Meditasi pertama kali dikembangkan di India, sekitar 5000-3500 SM. Meditasi juga dapat sebagai alat terapi untuk meredakan stres, kecemasan, depresi, dan kecanduan sesuatu. Dalam beberapa tahun terakhir, itu juga telah diakui dapat membantu meningkatkan kinerja mental, dan menjadikan bisnis sukses. Jika belum pernah mencobanya, Anda mungkin bertanya-tanya, bagaimana sesuatu yang begitu sederhana seperti duduk dengan mata tertutup dapat memberikan manfaat luar biasa.
Meditasi adalah tentang pelatihan dalam kesadaran dan mendapatkan pandangan yang sehat atas pikiran kita. Banyak yang berpikir bahwa bermeditasi adalah tentang berusaha mencapai keadaan pikiran kosong, tetapi bukan itu intinya. Mengamati pikiran, kemudian melepaskannya sehingga akhirnya Anda dapat mulai memahami pikiran dengan lebih baik, adalah tujuan sebenarnya dari setiap latihan meditasi.
Ada berbagai teknik untuk menjalani proses mental ini. Beberapa melalui fokus pada nafas dan sensasi tubuh, memvisualisasikan objek, dan yang lain membantu Anda menyalurkan pikiran Anda ke arah tindakan kebaikan.
Meditasi yang khas melibatkan Anda duduk di kursi atau bersila di lantai dengan mata tertutup. Setelah Anda mengambil posisi yang nyaman dan fokus pada napas Anda, Anda harus mulai memperhatikan pikiran Anda. Pada titik ini, sesuai dengan jenis teknik apa yang Anda gunakan, Anda mencoba untuk membiarkan pikiran-pikiran itu pergi dengan berfokus pada sesuatu yang lain (ini bisa berupa napas atau citra mental yang Anda buat).
MEDITASI & KESADARAN BATIN
Dalam upaya meditasi, dapat terjadi kegagalan dan keberhasilan. Kegagalan biasa terjadi dalam awal-awal latihan meditasi, namun lama kelamaan kita akan menemukan irama atau frekuensi yang dirasakan sangat “ajaib”. Bagi yang berhasil melakukan meditasi pun ada dua kemungkinan berbeda dalam tataran keberhasilannya.
PERTAMA, meskipun berhasil dalam meditasi, namun belum mencapai puncak kesempurnaan meditasi. Raga telah berhasil “dimatikan” sehingga yang terasa hanya getaran dahsyat dalam rasa. Getaran itu bersumber dari pusat kehidupan (atma) yang terletak pada jantung, lalu menjalar ke seluruh badan. Bukan “badan” fisik semata, namun getaran itu terletak dalam badan halus/metafisik. Bila dirasakan sepintas lalu, seolah badan fisiklah yang bergetar.
Getaran itu berbeda dengan rasa gemetaran. Jika dikonotasikan sebagai prana, ia sama-sama bersumber dari getaran rasa sejati. Bagi pelaku meditasi yang masih berada pada tingkat ini, hendaknya jangan merasa pesimistis, karena Anda tetap bisa merasakan berbagai keajaiban yang akan terjadi dalam wahana kesadaran meditasi. Misalnya muncul bayangan atau gambaran ghaib yang dapat menjelaskan sesuatu rahasia alam atau sebagai pralampita yang dapat menjadi petunjuk akurat dan tepat terhadap pelaku meditasi.
KEDUA, kemungkinan pelaku meditasi dapat mencapai tataran sempurna, mencapai kesempurnaan. Parameter kesempurnaan terjadi, bilamana sukmanya benar-benar lepas dari badan fisiknya sendiri. Sukma dapat melanglang ke dalam buana ghaib, menjelajah dalam ruang-ruang ghaib, berada di luar akal budi (jasad), yang menemukan kesadaran tinggi. Inilah yang disebut dalam konteks Ilmu Kejawen sebagai ilmu MERAGA SUKMA.
Bagi yang berhasil meraih kesempurnaan dalam meditasi, yang bermuara pada kejadian RAGA SUKMA, ini menjadi nilai tambah yang sangat bermanfaat. Meraga Sukma bermanfaat besar untuk memperoleh kesadaran tinggi, dalam memahami eksistensi di alam ghaib. Tentu saja kejadian ini menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian orang yang selalu dahaga pada dunia spiritual. Pelaku meditasi akan memperoleh kesadaran tinggi dan dapat mengetahui hal-hal yang orang lain tidak mengetahui atau tak menyadari.
Mengapa kesadaran tinggi diidamkan kebanyakan orang? Ini tidak lain karena kemuliaan hidup sejati, menuntut adanya kesadaran tinggi terlebih dulu. Tidak menjadi masalah jika kesadaran tinggi kita berasal dari referensi orang lain, kitab suci, maupun buku pedoman. Hanya saja, jika kita merasakan sendiri pengalaman ghaib secara langsung, ini akan menjadikan sebagai pengalaman hidup sangat sensasional dan berharga. Hal ini bukanlah iming-iming belaka, namun sungguh apa adanya.
Dengan waktu dan latihan, Anda mungkin dapat mencapai keadaan pikiran, di mana sangat sedikit pemikiran (atau bahkan tidak ada) yang hadir. Terlepas dari kesederhanaan proses ini, bermeditasi selama lebih dari sepuluh menit, sangat sulit bagi kebanyakan orang. Banyak orang yang mencoba melakukan meditasi, sangat berkecil hati oleh kenyataan bahwa “mereka tidak bisa berhenti berpikir”.
Dalam sebuah studi tentang pemikiran dan tindakan manusia secara acak sepanjang hari, para ilmuwan melaporkan; ternyata 47% pikiran orang mengembara dari waktu ke waktu, dan pikiran yang mengembara tersebut sering memicu ketidakbahagiaan.
Mereka juga mengamati bahwa menghabiskan waktu mengamati pikiran kita tanpa terjebak padanya, dapat membantu untuk lebih memahami diri sendiri, dan mungkin dapat mengurangi jumlah pikiran negatif.
“Pikiran adalah sesuatu yang dapat diubah, dan meditasi adalah sarana untuk mengubahnya.” – Dalai Lama
Pernyataan sains tentang meditasi
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak penelitian telah diterbitkan tentang manfaat neurologis dari meditasi, dan telah membuktikannya bahwa meditasi dapat untuk meningkatkan fungsi otak.
Manfaat meditasi berkisar dari menjaga otak yang menua, hingga meningkatkan kebahagiaan dengan mengurangi aktivitas otak. Sebuah studi yang lebih baru bahkan telah membuktikan, bahwa meditasi sama kuatnya dengan antidepresan dalam mengobati depresi, kecemasan, dan rasa sakit. Banyak lagi penelitian yang dilakukan setiap hari tentang meditasi, dan kita dapat berharap untuk memperoleh lebih banyak wawasan.
Faktor terpenting dalam bermeditasi
Jutaan orang berlatih meditasi setiap hari dengan hasil yang luar biasa, tetapi juga ada banyak orang yang telah mencoba bermeditasi dan tidak menyukainya, atau tidak berhasil karena tidak konsisten dengan latihan mereka. Bagian terpenting dari mengembangkan latihan meditasi adalah KONSISTENSI. Anda tidak harus bermeditasi setiap hari, tetapi manfaatnya terikat dengan latihan yang teratur dan konsisten.
Banyak penelitian mengklaim bahwa beberapa manfaat meditasi seperti peningkatan mood, penurunan stres dan penurunan tekanan darah, dapat dirasakan setelah satu sesi meditasi. Beberapa manfaat lain seperti peningkatan fokus dan penurunan kecemasan, dialami setelah beberapa minggu, dan yang lain membutuhkan waktu lebih lama untuk berkembang.
Beberapa orang praktisi meditasi, mengklaim bahwa setidaknya lima menit meditasi per hari dapat membuat mukjizat. Tetapi banyak penelitian menunjukkan bahwa praktik rutin yang terkait dengan manfaat meditasi, perlu waktu 10-20 menit meditasi, setidaknya tiga kali per minggu.
KUNCI KEBERHASILAN MEDITASI
Kesadaran sejati atau kesadaran batin dapat dicapai oleh siapa pun tanpa tergantung agama dan ajarannya, asalkan seseorang mampu memerdekakan diri dari hegemoni kekuasaan nafsu negatif yang bercokol dalam jasadnya sendiri.
Ibaratnya nafsu adalah kulit yang harus dikupas, agar kita dapat menikmati daging buahnya. Nafsu itu seumpama cadar bagi mata batin, bila dibuka cadarnya, maka mata batin akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan semua eksistensi ghaib akan dapat dilihat dengan jelas.
Pengendalian hawa nafsu bukanlah hal mudah, diperlukan latihan terus menerus dengan kesabaran dan ketulusan. Tanpa bekal itu akan sulit mencapai tataran kesempurnaan dalam olah meditasi. Dalam olah meditasi, harus dilakukan dengan rajin, sabar, ulet dan telaten, tidak mudah menyerah atau pun cepat bosan.
Biasanya jika sudah merasakan keberhasilan awal meditasi, akan menjadi ketagihan untuk lebih giat melatih diri. Dua langkah utama yang menentukan keberhasilan meditasi, yakni:
1. Mengendalikan nafsu, membersihkan hati – batin, diwujudkan dalam perbuatan sehari-hari.
2. Rajin olah badan dalam tata cara meditasi, untuk menyempurnakan tekniknya.
Nah Sahabat. Apakah Anda siap untuk melakukan meditasi?
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Twitter: @Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College