Saya mulai memilih menjalani kehidupan secara minimalis ini, setelah beberapa tahun menghasilkan lebih banyak uang daripada yang bisa saya belanjakan.
Dulu, saya suka mengumpulkan “sampah” dan hal-hal yang sebenarnya tidak saya butuhkan. Saya akan membeli beberapa pasang sepatu hitam, kemeja baru untuk setiap undangan pesta yang saya hadiri, dan smartphone terbaru, yang direkomendasikan kepada saya. Itu adalah saat dalam hidup saya lepas kendali, di mana saya mengalami Euphoria pada diri saya sendiri.
Saya telah serius berusaha menjalani kehidupan secara minimalis selama tiga tahun terakhir ini. Saya sebenarnya sudah coba memulainya beberapa tahun sebelumnya, dan belajar dari beberapa kesalahan awal.
Berikut ini beberapa cara saya menjadi minimalis, mungkin Anda bisa juga melakukan hal yang sama:
1. Mulailah dengan Hal-hal Besar
Mercedes-Benz itu harus pergi. Yaa… Mobil Mercy saya harus segera saya lepaskan alias saya jual. Butuh begitu banyak waktu dan uang saya untuk terus menggunakan mobil itu. Akhirnya saya sadar untuk tidak menuruti anggapan pemikiran sebagian besar masyarakat, bahwa saya perlu mobil mewah itu untuk terlihat sukses.
Saya akhirnya menjual Mobil Mercy tersebut ke dealer mobil mewah. Itu adalah proses yang menyakitkan, dan setiap orang yang tahu dan kenal saya, selalu menanyakan mengapa saya jual mobil mewah itu.
Itu adalah proses berat, yang bisa saja menghentikan saya dari upaya memulai hidup baru dengan seluruh impian minimalis ini.
Saya akhirnya menjual mobil mewah itu dengan harga yang jauh lebih murah daripada nilai sesungguhnya. Saya tidak peduli itu, karena bagi saya kehilangan sedikit uang masih masuk akal. Begitu mobil mewah itu hilang, maka proses menjalani kehidupan dengan pendekatan minimalis, dimulai!
2. Lupakan Kebiasaan saat lepas kendali
Pada awal proses minimalis ini saya memiliki 5 unit personal komputer, 2 set home theater, 6 Smart Televisi, 3 laptop, 5 smartphone, 2 iPad, 2 lemari pakaian ukuran besar, lebih dari 15 pasang sepatu, beberapa stereo mobil cadangan, 5 DVD Player, dan berbagai CD musik dan DVD, yang meluap di ruang penyimpanan.
Saat saya membaca kembali daftar barang yang saya tulis, saya baru melihat betapa lepas kendali saya. Saya bahkan memiliki VCR lama dengan tumpukan kaset lama, yang terus saya katakan pada diri sendiri bahwa saya akan menonton suatu hari nanti. Saya mengalami delusi tentang kebiasaan menyampah barang-barang saya ini.
3. Mencoba memberikan barang adalah sia-sia
Khayalan yang menyia-nyiakan barang adalah mengapa Anda masih belum menjadi minimalis. Pelajaran utama, yang harus saya pelajari berkali-kali adalah berhenti mencoba memberikan sesuatu, Beberapa barang yang ingin saya keluarkan (buang), bisa jadi menjadi sangat berharga bagi seseorang.
Masalahnya adalah sulit untuk menemukan orang tepat, pada waktu tepat, yang mungkin memiliki ruang untuk item Anda. Saya memikirkan tentang waktu yang terbuang percuma memberikan sesuatu. Saya memikirkan tentang upaya yang diperlukan untuk mengirimkan “sampah” saya ke rumah orang. Saya memikirkan tentang semua ruang dan waktu yang telah diambil “sampah” saya di dalam hidup saya.
Itu jelas tidak sepadan. Jika Anda juga serius ingin menjadi minimalis dan mendapat manfaat yang menyertai gaya hidup minimalis ini, Anda harus sepakat dengan gagasan, bahwa Anda harus membuang banyak hal.
4. Tidak pernah digunakan lebih dari 12 bulan? Buanglah
Pernyataan tidak pernah menggunakan barang hingga lebih dari 12 bulan ini, dapat membuat mudah pencarian minimalis saya. Ketika saya melihat banyak barang saya, ternyata bahkan ada yang tidak digunakan selama lebih dari 5 tahun.
Saya sering terjebak untuk memberi tahu diri sendiri bahwa suatu hari nanti, saya akan menggunakannya. Ternyata, suatu hari itu tidak pernah datang, dan barang-barang ini, semakin lama menyimpannya, akan semakin menjadi beban. Akhirnya, saya pikir inilah hal-hal yang harus saya buang.
5. Dukunglah Amal, jika Mampu
Saya memang sering memikirkan lingkungan dan orang-orang kurang beruntung dibandingkan saya. Jika memungkinkan, dan melalui seleksi, saya memberikan banyak pakaian, sepatu, furniture, dan barang elektronik untuk amal. Jika Anda pun ingin menjadi minimalis, saya sangat menyarankan Anda untuk melakukan hal yang sama.
Hal yang keren adalah Anda bisa membersihkan “sampah” Anda, merasa lebih baik, dan dapat membantu seseorang yang membutuhkan. Ada begitu banyak alasan bagus untuk menjadi minimalis.
6. Dapatkan Motivasi Eksternal
Saat menjalani perjalanan menjadi minimalis, saya secara kebetulan bertemu dengan seorang pengusaha sukses di bidang properti syariah, yang menjalani kehidupan secara minimalis. Secara tidak langsung, dia memperlihatkan bagaimana membersihkan “sampah” dan itu mengubah cara saya berpikir tentang harta benda.
7. Bukan Hanya Sampah Fisik
Saya, sebelum memilih pendekatan gaya hidup minimalis, sering mencoba-coba menjadi ahli dalam segala hal.
Hal lain penting dipertimbangkan adalah “sampah” itu bukan hanya barang materi fisik. Kita juga mengumpulkan sampah digital di era modern sekarang. Penyimpanan berlebih di komputer, ini akan memperlambat sistem operasi, membuatnya sangat lambat saat dibutuhkan untuk kerjaan, dan akhirnya mengharuskan kita untuk terus membeli lebih banyak hard disk eksternal.
Memiliki banyak data, juga menyulitkan untuk menyimpan cadangan data sebagai back-up di dunia maya, di Cloud, karena menyimpan sesuatu di Cloud akan menjadi hal yang mahal bagi penimbun data.
Beberapa dari kita menyukai gagasan menjadi minimalis, tetapi tidak pernah melakukannya. Ini mungkin memengaruhi lebih dari sekadar tujuan Anda untuk menyingkirkan sampah. Jadi, jangan hanya berpikir untuk mengambil tindakan: Lakukanlah!
Lakukan saja hal-hal berikut:
Usahakan untuk membuang satu sampah setiap minggu.
Saya melakukan hal kecil ini, dan begitulah cara saya dapat mengosongkan ruang dalam hidup saya untuk hal-hal yang lebih penting.
Minimalis memungkinkan lebih banyak ruang untuk barang bagus.
Begitu saya memiliki banyak ruang setelah membersihkan “sampah” saya, akhirnya pikiran saya tidak terlalu sibuk. Salah satu bagian penting dari sampah yang sangat sulit dibuang adalah Komputer Mac Pro lama saya. Saya terus berkata pada diri sendiri bahwa saya mungkin membutuhkannya di masa mendatang, meskipun Laptop Mac saya saat ini sudah lebih dari cukup.
Saya tercengang melihat berapa banyak waktu saya habiskan setiap hari untuk memikirkan apakah saya harus membuang Mac 2010 saya. Waktu berpikir yang terbuang untuk ide ini dapat digunakan untuk melakukan hal lain. Pada akhirnya, yang meyakinkan saya untuk membuangnya adalah saat saya akan kembali untuk terus menulis artikel di website saya ini, untuk Anda semua.
Memiliki ruang di rumah dan pikiran Anda, memungkinkan Anda memiliki ruang untuk hal-hal dan ide yang sebenarnya Anda inginkan dalam hidup Anda. Anda merasa sangat bebas saat mencapai titik ini.
Ini perjalanan yang panjang.
Menyingkirkan sampah dari hidup Anda menjadi tantangan berikutnya, setelah Anda bebas dari semua sampah. Setiap liburan yang saya jalani, saya kadang tergoda untuk mengumpulkan souvenir, yang saya anggap sebagai kenangan wisata.
Godaan di pusat perbelanjaan saat liburan ini adalah membeli lebih banyak pakaian, lebih banyak sepatu, dan lebih banyak barang souvenir, yang konon dapat membuat bahagia.
Saya telah belajar melalui pendekatan hidup minimalis bahwa menjadi sedikit, itu lebih baik, yang memberi saya ruang untuk bahagia. Saya tidak bisa bahagia ketika secara bersamaan, saya juga marah dengan semua sampah dalam hidup saya.
Sampah itu menyedot dan membuang waktu sia-sia
Apakah Anda ingin membuang waktu untuk memikirkan dan memelihara sampah Anda, atau apakah Anda lebih suka menjalani kehidupan, di mana Anda memiliki ruang untuk hal-hal pribadi yang lebih penting bagi Anda?
Tidak menjadi minimalis, akan merugikan Anda lebih dari yang Anda pikirkan. Itu membawa Anda ke jalan yang membuat orang lain untung besar sambil membuat Anda bangkrut, dengan pikiran yang tidak fokus pada tujuan Anda.
Nah Sahabat. Bagaimana Anda bisa melepaskan diri dari sampah kehidupan, dan menjalani kehidupan secara minimalis?
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano