“Setiap kesulitan, setiap kegagalan, setiap sakit hati, membawa serta benih manfaat yang sama atau lebih besar.” – Napoleon Hill
Sebuah kisah tentang seorang pria buta yang dipandu ke jalan oleh seekor anjing. Ketika mereka sampai di tikungan persimpangan yang ramai, anjing itu menyeberang ke arah pancaran sinar lampu. Orang buta itu tidak punya pilihan selain mengikuti. Mobil berbelok untuk menghindarinya, pengemudi membunyikan klakson, dan mengumpat dengan keras.
Keduanya berhasil mencapai sisi lain tanpa cedera. Saat mereka berhenti di pinggir tikungan, pria buta itu merogoh sakunya, mengeluarkan biskuit anjing, dan memberikannya kepada anjing sembrono itu. Seseorang yang baru saja melihat keduanya menyeberang, menepuk pundak orang buta itu dan berkata, “Tuan, anjing itu hampir membuatmu terbunuh. Namun, yang Anda lakukan adalah memberinya biskuit sebagai hadiah.” Orang buta itu tersenyum dan berkata, “Saya tidak memberinya hadiah. Saya mencoba menemukan mulutnya, agar saya bisa menendangnya dari belakang.”
SIKAP, dalam beradaptasi pada saat-saat sulit tidak hanya akan menentukan momen, tetapi juga akan menentukan masa depan. Winston Churchill pernah berkata, “Sikap adalah hal kecil yang membuat perbedaan besar.” Sikap Anda dalam menghadapi kesulitan, dapat menurunkan Anda atau mempromosikan Anda.
Berikut ini Empat Sikap Umum di saat-saat sulit:
1. Mengapa saya, mengapa sekarang?
Reaksi umum ketika kesulitan datang adalah menanyakan pertanyaan kuno tentang “Mengapa saya?” Tidak ada yang suka kesulitan, dan alangkah baiknya menjalani hidup tanpanya.
Tetapi dalam kepemimpinan, seperti halnya dalam kehidupan, Kesulitan adalah Kenyataan. Hati-hatilah, ketika seorang pemimpin mulai merangkul pikiran-pikiran negatif ini, benih keraguan sudah mulai ditanam.
2. Ini tidak adil.
Sikap ini bukan hanya gambaran dari keadaan pikiran, tetapi merupakan kerangka bagaimana Anda siap menghadapinya, setidaknya dalam jangka pendek. Brian Tracy menulis, “Anda tidak dapat mengontrol apa yang terjadi pada Anda, tetapi Anda dapat mengontrol sikap Anda, terhadap apa yang terjadi pada Anda. Dan dalam hal itu, Anda akan menguasai perubahan daripada membiarkannya terjadi pada Anda.”
Rumus Sikap terlihat seperti ini: Reaksi salah + Energi negatif = Hasil akhir buruk. Belum terlambat untuk membalikkan akhir yang buruk, tetapi lebih baik Anda cepat mengantisipasinya.
3. Mengapa bukan saya?
Sikap ini mungkin terdengar seperti kesombongan. Saya lebih suka percaya diri. Pembeda antara seorang pemimpin dengan sedikit keterampilan yang berhasil, dan seorang pemimpin dengan lebih banyak keterampilan yang gagal, adalah terletak pada SIKAP. Sikap yang baik adalah titik kritisnya. Zig Ziglar berkata, “Sikapmu, bukan bakatmu, yang akan menentukan ketinggianmu.”
Sikap pemimpin yang mengatakan ‘Mengapa bukan saya?’ menunjukkan orang yang tidak menghindar dari kesulitan, dengan percaya diri percaya bahwa ini adalah momen-momen yang menentukan dalam kepemimpinannya. Sikap yang baik memberi jalan untuk percaya diri.
4. Semua orang bersama.
Bandingkan dan kontraskan pilihan sikap dalam permainan. Perhatikan perbedaan antara pemimpin bersikap positif dan pemimpin dengan sikap negatif. Pemimpin dengan sikap buruk, fokus pada dirinya sendiri dan tangan buruk yang dia tangani. Pemimpin yang positif, memilih untuk melihat peluangnya dan bagaimana bersama timnya hal itu dapat diatasi.
Rumus Sikap dalam bermain terlihat seperti ini: Sikap baik + Tindakan benar = Peluang Besar. Sikap yang baik memberi Anda keuntungan tersendiri sebagai seorang pemimpin. Itu adalah satu-satunya aset terbesar Anda, saat menghadapi tantangan kepemimpinan.
William James berkata, “Ini adalah sikap kita di awal tugas sulit, yang lebih dari apa pun, akan memengaruhi kesuksesan hasil.” Kesulitan dalam kepemimpinan bukanlah hal unik, tetapi sikap yang benar akan memberi Anda keuntungan.
Nah Sahabat. Bagaimana sikap Anda dalam menghadapi kesulitan di kehidupan?
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano