Di dalam dunia bisnis, seseorang bisa dianggap sukses jika mampu menyeimbangkan antara waktu, penghasilan dan kerja keras. Mengapa? Karena satu-satunya alasan seseorang memiliki bisnis adalah agar bisa mewujudkan cita-cita dengan memanfaatkan ‘uang’ dan ‘waktu’.
Banyak ditemui pengusaha punya banyak uang, tapi tidak ada waktu? Ada juga bisnis-bisnis yang banyak waktu, tapi tidak ada uangnya? Paling berbahaya adalah tidak ada duit, dan tidak ada waktu! Betul tidak? Itu sungguh mengerikan.
Berdasarkan hitungan skala Pareto, 80% bisnis itu gagal di 5 tahun pertama. Itu artinya, banyak sekali kegagalan bisnis, terutama bisnis-bisnis skala kecil dan menengah. Sementara itu sisanya, yang 20%, bisa survive.
Jadi, dari 100 yang mulai bisnis hari ini, 5 tahun kemudian hanya 20 yang survive, sedangkan 80 bisnis itu tutup, bangkrut atau gagal. Jadi, jangan senang dulu kalau bisnis Anda belum melewati 5 tahun pertama. Dan selanjutnya Anda tetap harus mencermati bisnis 5 tahun ke depannya. Di sini Hukum Pareto juga tetap berlaku.
Sebagai Pengusaha, Anda bisa mendiagnosa bisnis secara cepat, dengan menggunakan pertanyaan berikut:
1. Apa problem yang Anda hadapi di bisnis?
2. Sudah berapa lama Anda memiliki, menyimpan atau membiarkan masalah ini terjadi?
3. Siapa saja yang terlibat dengan permasalahan ini?
4. Apa peranan Anda sehingga masalah ini menjadi masalah?
Ada Empat Kriteria agar bisnis sukses:
1. Usaha harus menguntungkan, kalau usaha tidak menguntungkan itu namanya bukan usaha.
2. Usaha harus bisa diduplikasi. Kalau tidak bisa diduplikasi, namanya pekerjaan.
3. Usaha harus bisa berjalan dengan sistem, harus punya sistem. Tanpa sistem, owner akan bekerja lebih keras daripada karyawannya.
4. Harus ada management. Punya bisnis, tapi tidak punya management, itu namanya bukan bisnis. Itu namanya self employed. Makanya, MLM (multi level marketing) itu bukan bisnis konvensional. Anda bisa belajar banyak dari MLM, tapi itu tidak bisa memberikan Anda bisnis yang sesungguhnya, karena bukan real business. MLM adalah bisnis distribusi yang sangat powerful, tetapi jila Anda jalankan tanpa system, management, team dan profit, sudah pasti akan rontok juga.
Banyak pengusaha melakukan kesalahan yang kelihatannya sederhana, tidak ada resiko; namun dalam membangun bisnis sukses sering terjebak karena kesalahan fatal ini. Kesalahan itu akibat seringkali menggunakan emosi untuk memutuskan bisnis.
Banyak pengusaha ingin cepat, semua serba terburu-buru. Maunya instan, akhirnya dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan menawarkan cara cepat kaya. Contoh lainnya, ingin tambah bisnis tapi tidak mau menambah ilmu. Kenyataanya, kalau kurang informasi, pasti akan mentok, tidak ada ide dan akhirnya bisnis tidak berkembang sama sekali.
Pahami 5 Kesalahan Terbesar dalam Mengelola Bisnis:
Kesalahan Pertama.
Senang menunggu!
Banyak business owner yang menunggu. Menunggu ilmu yang paling pas. Menunggu karyawan yang paling pas. Menunggu tim yang bagus dulu. Menunggu ide yang tepat.
Kesalahan Kedua.
Jatuh cinta pada produk!
Pernahkah jatuh cinta terhadap produk tertentu? Kenapa harus fall in love with the product, not the deal? Ini sebuah kesalahan. Don’t fall in love with the product, tapi fall in love with the deal.
Karena, bisnis, produk, team, system bisa jadi punya masa kadaluarsa. Sebagai entrepreneur harus berani jatuh cinta pada ‘deal’ bisnisnya, bukan pada produknya. Kalau Anda punya bisnis, jangan jatuh cinta sama produknya, karena produk itu bisa mati. Anda harus jatuh cinta dengan deal-nya, harus jatuh cinta dengan bisnisnya, bisnis yang profitable.
Lalu bisnis apa yang bagus? Jawabnya: bisnis yang bisa jalantanpa perlu campur tangan langsung pengusahanya. Hal ini bisa jika bisnis Anda memiliki empat kriteria seperti di atas, yaitu Menguntungkan, Bisa Diduplikasi, Ada Sistemnya, Punya Manajemen. maka suatu hari Anda bisa melepaskan campur tangan langsung Anda dalam bisnis itu.
Kesalahan Ketiga.
Terburu nafsu!
Kesalahan business owner, kadang dia serba “ingin cepat”. Ingin cepat berhasil dan Ingin cepat untung. Kalau sebagai pengusaha inginnya “serba cepat”, maka hati-hatilah, Anda harus cek: apakah instrumen di bisnis Anda sudah cukup kuat untuk mengatasi kecepatannnya atau belum? Mengapa?
Boleh saja mempercepat semua keinginan Anda, asal Anda memiliki instrumen yang tepat untuk mengendalikan kecepatan bisnis Anda. Misalnya, Kalau bisa, tahun depan omzet naik 100 kali lipat. Itu boleh-boleh saja. Nah, persoalannya, kalau omzet naik 100 kali lipat, kira-kira problem baru apa yang akan dihadapi? Bisnisnya bisa tahan atau tidak?
Perlu dipahami, level bisnis tidak akan pernah lebih tinggi dari level leadership pengusahanya. Jadi, kalau ingin menaikan bisnisnya, yang harus dinaikan dulu adalah Leadership-nya.
Kesalahan Keempat.
Tidak tahu aturan main!
Paling banyak terjadi adalah bisnis tidak ikut aturan main.
- Sudah tahu harus buat laporan keuangan, tapi tidak buat laporan.
- Sudah tahu harus disiplin, tapi tidak disiplin.
- Sudah tahu harus training anak buahnya, tapi tidak di-training.
- Sudah tahu harus stock opname, tapi di biarkan saja.
- Sudah tahu tidak boleh memiliki deadstock, tapi tetap ngotot membeli barang yang tidak bisa dijual cepat.
- Sudah tahu harus punya business coach, tapi tidak punya business coach.
Kesalahan Kelima.
Kurang Ilmu!
Bayangkan; orang yang tidak memiliki ilmu, ketrampilan, dan kapabilitas, maka kemampuannya, jika ia melakukan sesuatu bisa jadi membuat resikonya besar sekali.
Ilmu, ketrampilan, dan kapabilitas adalah cara terbaik untuk mengurangi resiko. Semakin tinggi kemampuan seseorang, semakin rendah kemungkinan resikonya. Semakin kecil kemampuan semakin besar resikonya.
Beberapa contoh kemampuan yang harus dimiliki sbb:
- Sudah tahu cara membuat blueprint bisnis?
- Sudah tahu cara menambah cash flow?
- Sudah menguasai strategi pemasaran yang murah?
- Sudah punya tools cara membuat profit bertumbuh tanpa keterlibatan anda?
- Sudah tahu cara merekrut karyawan ideal?
- Sudah tahu cara mencari leader yang berkualitas?
Demikian sedikit uraian dalam Membangun Bisnis Sukses., dan Menciptakan Nilai Bisnisnya. Semoga bermanfaat.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Twitter: @Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College