1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (217 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...
Published on: January 30, 2023 - 5:00 AM

8 Jebakan HARUS DIHINDARI Saat Membuat Keputusan

Banyak orang bangga memercayai intuisi mereka dalam hal pengambilan keputusan. Anda mungkin pernah mendengar bahwa pemimpin yang sukses memiliki intuisi yang sangat baik. Jangan disesatkan oleh pernyataan umum ini. INTUISI, terlepas dari seberapa terampilnya, dapat disalahartikan dengan perasaan emosi, dab menjebak kita ke dalam siklus keputusan yang buruk.

Ada pendekatan berbasis fakta untuk MEMBUAT KEPUTUSAN yang telah terbukti berhasil dengan Ilmu Manajemen Mutu. Selama lebih dari satu abad, raksasa industri global mengandalkan ilmu ini untuk memperoleh hasil. Ini memberi tahu kita bahwa kemungkinan mencapai hasil jangka panjang yang diinginkan, akan meningkat ketika Anda merangkul dan menerapkannya pada keputusan Anda. Pendekatan ini telah dipelajari, dicoba, dan diuji.

Berdasarkan pengalaman industri, para pemimpin global mengenali dan mewaspadai jebakan-jebakan yang diketahui dapat dengan mudah menggagalkan pengambilan keputusan di setiap tingkat. Jebakan yang sama dapat menggagalkan fokus Anda dalam membuat keputusan berdasarkan fakta.

“Anda tidak dapat membuat kemajuan tanpa membuat keputusan.” – Jim Rohn

Inilah yang harus diperhatikan saat Anda berusaha membuat keputusan berdasarkan fakta. 8 Jebakan HARUS DIHINDARI Saat Membuat Keputusan:

1. Perasaan Merasa Baik

Banyak orang didorong oleh emosi ketika datang ke pengambilan keputusan. Dorongan untuk bergerak menuju hal-hal yang membuat kita merasa baik dan menghindari hal-hal yang membuat kita merasa buruk adalah bagian dari menjadi manusia. Bersikaplah terbuka dan rela membiarkan ketidaknyamanan saat membuat keputusan. Terkadang keputusan terbaik mengharuskan Anda untuk berubah, bergerak, menyerahkan sesuatu, bekerja lebih keras dari yang Anda harapkan, menunda kepuasan, dll.

2. Waktu yang Menipu

Rasa urgensi, serta penundaan, dapat menjebak kita untuk membuat keputusan yang didorong oleh emosi. Keputusan cepat lebih cenderung terkait perasaan emosi, dan bukan intuisi. Ketahuilah bahwa solusi tercepat dan termudah tidak selalu yang terbaik. Tarik napas dalam-dalam dan ikuti prosesnya, dan juga tidak menunda-nunda. Jangan menunda yang tidak perlu. Semakin jauh dari suatu kejadian, atau kesempatan untuk pengambilan keputusan, semakin sulit untuk mengidentifikasi dan memahami fakta.

3. Informasi Subyektif

Pahami perbedaan antara informasi obyektif dan subyektif saat bersiap membuat keputusan berdasarkan fakta. Informasi obyektif bersifat faktual. Anda tidak dapat mengubahnya meskipun Anda menginginkannya. Itu adalah apa adanya. Informasi subyektif didorong oleh individu. Dengan kata lain, itu terdiri dari opini, emosi, keinginan, mimpi, preferensi, dan semacamnya. Anda memiliki informasi subyektif Anda, dan itu bisa menjadi apa pun yang Anda inginkan. Kuncinya adalah memahami bahwa Anda tidak memiliki informasi milik orang lain.

4. Kekuatan yang Memperdaya

Begitu Anda mengenali dengan jelas fakta obyektif yang berperan, dan elemen subyektif dalam kekuatan Anda untuk berubah, Anda dapat mengaktifkan kekuatan itu melalui pengambilan keputusan. Keputusan berdasarkan informasi subyektif yang tidak dapat Anda kendalikan, secara cepat atau lambat akan memperdaya kekuatan luar biasa Anda, sehingga tidak menciptakan hasil yang Anda impikan.

5. Titik Buta Informasi

Titik buta sulit dilihat. Ini dapat membuat kita bertanya-tanya mengapa “keputusan luar biasa” kita ternyata menjadikan hasil sebaliknya. Secara proaktif berusaha mengidentifikasi titik-titik buta potensial saat membuat keputusan. Hal ini sering membutuhkan keberanian, kerendahan hati, dan pola pikir bertumbuh.

6. Jaringan Hubungan yang Memperdaya

Kita semua ingin dan perlu mendiskusikan keputusan besar dengan orang lain. Namun, pertimbangkan baik-baik, siapa yang memberi Anda nasihat, termasuk perspektif mereka yang unik dan subyektif. Pemimpin hebat menerima tanggung jawab untuk pengambilan keputusan, dan karena itu memiliki tujuan saat mencari masukan dan nasihat.

7. Kesalahpahaman Akar Penyebab

Kesalahpahaman tentang akar penyebab, menjadikan alasan mengapa keputusan yang harus dibuat dapat merusak proses berpikir Anda. Luangkan waktu untuk memastikan bahwa keputusan yang Anda pertimbangkan akan mengatasi akar penyebab yang terlibat.

8. Cakrawala ke Depan

Saat membuat keputusan, berhati-hatilah untuk tidak terlalu fokus pada masa depan. Lihatlah ke cakrawala, pertimbangkan apa yang sedang Anda bangun, dan awasi ke sana. Terlepas dari apa yang mungkin pernah Anda dengar, hidup Anda bukanlah proses, melainkan produk yang dapat Anda buat untuk memenuhi spesifikasi asli Anda.

Ilmu Manajemen Mutu memberikan konsep dan pendekatan yang terbukti berhasil. Anda bisa sespesifik atau seumum yang Anda inginkan. Tetapi berkomitmen dan fokus pada hasil yang bermakna bagi Anda sangatlah penting, dan harus selalu menjadi perhatian utama saat membuat keputusan.

Intuisi dan emosi tentu memainkan peran integral dalam pengambilan keputusan. Mudah-mudahan, intuisi kita tidak mengecewakan kita dalam hal keselamatan pribadi kita atau skenario lain yang membuat kita tidak bisa mengandalkan apa pun selain intuisi kita. Namun, jangan biarkan intuisi tersalahartikan dengan perasaan emosi yang membodohi Anda. Atau Anda terjebak percaya secara membabi buta bahwa perasaan Anda selalu benar.

Nah Sahabat. Bagaimana Anda menangani keputusan yang Anda buat?

Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (217 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...

Leave a Comment

Your email address will not be published.