Sekilas, kebiasaan adalah rutinitas kecil dan tidak membahayakan. Rutinitas membantu mengatur aktivitas setiap hari dan memberi hidup penuh arti. Tetapi tidak semua kebiasaan kita itu kecil … atau tidak membahayakan. Sebenarnya, jika semua yang dikatakan dan dilakukan adalah siapa kita … dan menjadi apa … adalah akumulasi dari kebiasaan baik dan buruk … akumulasi dari kebiasaan produktif dan kebiasaan tidak produktif, maka seperti kata bijak: “Orang tidak menentukan masa depan. Mereka menentukan KEBIASAAN … dan kebiasaan MENENTUKAN MASA DEPAN.”
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita meningkatkan kesadaran tentang keuntungan jangka panjang dari memilih kebiasaan … kebiasaan produktif ataukah kebiasaan tidak produktif. Kita harus memupuk kebiasaan produktif … dan harus berusaha menggantikan kebiasaan yang tidak produktif dengan yang produktif. Itulah sebabnya perlu memilih setiap kebiasaan dengan sangat hati-hati, karena Anda bisa memiliki kebiasaan itu selama sisa hidup Anda!
Untuk memahami dampak kebiasaan pada kehidupan, bayangkan jika Anda sebagai pengusaha ingin mempekerjakan orang baru untuk mengisi posisi penting dalam perusahaan Anda. Anda ingin orang itu memiliki kebiasaan macam apa? Apakah Anda menginginkan pegawai yang punya kebiasaan mengatur waktu dengan bijak … ataukah orang yang selalu longgar tenggat waktunya karena memiliki kebiasaan menunda pekerjaan hingga tak dapat menyelesaikannya tepat waktu? Apakah Anda menginginkan pegawai yang berhati-hati, sopan, yang punya kebiasaan memberikan pelayanan terbaik pada pelanggan … atau orang yang punya kebiasaan marah dan kasar pada pelanggan?
Jelas, semua pengusaha pasti lebih menyukai pegawai yang memiliki kebiasaan kerja yang baik … memiliki kebiasaan pribadi yang produktif, BUKAN pegawai yang punya kebiasaan membatasi diri … atau bahkan kebiasaan yang merusak diri.
Saya percaya, jika memeriksa kehidupan sehari-hari orang sukses dan produktif, maka kita akan mendapatkan orang yang memiliki kebiasaan yang mendorong produktivitas daripada yang mengganggu produktivitas. Ambillah contoh Lincoln, Ford, dan Edison, apakah menurut Anda, mereka itu punya kebiasaan suka membuang-buang waktunya dengan sia-sia?
Kebenaran dari hal ini adalah setiap orang memiliki kekuatan untuk mengubah kebiasaannya menjadi KEBIASAAN PRODUKTIF. Kunci meningkatkan Nilai Tambah Diri adalah membuat tindakan produktif dan menjadikannya sebuah kebiasaan baru, mengganti kebiasaan buruk dengan kebiasaan baik. Kebiasaan buruk memang sangat sulit dihilangkan, oleh sebab itu kebiasaan buruk HARUS DIGANTI dengan kebiasaan baik dan produktif.
Ingatlah bahwa kebiasaan buruk tidak pernah hilang dengan sendirinya. Jadi kita harus mau MENGGANTINYA dengan kebiasaan baik. Pikirkanlah kebiasaan mana yang membantu Anda dalam meraih impian dan tujuan. Cobalah Anda membuat inventarisasi kebiasaan-kebiasaan Anda yang ada sekarang. Akhirnya, carilah kesempatan untuk memiliki kebiasaan produktif sebagai pengganti yang tidak produktif. Kebenaran sederhana dalam hal ini adalah: “Jika dapat mengendalikan kebiasaan, Anda mengendalikan kehidupan.”
Ketika semua dikatakan dan dilakukan, Anda — dan HANYA Anda — yang bertanggung jawab atas kebiasaan Anda. Anda memilihnya … memupuknya … dan menuai apa yang ditabur. Itulah sebabnya, KEBIASAAN yang Anda kembangkan adalah ASET, bukan Tanggung Jawab.
Dengan melihat kebiasaan orang lain, Anda dapat melihat tentang apa yang dihargai dan apa priorits dalam hidup. Ingatlah selalu, apa pun yang dijadikan sebagai kebiasaan adalah apa yang Anda dapatkan. Jika membuat kebiasaan untuk menang — Anda adalah Pemenang! Jika membuat kebiasaan untuk memberi — Anda adalah Pemberi. Diri Anda adalah kombinasi dari kebiasaan berpikir … kebiasaan berbicara … kebiasaan bertindak … kebiasaan manajemen waktu … dan kebiasaan penampilan.
Kebiasaan juga menentukan apakah perusahaan Anda akan tumbuh menjadi perusahaan yang dikagumi orang lain dan dicari orang untuk berinvestasi, atau apakah perusahaan Anda berjalan terhuyung-huyung dan akan bangkrut.
Ingatlah selalu kalimat bijak ini: MENANG adalah KEBIASAAN, demikian juga dengan KALAH.
Salam Luar Biasa Prima!
Twitter: @Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College