Di kehidupan ini, tidak ada Tombol PAUSE atau “Jeda”. Seandainya Tombol PAUSE itu ada, saya pun akan sarankan Anda untuk tidak menggunakannya.
Ya, menjadi Wirausaha selama ada COVID-19 ini memang menakutkan. Tetapi ketakutan akan kegagalan dalam bisnis hanyalah bagian dari perjalanan sukses. Dan uniknya, ini juga merupakan motivator yang hebat.
Ketika dulu saya memulai bisnis pertama, saya pun sangat ketakutan. Saya seharusnya menjadi pencari nafkah. Apa yang akan dilakukan keluarga kami jika saya gagal? Saya tidak ingin mengetahuinya.
Oleh karenanya, saya harus menjadi sangat banyak akal, tidak akan pernah membiarkan risiko dan ketidakpastian bisnis, membalikkan dan menutup impian saya. Pengalaman saya menunjukkan, bagaimana menggunakan rasa takut sebagai batu loncatan positif, daripada hanya sebagai alasan untuk menyerah.
Pandemi COVID-19 ini tidak ramah, bagi Wirausaha pemula dan bahkan bagi Wirausaha Kawakan sekali pun. Namun demikian, banyak Wirausaha akan tetap bertahan, bahkan menjadi yang teratas, ketika jiwa kepemimpinan mereka tetap bangkit berjuang melawan ketidakpastian bisnis.
Para pemimpin bisnis memiliki sebuah kesamaan, yaitu KEENGGANAN untuk BERHENTI, pada saat menghadapi ketidakpastian, atau sesuatu di luar kendali mereka. Mereka tetap semangat bertahan.
Jika Anda pernah menunda atau menutup bisnis Anda selama beberapa bulan terakhir, tanyakan pada diri Anda, apakah Anda membiarkan rasa takut sudah mengambil alih kendali?
Saya dapat meyakinkan Anda bahwa Ketakutan bukanlah navigator yang baik, karena itu dapat membutakan perspektif Anda.
Contoh Kasus: Pertimbangkan semua perusahaan yang memangkas anggaran iklan mereka. Mereka takut pengeluaran berlebihan. Tidak diragukan lagi, mereka akan menghemat di muka, tetapi berapa biayanya? Tanpa iklan, mereka akan mengurangi kemungkinan mendapatkan pelanggan baru pada saat mereka sangat membutuhkannya.
“Jika ketidakpastian tidak dapat Anda terima, itu berubah menjadi ketakutan. Jika hal itu benar-benar dapat diterima, hal itu berubah menjadi gairah, kewaspadaan, dan kreativitas yang meningkat.” – Eckhart Tolle
Bagaimana Mengatasi Ketakutan Terkait Bisnis Anda?
Sekarang bukanlah waktunya untuk ragu. Inilah waktunya untuk bekerja ekstra dan melakukan hal-hal luar biasa, yang tidak dipertimbangkan oleh wirausaha yang mengalami ketakutan akan kegagalan.
Baru-baru ini, seorang tukang cukur memberi tahu saya bahwa dia takut merenovasi tokonya selama masa karantina atau lock down. Jika saya menjadi penasihatnya, saya akan mendorongnya untuk tetap melakukannya. Apa waktu yang lebih baik untuk merapikan lingkungan Anda, selain ketika Anda tidak perlu khawatir akan meninggalkan pelanggan?
Saya menyadari bahwa uang mungkin menjadi masalah utama, dan kacaunya siklus ekonomi ikut bermain. Anda mungkin bekerja dengan anggaran paling sedikit di dunia. Namun, apakah Anda menghadapi COVID-19 atau tidak, itu adalah pengalaman umum bagi semua Wirausaha, dan bukan alasan untuk menghentikan operasional bisnis, atau keinginan Anda untuk berinovasi.
Jika Anda merasa tidak tenang karena belum menemukan cara untuk mengatasi rasa takut, saya mengerti. Tapi, sesungguhnya Anda memiliki kekuatan lebih dari yang Anda kira.
Daripada tenggelam dalam pikiran negatif, lakukan beberapa strategi berikut, untuk melewati reaksi ketakutan Anda.
1. Temukan Jangkar Emosi Keyakinan Anda
Kewirausahaan dan keyakinan berjalan seiring. Tanpa keyakinan, Anda akan kesulitan menghadapi gejolak kewirausahaan dan kegagalan dengan sikap seorang pemenang.
Ketika saya memulainya dulu, saya mencoba menjual mesin penyedot debu dan kemudian asuransi jiwa. Saya juga tidak pandai menjual. Apakah saya seorang penjual yang buruk? Tidak. Itu karena saya sama sekali tidak percaya pada produk saya. Begitu saya menyadari masalah intinya, saya beralih ke bidang yang sesuai dengan keyakinan saya. Dan tahukah Anda? Saya bekerja lebih keras penuh hasrat dari sebelumnya, dan memacu momentum yang luar biasa.
Sekarang, saya memiliki beberapa bisnis. Saya sangat percaya pada misi bisnis-bisnis tersebut. Saya juga percaya bahwa bisnis-bisnis itu bisa sukses. Alih-alih menyerah pada keraguan diri, saya menerima gagasan, bahwa tim yang telah dibangun dengan sangat hati-hati, akan membuat bisnis terus maju. Karyawan kami tidak akan berhenti bekerja keras, bahkan dengan lingkungan bisnis yang tidak menentu akibat pandemi. Saya juga tidak akan berhenti bergerak.
Ingat, berwirausaha tanpa keyakinan adalah resep bencana. Wirausaha Kawakan sering berbicara tentang kisah “Keajaiban” ketika mengingat kembali masa lalu mereka. “Keajaiban” tersebut terjadi, karena para pemilik bisnis memiliki keyakinan untuk menghindari jebakan pemikiran negatif. Dengan kata lain, mereka menggunakan keyakinannya untuk mengatasi ketakutannya terhadap kegagalan.
2. Mengadopsi Pengetahuan
Jika ketakutan adalah “gigitan ular berbisa”, maka pendidikan adalah “anti-bisa” atau “anti-venom”. Mungkin sulit untuk memprediksi tentang COVID-19. Cari tahu saja tentang langkah-langkah luar biasa yang dilakukan bisnis di seluruh dunia untuk tetap berada di jalur, meskipun ada pandemi.
Semakin Anda mempelajari manajemen krisis secara umum, dan khususnya dengan adanya krisis pandemi ini; semakin baik keterampilan kepemimpinan Anda nantinya. Dan, memiliki banyak informasi akan membantu Anda mengatasi rasa takut gagal. Kontemplasi yang bijaksana akan meredakan stres Anda. Rasa takut tidak akan memiliki kekuatan, jika Anda tahu apa yang Anda hadapi, sehingga Anda siap.
Selain mempelajari respons dari para pemimpin bisnis lain terhadap virus corona, gunakan momen ini untuk menjadi lebih ahli dalam bidang industri Anda. Keahlian akan membantu Anda membayangkan dan menciptakan masa depan bisnis.
Bantu tim Anda membangun pengetahuan kolektif mereka juga. Siapkan pelatihan secara virtual online, atau pun di kantor, diskusikan cara untuk membuat operasional bisnis lebih efisien, bertukar pikiran tentang peningkatan layanan pelanggan, memperbarui konten situs web Anda, dan memanfaatkan waktu apa pun untuk persiapan melambungkan kembali bisnis.
Keyakinan berarti sanggup hidup dengan ketidakpastian, merasakan jalan hidup, dan membiarkan cahaya hati membimbing seperti lentera dalam kegelapan.
3. Kelilingi diri Anda dengan Dukungan
Sebagai Wirausaha, ibaratnya mendaki gunung yang berliku-liku, berbelok, terjal, dan dikelilingi jurang curam. Saya tahu, saya menginginkan setidaknya beberapa pemandu jalan, yang telah melalui perjalanan serupa, sehingga mereka dapat memberikan saran dan dorongan semangat.
Sekarang bukan waktunya untuk mengasingkan diri. Hubungi “pemandu jalan” di komunitas Anda, sehingga mereka dapat membantu Anda melewati periode pandemi ini. COVID-19 ini bisa menjadikan kesepian dan mengisolasi, jika Anda membiarkannya begitu saja.
Jaringan teman dan kolega Anda dapat mencakup organisasi sosial, grup media sosial, konsultan bisnis, business coach dan business mentor, atau bahkan investor. Carilah cara di komunitas bisnis Anda, untuk saling menasihati satu sama lain tanpa menghakimi; ini akan membantu setiap orang mengatasi ketakutan dan kemunduran bisnis.
Yah, saya paham keinginan untuk berhenti di tengah jalan. Namun, jangan menyerah pada pemikiran negatif setelah kemunduran bisnis. Dengan hasrat, pengetahuan, dan tim pendukung, Anda akan menemukan “Oasis” Anda. Namun, Anda tidak akan pernah menemukannya jika dibimbing oleh rasa takut.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano