“Kegagalan hanyalah kesempatan untuk memulai lagi, hanya kali ini dengan lebih bijak.” – Henry Ford
Space Exploration Technologies Corp. – dikenal umum sebagai SpaceX, dijadwalkan untuk mengirim dua astronot ke luar angkasa. Meski belum berusia 20 tahun, perusahaan tersebut telah mengembangkan mitos penciptaan: pada 28 September 2008, roket pertama Falcon 1 diluncurkan untuk ke empat kalinya.
“Saya mengacaukan tiga peluncuran pertama, tiga peluncuran pertama gagal. Untungnya peluncuran ke empat – itu adalah uang terakhir yang kami miliki – peluncuran ke empat berhasil, atau seharusnya itu untuk SpaceX. Tapi takdir menyukai kami hari itu..”, kata Elon Musk.
Tujuan SpaceX, ketika didirikan pada 14 Maret 2002, adalah membuat roket berbiaya rendah, untuk melakukan perjalanan ke planet Mars, dan seterusnya lebih dari itu.
Elon Musk, CEO SpaceX, bagaimana pun, memandang topik ini dengan sangat berbeda. Seperti pemikir maju lainnya, ia beradaptasi dengan lanskap dinamika politik, keuangan, dan teknis yang terus berubah. Dan, kemampuan yang sama untuk beradaptasi dan tetap tajam, juga ada di dalam diri Anda. Anda mungkin tidak menyadarinya, tetapi dengan menerapkan beberapa taktik, Anda dapat tetap tajam dalam arena pengaruh Anda, tidak peduli seberapa banyak itu bergeser dan berubah.
Berikut adalah 5 Taktik untuk memastikan Anda tetap tajam, apa pun yang terjadi:
1. Hikmah Sering Gagal
Setiap pakar sejati di bidang apa pun akan memberi tahu, bahwa kegagalan adalah komponen utama menuju kesuksesan. Thomas Edison selangkah lebih maju dan berkata, “Saya tidak gagal. Saya baru saja menemukan 1.000 cara yang tidak akan berhasil.”
Untuk tetap tajam dalam lingkungan yang berubah, Anda harus belajar sering menghadapi kegagalan. Dengan melakukan itu, Anda mempertahankan kecepatan dengan perubahan di lingkungan Anda, dan menyesuaikan metode, pemikiran, dan implementasi Anda untuk mengakomodasi ketidakpastian, daripada menghindarinya. Jika Anda tidak ingin gagal, Anda tidak akan bisa sukses.
2. Rangkullah Perubahan itu
Saya, dulu sewaktu kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, pernah menjadi pelari lintas alam: “Rasanya capek dan sakit, tapi tetap saya lakukan saja.” Dan, saya menikmatinya, melihat dan merasakan keindahan alam sekitar, dan bisa menghirup udara segar di sepanjang perjalanan saya.
Berapa banyak dari kita yang bisa menerima kurangnya stabilitas, yang datang dengan lingkungan yang berubah? Sayangnya, kebanyakan dari kita tidak bisa atau tidak mau menerimanya. Kebanyakan orang mengeluh, menyalahkan situasi dan kondisi yang tidak pernah stabil.
Bagaimana jika kita bisa menerima perubahan? Bagaimana jika kita belajar menerima kenyataan, bahwa bisnis dan kehidupan selalu berubah; dan segala sesuatu yang statis adalah kenyataan yang salah? Saat kita merangkul perubahan, kita mengubah psikologi kita. Kita memahami medan yang berfluktuasi sebagai komponen pertumbuhan yang diperlukan. Dan ketika perubahan itu terjadi, kita bisa mendapatkan stabilitas di lingkungan ketidakpastian.
3. Banyak Membaca
Orang-orang sukses seperti Bill Gates, Warren Buffett, dan Mark Cuban, serta kebanyakan CEO dunia, membaca sekitar 50 buku per tahun. Faktanya, ketika ditanya tentang bagaimana dia belajar membuat roket, Elon Musk mengaku belajar dari “membaca buku”.
Inovasi selalu didasarkan pada pengetahuan yang ada, dan pengetahuan yang ada paling sering dipadatkan dalam buku. Jika Anda ingin belajar beradaptasi dengan lingkungan yang berubah-ubah, Anda harus konsisten membangun fondasi pengetahuan, yang berasal dari menghabiskan banyak waktu untuk membaca.
