Menjadi yang BENAR, mempertahankan pendapat kita, itu menghabiskan banyak energi mental, dan seringkali membuat kita dikucilkan oleh orang-orang di sekitar kita. Perlu dianggap benar … atau artinya perlu menganggap orang lain yang SALAH … membuat orang lain menjadi defensif, dan… membuat kita tertekan karena harus bertahan. Tapi, kebanyakan dari kita membuang-buang banyak waktu dan energi untuk berusaha membuktikan atau menunjukkan, bahwa kitalah yang benar, dan orang lainlah yang salah.
Kebanyakan orang, secara sadar atau tidak sadar, PERCAYA bahwa memang tugasnya untuk memperlihatkan kepada orang lain, bahwa pendapat, pernyataan, dan sudut pandang mereka adalah SALAH. Dan, dengan berbuat begitu, orang yang kita koreksi akan menghargai kita, atau paling tidak, akan belajar sesuatu dari kita. Dan… Kenyataannya… Tidak Benar!
Coba pikirkan. Pernahkah Anda dikoreksi oleh seseorang, dan mengatakan kepada orang yang merasa dirinya benar itu, “Terima kasih banyak, karena sudah menunjukkan bahwa saya salah, dan Anda benar. Sekarang saya jadi tahu. Wah… Anda benar-benar hebat! Atau pernahkah ada orang yang berterima kasih kepada Anda, atau setuju dengan Anda, bila Anda mengoreksi mereka; atau membuat diri Anda menjadi yang benar, dengan mengorbankan orang lain? Pasti tidak!
Yang benar adalah semua orang tidak suka dikoreksi. Kita semua ingin pendapat kita dihormati dan dipahami oleh orang lain. Didengar adalah salah satu dari hal-hal yang paling dinginkan oleh hati manusia. Dan, mereka yang mau mendengar adalah orang-orang yang paling dicintai dan dihargai. Mereka yang punya kebiasaan mengoreksi orang lain adalah orang-orang yang tidak disukai dan dihindari.
Ini BUKAN berarti kita TIDAK BOLEH menjadi orang yang paling benar. Kadang-kadang kita memang benar-benar harus atau diharuskan untuk menjadi benar. Misalnya, ketika Anda mendengar komentar yang berbau Rasis. Dalam hal ini, Anda memang sangat perlu mengutarakan pandangan Anda. Namun, biasanya ego Andalah yang pelan-pelan muncul, dan merusak suatu pertemuan yang tadinya berlangsung damai … inilah kebiasaan ingin dan butuh untuk menjadi yang benar!
Strategi yang tulus dan baik untuk menjadi lebih tenang dan dicintai adalah melakukan perbuatan memberi kesempatan orang lain untuk menjadi benar … memberi orang lain kebanggaan atas dirinya. Berhentilah mengoreksi orang lain. Bila seseorang berkata, “Saya pikir yang paling penting adalah…” nah, daripada Anda memotongnya dan langsung berkata, “Bukan! Yang paling penting adalah…” atau mengucapkan kata-kata lain yang sifatnya mengoreksi, LEBIH BAIK biarkanlah ia menyelesaikan kata-katanya dan mengutarakan pendapatnya. Orang-orang di sekitar Anda akan lebih tidak defensif dan lebih menyayangi Anda. Mereka akan menghargai Anda lebih dari yang pernah Anda bayangkan sebelumnya.
Anda akan menemukan kenikmatan berpartisipasi, dan menyaksikan kebahagiaan orang lain, yang jauh lebih menguntungkan daripada melakukan konflik ego. Anda tidak usah mengorbankan kebenaran filosofis Anda yang paling dalam, atau pandangan-pandangan Anda yang paling tulus; tetapi, mulai hari ini, berilah kesempatan kepada orang lain untuk BENAR, sebanyak mungkin!
Salam Luar Biasa prima!
Wuryanano
Twitter: @Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College