1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (293 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...
Published on: June 25, 2014 - 6:00 AM

7 Cara Membuat Pertanyaan Anda Bermakna

Bukan perkara mudah untuk bertanya. Pertanyaan adalah sebuah bentuk konstruksi interpersonal dalam hal menyampaikan ide dan menangkap makna kata lewat percakapan dua arah, dengan mendengarkan, memahami, memvalidasi dan memberikan perhatian. Ketika seseorang diminta untuk bertanya, sering terjadi adalah pertanyaan yang diajukan itu terkesan hanya basa-basi komunikasi, dan tidak memiliki kualitas bermakna.

Kebanyakan orang yang bertanya tidak benar-benar ingin tahu jawabannya, misalnya mengajukan pertanyaan, “Apa kabar?”, dan yang menjawab pun tidak mengatakan hal sebenarnya. Sehingga itu hanya terkesan sebagai komunikasi basa-basi. Hal ini membuat hilang kesempatan untuk mendapatkan informasi yang berarti dan berguna.

Jadi, bagaimana Anda beralih menjadi orang yang karismatik dan menarik dengan bertanya? Itu tergantung pada pertanyaan yang Anda mulai, dan kemudian Anda dapat fokus pada aliran pertanyaan-pertanyaan lanjutan.

Berikut adalah tujuh taktik untuk melakukan percakapan yang bermakna:

1. Gunakan kriteria A.C.T. untuk memulai koneksi

Kapan terakhir kali Anda berada dalam rapat yang tidak dimulai dengan obrolan ringan? Ini adalah cara alami bagi orang untuk terhubung. Mulailah dengan pertanyaan yang akan membangun percakapan yang memenuhi A.C.T. kriteria:

A – Authenticity (Ada keaslian)

C – Connection (Ada hubungannya)

T – Topic (Ada topik yang akan membuat mereka mengetahui siapa Anda)

Beberapa dari pertanyaan itu misalnya:

“Bagaimana keadaan pikiran Anda saat ini?”

“Apa yang Anda nantikan minggu ini?”

“Anda mengingatkan saya pada seorang selebriti, tapi saya tidak ingat yang mana. Siapakah selebriti yang menjadi teman Anda?”

2. Melakukan pembaruan informasi setiap jam

Kemunduran bagi banyak orang adalah update informasi per jam, seperti siaran berita; lalu lintas, olahraga, cuaca, dan sebagainya.

Pikirkan ini di kepala Anda. Memang itu terkesan merepotkan, kecuali jika itu adalah minat asli Anda, dan atasan atau kolega Anda memiliki minat yang sama. Namun cobalah untuk beralih dari topik klise ke hal-hal yang lebih penting dan bermanfaat bagi Anda.

3. Jadilah saat ini dan amati sekeliling Anda

Buka mata Anda sebelum membuka mulut. Temukan sesuatu untuk difokuskan di sekitar Anda, seperti karya seni di dinding, gadget unik atau gambar keluarga di meja mereka, helm mobil balap, mata uang dari berbagai negara, dan sebagainya. Pasti ada sesuatu yang akan memicu obrolan ringan, dan membantu mengarahkan percakapan menjadi pertanyaan tindak lanjut yang unik. Ingatlah nasihat bijak ini, “Buka mata Anda sebelum membuka mulut.”

Misalkan Anda sedang berbicara dengan CEO sebuah perusahaan besar yang akan pensiun, dan Anda melihat deretan kotak kosong di sepanjang dinding kantor CEO. Anda dapat memulai dengan pertanyaan, “Seberapa sulit bagi Anda untuk meninggalkan pekerjaan ini?” Ini akan mengarah pada diskusi yang jauh lebih dalam dan lebih emosional, dan itu tidak akan pernah terjadi jika Anda hanya memperhatikan kotak-kotak itu, dan sekedar basa-basi menanyakan kabar, “Bagaimana kabar Anda?”

4. Bagikan beberapa berita yang sebenarnya terjadi

Jika Anda memiliki berita, bagikan: “Saya baru saja membeli burung berkicau pada akhir pekan lalu” atau “Anak saya yang pertama baru saja membuka bisnis barunya, kemarin”. Percaya atau tidak, kebanyakan orang sebenarnya ingin tahu lebih banyak tentang orang lain, terutama jika mereka bekerja pada industri yang sama.

Jika Anda baru mengenal sebuah perusahaan dan memimpin tim, misalnya, mulailah rapat pertama Anda dengan berkeliling ruangan dan meminta setiap orang untuk mengatakan satu hal menarik, yang baru-baru ini terjadi dalam hidup mereka. Sebagai hasil dari berbagi sesaat itu, Anda membuat setiap orang merasa lebih dihargai secara pribadi dan benar-benar terhubung satu sama lain.

Tujuannya adalah menjadi tulus dan tidak hanya mengarang-ngarang atau pun basa-basi. Jika tidak, Anda berisiko tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan lanjutan tentang sesuatu yang hanya sedikit atau tidak pernah Anda alami.

5. Bicara lebih awal

Baik Anda bertemu langsung, atau menelepon untuk rapat maupun konferensi, bicaralah lebih awal tentang ide Anda. Mulailah bicara lebih dahulu.

Jika Anda menunggu, dua hal mungkin akan terjadi: Satu, orang lain akan membuat komentar yang ingin Anda buat dan, dua, rekan Anda yang lebih banyak bicara, akan mengambil alih pertanyaan lanjutan mereka sendiri. Anda akan tersesat dalam percakapan, dan kehilangan kesempatan Anda.

6. Ini bukan hanya apa yang Anda katakan

Tidak peduli apa atau seberapa banyak Anda mengatakan, nada suara, ekspresi wajah, dan kontak mata Anda akan menyiarkan lebih banyak lagi.

Secara langsung, lihatlah orang lain saat Anda berbicara, bukan di meja konferensi atau di dinding. Ketika bicara di telepon, tersenyumlah, karena ini akan membuat suara Anda terdengar lebih hangat. Bukan hanya apa yang Anda katakan, tetapi bagaimana Anda mengatakannya, yang akan membantu orang lain terhubung dengan Anda.

7. Buat porosnya

Di sinilah obrolan ringan naik ke tingkat berikutnya, saat Anda beralih dari membicarakan sesuatu yang kecil, ke masalah yang sedang dihadapi.

Jika percakapan sudah mengalir, akan lebih mudah dari yang Anda pikirkan, dan ajukan pertanyaan lanjutan. Bisa jadi bos Anda atau relasi Anda, yang membuat langkah pertama. Berkat obrolan ringan sebelumnya, Anda sudah selaras. Anda kemudian dapat beralih ke diskusi yang lebih bermakna, yang menampilkan pengetahuan, kontribusi, dan kepercayaan diri Anda.

Lakukan saja

Bagi orang introvert, obrolan ringan bisa menyakitkan. Tetapi jika Anda tidak mengatakan apa-apa pada saat-saat sebelum rapat dimulai atau saat Anda dan bos Anda berada di lift, Anda berisiko menjadi tidak terlihat.

Pertama, beri diri Anda istirahat. Hampir setiap orang diintimidasi oleh orang lain, terutama mereka yang mengungguli mereka. Saya ingat pernah merasa minder ketika bertemu dengan seorang jenderal bintang empat di Markas Besar Angkatan Darat. Dan lagi-lagi merasa seperti itu saat bertemu dengan Gubernur Jawa Timur. Dan untuk mengatasi rasa gugup, saya menarik napas dalam-dalam dan tetap angkat bicara.

Wajar untuk tunduk pada otoritas. Anda adalah diri Anda sendiri, dan tidak ada yang mengharapkan hadiah dari Anda. Tetapi ketika Anda berusaha untuk berbicara, orang lain akan mendengarkan dan terhubung dengan Anda.

Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

Twitter: @Wuryanano

Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (293 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...

Leave a Comment

Your email address will not be published.