Pelajaran demi pelajaran menegaskan hal ini. Membaca dapat dilakukan dengan banyak cara, dan bagian dari ketajaman, ini mengharuskan Anda untuk mendiversifikasi masukan Anda. Saya membaca sekitar 30 buku tahun lalu, dan saya juga membaca beberapa ratus artikel, studi, dan postingan di blog atau website.
Buku cenderung memberikan informasi struktural atau dasar, sedangkan artikel, studi, dan postingan di blog atau website, cenderung praktis menerapkan pengetahuan. Anda butuh keduanya untuk berhasil dalam menghadapi ketidakpastian.
4. Berlatih Ketidakpastian
Saya ingat beberapa tahun pertama saya berwirausaha, saya sering iri pada pengusaha yang mendapatkan fasilitas khusus dari pemerintah. Dalam pandangan saya, mereka ini melakukan hal yang sama setiap hari, dengan cara yang sama, untuk alasan yang sama, namun ada koneksi di lingkungan pejabat pemerintahan; dan mereka ini terlibat dengan apa yang sudah umum ketahui istilahnya, yaitu KKN – Korupsi Kolusi Nepotisme.
Dengan berjalannya waktu, saya memaklumi gaya berbisnis mereka ini. Dan jelas, bisnis seperti model KKN begini, jika suatu saat ada pergantian pejabat penguasa, maka besar risikonya. Karena itu, akhirnya saya mengabaikan gaya bisnis semacam itu, dan tetap fokus ke bisnis saya, yang jauh dari KKN, dan keputusan tidak bergantung pada pejabat pemerintahan.
Memang dulu di awal, seringkali, rasanya seperti dijatuhkan dari pesawat ke hutan belantara setiap pagi, tidak tahu siapa yang akan saya temui, apa yang akan mereka butuhkan, atau mengapa mereka membutuhkannya. Saya belajar beradaptasi dengan melakukan pekerjaan, yang menjadi latihan saya. Ada hal menarik yang terjadi ketika Anda menghadapi KETIDAKPASTIAN secara KONSISTEN: Anda akan merasa nyaman dengannya.
Sampai hari ini, saya mungkin tidak tahu jenis klien apa yang akan menghubungi saya, atau apa yang mereka perlukan dari saya. Tetapi saya dapat menjamin bahwa saya telah cukup berlatih untuk memiliki kerangka acuan saya sendiri, tentang bagaimana membantu seseorang bergerak maju dalam keadaan apa pun yang mereka hadapi. Saya melakukan ini setiap hari dalam praktik saya sebagai seorang Business Coach dan Business Mentor.
Saran saya, “Bersedialah untuk merasa tidak nyaman. Dari Nyaman menjadi Tidak Nyaman, mungkin ini sulit untuk diterima. Tapi itu hanyalah harga kecil yang harus dibayar untuk mewujudkan impian Anda.”
5. Visualisasikan Prosesnya
Ada kalanya panorama indah, tidak ada untuk apa yang Anda hadapi. Dalam situasi seperti itu, visualisasi bisa menjadi kunci kemajuan, dan penting untuk memvisualisasikan prosesnya sebelum hasilnya.
Mulailah dari tempat Anda pertama kali menghadapi masalah, dan bagaimana Anda mungkin berinteraksi dengannya. Lihat sekeliling dalam visualisasi Anda, dan perhatikan apakah ada orang atau aset lain yang tersedia untuk memengaruhi situasi. Visualisasikan diri Anda menghadapi situasi dengan satu cara dan cara lain. Cobalah banyak pendekatan dan lihat apakah ada yang berhasil dalam visualisasi Anda.
Tujuannya di sini adalah agar otak Anda mulai Mengembangkan JALUR MENTAL menuju KESUKSESAN. Dan dengan memvisualisasikan pertemuan Anda dengan ketidakpastian, otak Anda mengumpulkan pengalaman hipotetis. Saya telah menggunakan alat ini dengan klien Coachee saya berkali-kali, untuk membantu mereka memproses melalui keadaan yang berubah-ubah.
Sebagai pengusaha, pemilik bisnis, CEO, atau pemimpin lainnya, Anda memiliki kemampuan untuk beradaptasi. Ini mungkin tidak selalu terasa seperti itu, tetapi ini bawaan dan hanya perlu diaktifkan. Ketika Anda menemukan diri Anda bermasalah dengan perubahan keadaan, tarik napas dalam-dalam dan lihat ke depan, karena Anda tahu sekarang Anda memiliki beberapa alat untuk dinavigasi.
Nah Sahabat. Bagaimana Anda menavigasi diri sendiri, keluarga, dan bisnis Anda melalui ketidakpastian?
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano