“Jangan pernah kehilangan harapan. Badai tidak pernah bertahan selamanya, dan itu membuat orang lebih kuat.” – Roy T. Bennett
Presiden AS ke-30, Calvin Coolidge mengatakan, “Tidak ada di dunia ini yang bisa menggantikan ketekunan. Bakat tidak akan; tidak ada yang lebih umum daripada orang gagal dengan bakat. Jenius tidak akan; jenius yang tidak dihargai hampir merupakan pepatah. Pendidikan tidak akan; dunia ini penuh dengan orang-orang terlantar yang berpendidikan. Ketekunan dan tekad saja yang mahakuasa.”
Tidak ada yang terjadi dalam sehari, butuh waktu untuk menyiapkan makan malam yang mewah. Semua pemimpin hebat memiliki kisah kegagalan untuk dibagikan. Mantra hidup terbesar para pemimpin adalah tidak pernah menyerah dan terus berusaha, terus mendorong. Mereka mencapai hal-hal yang dapat dicapai dengan imajinasi dan ketekunan mereka. Kegagalan dan kemunduran tidak mencegah mereka bekerja menuju ke tujuan mereka.
Adalah mitos bahwa orang-orang luar biasa telah mencapai kesuksesan karena segala sesuatunya menguntungkan mereka, atau karena keberuntungan. Gagasan seperti itu salah dan tidak adil. Orang luar biasa menonjol karena mereka membuat sesuatu terjadi. Mereka berusaha keras tanpa lelah untuk membuat segala sesuatunya sesuai dengan tempatnya dan untuk mencapai tujuan mereka.
Sementara orang biasa menyalahkan keadaan, orang luar biasa bekerja dengan apa yang mereka miliki, dan dari mana mereka berada, untuk mencapai kesuksesan. John C. Maxwell pernah berkata, “Air mendidih pada suhu 212 derajat, tetapi pada 211 derajat, itu masih hanya air panas. Satu derajat ekstra, peningkatan kurang dari satu setengah persen, dapat membuat perbedaan antara panci berisi cairan yang mendekam dan kuali kekuatan yang menggelegak. Satu derajat dapat menghasilkan uap penuh — kekuatan yang cukup untuk menggerakkan kereta seberat berton-ton. Satu derajat itu biasanya merupakan momentum.”
Orang-orang luar biasa memiliki momentum itu. Sementara orang biasa menyerah dalam keputusasaan ketika air dipanaskan hingga 211 derajat, orang luar biasa menginvestasikan lebih banyak upaya di luar 211 derajat dengan ketekunan dan mencapai kemenangan akhir.
MENUMBUHKAN KETEKUNAN
Berikut adalah beberapa TIPS POPULER untuk menumbuhkan ketekunan:
- Perhatikan tujuan jangka panjangnya. Pikirkan tentang mereka. Mimpi yang konstruktif mampu menyelamatkan Anda dari frustrasi saat ini.
- Fokus dan jelas tentang “untuk apa Anda berada di sini”. Cari tahu apa yang membuat Anda bangun dari tempat tidur di pagi hari. Perjelas dalam pikiran Anda tentang apa yang ingin Anda capai dan menjadi. Buat visi Anda sesuai dengan itu. Jadilah fleksibel dan mudah beradaptasi. Pelajari kapan harus memegang dan kapan harus melipat. Tugas pertama guru adalah mengembangkan sikap belajar pada siswanya. Setelah itu terjadi, sisanya mengikuti.
- Bekerja keras, cerdas dan bijaksana dengan disiplin dan dedikasi. Konsisten dalam upaya Anda. Berusaha keras tanpa henti dan mengambil petunjuk dari lingkungan sekitar. Bergerak bersama waktu. Ketika dunia telah beralih dengan komputer, seorang guru tidak bisa lagi hanya berpegang pada pena dan pensil. Dia harus memasukkan dalam pedagogi, pembelajaran yang setara dengan orang lain sehingga siswanya kompetitif.
- Kembangkan kebiasaan menulis. Itu tidak hanya membantu Anda meningkatkan keterampilan menulis Anda, tetapi juga meningkatkan ketekunan Anda. Setiap guru memiliki rencana pelajaran dan jadwal perkembangan anak di mana dia merencanakan dan mencatat kemajuannya. Ketika Anda merasa bahwa segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik, melihat rencana akan memberi tahu Anda bahwa Anda telah membuat kemajuan tetapi Anda harus melakukan lebih banyak upaya untuk mencapai apa yang Anda inginkan. Yang mengantarkan harapan dan keyakinan di masa depan.
- Cobalah untuk memprediksi masalah yang mungkin Anda hadapi. Analisa ini berdasarkan masalah yang sudah pernah Anda hadapi.
“Tidak masalah berapa kali kamu dijatuhkan. Yang penting adalah kamu bangkit satu kali lebih banyak daripada kamu dirobohkan.” – Roy T. Bennett
Saya dan Ketekunan
Mungkin seperti diri kita masing-masing, saya juga pernah mengalami masa-masa sulit. Setiap kali saya ingin mencapai sesuatu, ada hambatan. Sukses tidak pernah mudah. Pada tahun 2006, saya membeli tiga plot kavlibg tanah dengan uang hasil jerih payah saya, di pinggiran Sidoarjo, Jawa Timur. Itu jumlah yang tidak kecil bagi saya. Saya berinvestasi di tiga plot kavling tanah, di tiga lokasi berbeda, dan berencana untuk menjualnya setelah beberapa tahun, dan mendapat untung.
Saya membeli kavling tersebut dengan mempercayakan ke seorang teman, yang saat itu saya percaya karena latar belakangnya tampak baik. Belakangan saya tahu, ternyata ketiga kavling tersebut dalam kasus litigasi, proses pengadilan. Ketika saya ingin menjual salah satu kavling ini, saya baru mengetahui bahwa di satu kavling ini tidak ada tanah yang tersedia secara fisik.
Saya telah ditipu. Seluruh kavling yang telah dijual kepada saya, bermasalah, dan satu kavling tanah ternyata tidak ada secara fisik. Upaya untuk menghadapi pelakunya dan menyelesaikan masalah terbukti sia-sia. Ini kesalahan saya karena terlalu percaya kepada teman, dan menyerahkan segala urusan pembelian kavling itu kepadanya.
Saya berasal dari keluarga menengah ke bawah. Saya kaya ilmu tapi miskin kantong. Saya harus berjuang keras untuk menjual properti yang disengketakan ini. Pengadilan biasanya membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan perselisihan. Saya mencoba bernegosiasi dengan berbagai orang. Saya bertahan selama hampir satu tahun. Akhirnya, saya bisa menjual dua kavling tanah dengan kerugian cukup besar dan keluar dari litigasi.
Untuk plot kavling ketiga, yang ternyata tidak ada fisik tanahnya, saya berusaha keras untuk melacak penjualnya. Dia tidak ada di alamat yang disebutkan dalam dokumen. Saya tanya teman saya, yang waktu itu saya percayakan untuk membelinya, dia pun tidak tahu jelas. Masalah ini tetap tidak terselesaikan bahkan sampai hari ini. Masa-masa sulit ini mengajari saya untuk tidak mempercayai siapa pun secara membabi buta.
“Sukses adalah tersandung dari kegagalan ke kegagalan tanpa kehilangan antusiasme.” – Winston S. Churchill
Namun, saya sangat percaya bahwa masa-masa sulit seperti itu telah memberi saya kesempatan untuk berlatih ketekunan lalu muncul lebih kuat dan lebih bijaksana. Untungnya saya selalu memiliki pikiran positif. Masa-masa sulit tidak akan bertahan lama, dan individu yang tangguh melakukannya. Orang tangguh menavigasi melalui masa-masa sulit, memegang senter di ujung terowongan.
Kebanyakan pemimpin telah gagal berkali-kali, tetapi mereka tetap bertahan untuk mencapai titik kritis mereka. Ketika Anda melihat biografi mereka, jelas bahwa mereka memiliki kilas balik kegagalan dan frustrasi yang sama menariknya. Colin Powell mengatakan, “Sukses adalah hasil dari kesempurnaan, kerja keras, belajar dari kegagalan, kesetiaan, dan ketekunan.”
Jangan pernah menyerah hanya karena Anda telah gagal beberapa kali. Seringkali ini adalah kunci terakhir, yang akan membuka pintu kesuksesan Anda. Ingat, ketekunan adalah saudara dari keunggulan.
“Masa tersulit Anda sering kali mengarah pada momen terbesar dalam hidup Anda. Teruslah berjalan. Situasi sulit membangun orang yang kuat pada akhirnya.” – Roy T. Bennett
Nah Sahabat. Tulis kisah sukses Anda sendiri saat melalui masa-masa sulit dengan ketekunan.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano