Dear All,
Saya yakin, semua sepakat bahwa memiliki akses cepat ke informasi, akan berdampak signifikan terhadap bisnis. Sebuah contoh, pesawat telepon atau telepon seluler, telah menjadi ciri sangat mapan di dalam hidup kita, sehingga sulit untuk membayangkan bagaimana caranya generasi terdahulu berhasil berkomunikasi tanpanya.
Saya juga bersyukur hidup di jaman serba canggih ini dengan berbagai fasilitas informasi, yang bisa saya manfaatkan untuk kehidupan saya. Namun berbagai fasilitas informasi modern itu semua hanyalah sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Bukan tujuan akhir itu sendiri.
NILAI INFORMASI bergantung pada bagaimana caranya ia dikumpulkan… pada KEAKURATANNYA, dan pada KEGUNAANNYA. Manfaat dasarnya sudah jelas. Ia telah menyederhanakan dan mempercepat semua jenis kemajuan dalam berbagai bidang bisnis, produksi maupun jasa.
Informasi memang dapat mengurangi unsur “menerka-nerka”, namun kita masih tetap harus membuat keputusan kita sendiri. Kadangkala, meskipun kita telah diperlengkapi dengan informasi terbaik, dapat saja membuat kekeliruan dalam mengambil keputusan. Banyak orang yang kelihatannya merasa sulit untuk menerima, bahwa informasi yang mereka peroleh bisa saja tidak dapat diandalkan. Penilaian yang baik akan selalu merupakan “attribute” yang paling bernilai.
Informasi, jika kita menginginkan keakuratannya dan kegunaannya benar-benar bermanfaat bagi kita, maka kita harus berusaha menyatukan semuanya, merangkainya untuk kebaikan kita sendiri, karena informasi tidak muncul begitu saja secara utuh dan baik.
Penting untuk Anda ketahui, bahwa ada perangkap dalam informasi, yaitu praktik memanipulasi informasi yang menurut saya telah tersebar luas di kehidupan ini. Sebagai contoh, dari segi “marketing” seringkali ada “press release” yang sebenarnya lebih ke arah promosi penjualan. Mereka dapat dengan mudah menciptakan kesan baik yang sebenarnya palsu.
Seringkali, informasi dipotong, dijungkirbalikkan, dan sebenarnya tidak mewakili hal sesungguhnya. Prestasi bisa dilebih-lebihkan secara “bombastis”, dan fakta-fakta aslinya bisa jadi dibungkam. Dalam dunia politik hal ini sudah menjadi rahasia umum, dianggap sudah lumrah saja. Oleh karena itu, jawaban mengapa negeri kita ini masih terpuruk? Anda pasti bisa merangkainya dan menjawabnya sendiri bukan? Hwehehehe…
Tapi seperti halnya di dunia politik, maka dalam bisnis pun ada banyak “spesialis” yang cenderung mendahulukan kepentingan dirinya sendiri dan berani menjamin, bahwa segala sesuatu yang telah dilakukannya itu sudah mewakili cara-cara yang paling menguntungkan, yang bisa juga dilakukan oleh orang lain jika menggunakan cara-caranya.
Apa yang terjadi kemudian? Banyak orang dikecewakan! Banyak orang diantara mereka ternyata tidak mampu atau tidak bisa menerapkan cara-cara yang telah diajarkan oleh para “spesialis” ini, yang dalam mengajarkannya sering membuat kesan bahwa hal itu sangat mudah dan seakan-akan bisa bersifat instan! Bisa membuat Anda segera sukses?!
Sekilas pandang ke topik utama, secuil kata pengantar, sekedar catatan di atas gambar, dan Anda sudah terperangkap dalam kesalahpahaman yang diyakini benar!
Secara pribadi saya menduga dan curiga, bahwa masalah utama bagi orang bisnis dalam tahun-tahun mendatang BUKAN KEKURANGAN INFORMASI, tetapi malah KELEBIHAN INFORMASI. Bisa jadi kita akan tenggelam dalam data-data yang seharusnya membuat kita tetap mengapung. Kelimpahan data tak berguna akan menyajikan godaan berlipat ganda untuk menyimpang dari jalur, yang disertai keinginan kuat untuk mempraktikkannya.
Banyak orang bisa mengalami frustasi besar karena mengetahui bahwa informasi yang dibutuhkannya memang ada di dalamnya, namun akan memakan waktu lama sekali untuk memperolehnya, dan… setelah mencoba mempraktikannya, mereka ternyata tidak bisa mendapatkan manfaat sama sekali. Caaapee’ deeh…
Informasi memang berguna, namun kita harus mengenal orang-orang yang akan berurusan dengan kita selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Harus ada waktu dan tempat untuk bermain sekedarnya, untuk menguji keterbatasan, dan peluang mengakses kekuatan dan kelemahan masing-masing. Jauh lebih mudah untuk menilai niat baik orang lain, jika kita saling bertatap muka dan mencoba saling bersilaturahmi secara hangat.
Sisi sosial dalam kehidupan berbisnis ini, jangan sekali-kali Anda rendahkan atau sepelekan manfaatnya. Ini membantu mematahkan hambatan dan menjadikannya sesuatu yang mungkin untuk mendiskusikan sebuah proposal dengan cara yang informal. Saya mengalaminya sendiri, sejumlah transaksi terbaik justru terjadi, dan biasanya diawali dengan pertemuan saya dengan relasi di sebuah restoran, cafe atau bar di suatu hotel berbintang.
Saya tidak meragukan bahwa kita akan menyaksikan lebih banyak perubahan dalam teknologi informasi, dan kita akan memiliki lebih banyak pilihan karenanya. Namun, saya pikir lebih bijak jika Anda tidak melupakan cara-cara lama dalam menjalin hubungan bisnis dengan relasi Anda.
Cara-cara kreatif dan persuasif dalam hal berkomunikasi untuk memperoleh informasi yang akurat dan berdaya guna melalui jalinan silaturahmi ini, saya pikir tidak akan bisa digantikan oleh teknologi informasi yang canggih sekalipun.
Semakin kuat jalinan silaturahmi yang Anda miliki, saya yakin akan semakin kuat pula jalinan bisnis yang Anda kelola dan Anda kembangkan. Semoga sukses!
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Informasi memang dapat mengurangi unsur “menerka-nerka”, namun kita masih tetap harus membuat keputusan kita sendiri. Kadangkala, meskipun kita telah diperlengkapi dengan informasi terbaik, dapat saja membuat kekeliruan dalam mengambil keputusan. Banyak orang yang kelihatannya merasa sulit untuk menerima, bahwa informasi yang mereka peroleh bisa saja tidak dapat diandalkan. Penilaian yang baik akan selalu merupakan “attribute” yang paling bernilai.
Informasi, jika kita menginginkan keakuratannya dan kegunaannya benar-benar bermanfaat bagi kita, maka kita harus berusaha menyatukan semuanya, merangkainya untuk kebaikan kita sendiri, karena informasi tidak muncul begitu saja secara utuh dan baik.
Penting untuk Anda ketahui, bahwa ada perangkap dalam informasi, yaitu praktik memanipulasi informasi yang menurut saya telah tersebar luas di kehidupan ini. Sebagai contoh, dari segi “marketing” seringkali ada “press release” yang sebenarnya lebih ke arah promosi penjualan. Mereka dapat dengan mudah menciptakan kesan baik yang sebenarnya palsu.
Seringkali, informasi dipotong, dijungkirbalikkan, dan sebenarnya tidak mewakili hal sesungguhnya. Prestasi bisa dilebih-lebihkan secara “bombastis”, dan fakta-fakta aslinya bisa jadi dibungkam. Dalam dunia politik hal ini sudah menjadi rahasia umum, dianggap sudah lumrah saja. Oleh karena itu, jawaban mengapa negeri kita ini masih terpuruk? Anda pasti bisa merangkainya dan menjawabnya sendiri bukan? Hwehehehe…
Tapi seperti halnya di dunia politik, maka dalam bisnis pun ada banyak “spesialis” yang cenderung mendahulukan kepentingan dirinya sendiri dan berani menjamin, bahwa segala sesuatu yang telah dilakukannya itu sudah mewakili cara-cara yang paling menguntungkan, yang bisa juga dilakukan oleh orang lain jika menggunakan cara-caranya.
Apa yang terjadi kemudian? Banyak orang dikecewakan! Banyak orang diantara mereka ternyata tidak mampu atau tidak bisa menerapkan cara-cara yang telah diajarkan oleh para “spesialis” ini, yang dalam mengajarkannya sering membuat kesan bahwa hal itu sangat mudah dan seakan-akan bisa bersifat instan! Bisa membuat Anda segera sukses?!
Sekilas pandang ke topik utama, secuil kata pengantar, sekedar catatan di atas gambar, dan Anda sudah terperangkap dalam kesalahpahaman yang diyakini benar!
Secara pribadi saya menduga dan curiga, bahwa masalah utama bagi orang bisnis dalam tahun-tahun mendatang BUKAN KEKURANGAN INFORMASI, tetapi malah KELEBIHAN INFORMASI. Bisa jadi kita akan tenggelam dalam data-data yang seharusnya membuat kita tetap mengapung. Kelimpahan data tak berguna akan menyajikan godaan berlipat ganda untuk menyimpang dari jalur, yang disertai keinginan kuat untuk mempraktikkannya.
Banyak orang bisa mengalami frustasi besar karena mengetahui bahwa informasi yang dibutuhkannya memang ada di dalamnya, namun akan memakan waktu lama sekali untuk memperolehnya, dan… setelah mencoba mempraktikannya, mereka ternyata tidak bisa mendapatkan manfaat sama sekali. Caaapee’ deeh…
Informasi memang berguna, namun kita harus mengenal orang-orang yang akan berurusan dengan kita selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Harus ada waktu dan tempat untuk bermain sekedarnya, untuk menguji keterbatasan, dan peluang mengakses kekuatan dan kelemahan masing-masing. Jauh lebih mudah untuk menilai niat baik orang lain, jika kita saling bertatap muka dan mencoba saling bersilaturahmi secara hangat.
Sisi sosial dalam kehidupan berbisnis ini, jangan sekali-kali Anda rendahkan atau sepelekan manfaatnya. Ini membantu mematahkan hambatan dan menjadikannya sesuatu yang mungkin untuk mendiskusikan sebuah proposal dengan cara yang informal. Saya mengalaminya sendiri, sejumlah transaksi terbaik justru terjadi, dan biasanya diawali dengan pertemuan saya dengan relasi di sebuah restoran, cafe atau bar di suatu hotel berbintang.
Saya tidak meragukan bahwa kita akan menyaksikan lebih banyak perubahan dalam teknologi informasi, dan kita akan memiliki lebih banyak pilihan karenanya. Namun, saya pikir lebih bijak jika Anda tidak melupakan cara-cara lama dalam menjalin hubungan bisnis dengan relasi Anda.
Cara-cara kreatif dan persuasif dalam hal berkomunikasi untuk memperoleh informasi yang akurat dan berdaya guna melalui jalinan silaturahmi ini, saya pikir tidak akan bisa digantikan oleh teknologi informasi yang canggih sekalipun.
Semakin kuat jalinan silaturahmi yang Anda miliki, saya yakin akan semakin kuat pula jalinan bisnis yang Anda kelola dan Anda kembangkan. Semoga sukses!
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Twitter: @Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College