Khodam berasal dari bahasa Arab, kata dasarnya adalah Khodim yang merujuk pada artian pembantu, pengawal, atau pendamping. Dalam bahasa Arab pembantu rumah tangga, sopir, tukang kebun, satpam dan semacamnya juga bisa disebut sebagai khodam.
Dalam konteks ilmu Spiritual, istilah “Khodam” digunakan khusus untuk menyebut makhluk ghaib yang mengikuti pemilik ilmu spiritual atau yang mendiami suatu benda pusaka. Dalam Konsep SPIRITUAL JAWA, khodam disebut sebagai “Prewangan”, sosok makhluk yang membantu, mengikuti, dan mendampingi manusia.
Dalam dunia supranatural, seseorang bisa mempunyai banyak Khodam atau Prewangan dengan lelaku tirakat, isian atau hal-hal bersifat keilmuan lainya, selain juga sebagai bawaan yang sudah ikut sejak seseorang dilahirkan.
Menurut paham Spiritual Jawa, Khodam atau Prewangan bukanlah dari bangsa Jin dan bukan pula Malaikat, melainkan makhluk ghaib khusus yang berfungsi memunculkan kekuatan supranatural pada manusia atau benda bertuah. Mereka adalah jenis makhluk ghaib tertentu yang memang diciptakan Tuhan untuk membantu manusia.
Menurut paham Islam, khodam hanyalah sebutan atau julukan bagi makhluk ghaib bangsa Jin, Qorin dan Malaikat, yang membantu manusia. Seperti halnya istilah “Setan”, itu sebetulnya bukanlah jenis mahluk, melainkan hanya julukan bagi jin atau manusia yang suka berbuat kejahatan. Dalam Al-Quran pun diterangkan bahwa Tuhan hanya menciptakan hambanya yang berakal dalam tiga bentuk saja, yaitu: Malaikat, Manusia dan Jin.
Khodam sendiri terdiri dari tiga jenis makhluk ghaib, yaitu Jin, Qorin dan Malaikat, dan mereka bersedia membantu manusia dengan alasan berbeda-beda.
Mengenai Khodam Malaikat, menurut para spiritualist, memang ada orang yang dikawal oleh malaikat pelindung kemana pun dia pergi. Namun orang seperti ini sangat langka dan itu pun terjadi bukan karena dia belajar ilmu spiritual tertentu, melainkan diberi karomah oleh Allah sebagai hadiah keshalehan dan keikhlasannya, sebagaimana dimiliki oleh para Wali. Tentu konsep karomah ini berbeda dengan konsep olah spiritual, yang dalam melakukannya memang bertujuan untuk mendatangkan kekuatan spiritual, dengan memanggil khodam.
Kemampuan luar biasa dari orang yang telah melakukan olah batin seperti puasa, bertapa, semedi, membaca mantra atau wirid amalan tertentu sebetulnya adalah dari Khodam. Disadari atau pun tidak, setiap olah batin yang dilakukan manusia selalu menimbulkan energi-energi, yang memiliki kekuatan, kesadaran dan kecerdasan sendiri. Itulah peran dari khodam. Mereka diciptakan Tuhan sebagai perantara, yang membawa kekuatan supranatural bagi orang yang dikehendaki-Nya.
Khodam dalam Konsep Mistik Jawa-Islam, diyakini sebagai “jiwa” suatu ilmu. Khodam memberi energi pada pemilik ilmu, sehingga bisa melakukan hal-hal hebat di luar kewajaran. Tentu saja ada khodam yang minta imbalan ada pula yang “gratis”. Khodam yang “gratis” ini datang atas kehendak Allah, bukan “dipaksakan” oleh manusia. Maksud “dipaksakan” adalah khodam ini datang karena seseorang melakukan ritual pemanggilan yang ditujukan untuk meminta tolong kepada khodam dari golongan jin.
Dalam keyakinan Mistik Jawa-Islam, ada juga konsep untuk menghadirkan kekuatan khodam Wali, khodam Nabi dan sebagainya. Sebetulnya, yang dimaksud khodam Wali atau Nabi, bukanlah roh dari Wali dan Nabi itu hadir dan membantu. Ketika seseorang menghadirkan khodam Wali atau Nabi, yang hadir adalah salah satu atau beberapa Qorin yang pernah menjadi khodam mengikuti Wali atau Nabi tersebut.
Pengaruh khodam pada manusia dan alam manusia tergantung dari seberapa kuat dan seberapa dekat hubungan khodam dengan manusianya. Semakin dekat hubungan khodam dengan manusia, maka semakin aktif dan nyata pengaruh khodam kepada dunia sekitar manusia yang didampinginya.
Sebagai contoh khodam pengasihan atau khodam untuk melancarkan komunikasi dalam pekerjaan, tender atau perdagangan dan bisnis, maka jika khodam tersebut dekat dan aktif tentu saja bisa memengaruhi orang-orang sekitar, pimpinan, atau pembeli untuk memilih orang yang mempunyai khodam tersebut.
Sama halnya dengan khodam yang dikhususkan dengan ilmu untuk menjadi pemancar pengasihan, maka jika itu aktif, akan berhasil menarik orang sekitar untuk ingin kenal dan dekat, bahkan bisa saja lebih dari itu, tergantung dengan tingkatan khodam tersebut.
Ada banyak faktor bisa membuat sosok ghaib menjadi khodam manusia. Karena khodam adalah mahluk hidup, tentunya mempunyai pikiran dan daya hidup sendiri, ia akan ikut dengan siapa saja yang ingin ia ikuti. Atau bisa juga dengan keilmuan tertentu, yang mengikat antara manusia dengan mahluk ghaib untuk menjadi khodamnya dengan tujuan tertentu.
Beberapa hal berikut ini, bisa membuat mahluk ghaib menjadi khodam:
- Karena mahluk gaib tertarik pada energi seseorang.
- Karena mahluk gaib tertarik pada pola hidup seseorang.
- Karena tertarik pada daya dan tirakat seseorang.
- Karena terikat pada keilmuan leluhur.
- Karena belajar dan ikatan sebuah ilmu.
Dosakah jika punya khodam?
Seperti Anda ketahui, khodam terdiri dari 3 jenis makhluk yang memiliki sifat berbeda. Proses datangnya khodam pun berbeda-beda. Jadi, dosa atau tidak jika memilki khodam, sangat bergantung pada proses datangnya khodam itu sendiri. Jika khodam tersebut dari golongan malaikat dan qorin, maka tidak ada alasan untuk memvonis dosa. Karena sesungguhnya kehadiran malaikat dan qorin atas kehendak Tuhan.
Jika jin mengikuti sebagai khodam karena jin tersebut cinta atau mengagumi seseorang, maka itu pun tidak bisa dianggap berdosa, karena kedatangan jin tersebut bukan atas permintaan seseorang.
Namun jika khodam jin itu membantu mengerjakan kejahatan, sihir, belajar ilmu hitam atau mengadakan perjanjian dengan jin, maka itu sudah pasti dosa.
Wallahu a’lam bish shawab.
NB: Dirangkum dari berbagai sumber.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Twitter: @Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College