaran dari mereka, lalu saya tambahkan pengalaman dan informasi mereka, ke daftar keterampilan dan kebijaksanaan saya. Ini selalu membantu saya tumbuh sebagai pribadi.”
Sungguh luar biasa prima, apa yang dia katakan kepada saya, dan saya memahami inti pesannya. Dia bangkit dari kursinya, menjabat tangan saya dan berkata, “Ingat, belajarlah dari semua orang, tetapi jangan pernah berusaha menjadi mereka.” Saya belajar banyak pada hari itu, jadi saya ingin berbagi dengan Anda, apa yang telah dibagikan ke saya.
Berikut adalah 3 Cara, dapat Anda pelajari dari setiap orang yang Anda temui, dalam upaya Memperkuat Identitas Pribadi dan Profesional Anda:
1. Mendengarkan dan Peduli, daripada Menanggapi dan Bereaksi
Pepatah lama mengatakan “Orang tidak peduli seberapa banyak Anda tahu, mereka hanya ingin tahu seberapa besar Anda peduli,” adalah kebenaran. Jadi, terlepas dari seberapa hebat pengetahuan Anda di area seseorang mengungkapkan keprihatinannya, penting dipahami bahwa kebanyakan orang sejujurnya tidak menginginkan nasihat Anda. Mereka hanya ingin merasakan empati dan rasa peduli Anda, dan berbagi beban mereka, meskipun itu hanya sesaat.
Ketika mereka meminta nasihat atau rekomendasi, saat itulah Anda harus mengungkapkan kredibilitas Anda di bidang yang menjadi perhatian mereka. Memahami hal ini, menciptakan tingkat kesabaran dan empati lebih besar yang tidak dimiliki kebanyakan orang, karena Anda memahami bahwa saat ini bukan tentang Anda. Ini tentang orang lain, dan tentang pelunakan terhadap dunia dan semua yang ada di dalamnya.
2. Pelajari cara Membaca Bahasa Tubuh saat berkomunikasi
Kebanyakan orang harus merenungkan bagaimana orang bereaksi, di tengah percakapan, setelah percakapan selesai atau ketika sudah terlambat untuk mengatakan apa yang sebenarnya ingin dikatakan.
Ketika Anda dapat menilai kesesuaian atau ketidaksesuaian perilaku seseorang secara langsung, Anda tidak hanya akan menyadari pertumbuhan dalam diri Anda, tetapi Anda akan lebih sadar akan penyampaian dan pendekatan Anda pada topik tertentu, dengan santai atau pun profesional.
Pandai membaca bahasa tubuh orang lain, menjadikan Anda mampu melihat isi kepala siapa pun yang sedang berbicara dengan Anda, sehingga memudahkan Anda mengambil sikap tepat dalam berinteraksi.
3. Adopsi tingkah laku yang membuat Anda terkesan, jadikanlah itu bagian diri Anda
Sikap positif berkisar dari jabat tangan yang kuat dan hangat, duduk tegap dan tegak ketika di hadapan orang lain, tersenyum dengan percaya diri, tanpa memperhatikan apakah orang lain dapat mengikuti keterbukaan Anda atau tidak.
Menyadari 3 tips sederhana ini, dan dilengkapi dengan upaya Anda menerapkannya di semua situasi, akan memastikan perkembangan identitas pribadi dan profesional Anda.
Ketika Anda memiliki pola pikir untuk selalu belajar dari orang lain, pada akhirnya Anda menjadi ahli, yang pada akhirnya dapat memberikan inspirasi bagi orang lain, yang berusaha untuk belajar dari Anda.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Twitter: @Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College