Banyak orang memimpikan dan menginginkan dirinya dapat menjadi Big Boss di sebuah perusahaan atau bagi perusahaannya sendiri dengan banyak karyawan. Namun sebagian diantara mereka tidak atau belum memahami bagaimana sebenarnya menjadi Figur Big Boss Sejati. Kebanyakan orang mengira kalau menjadi Big Boss itu enak sekali, dan dapat berbuat sesukanya. Padahal untuk menjadi Big Boss Sejati, saya tambahkan kata “Sejati”, itu bukan perkara mudah; dibutuhkan sikap yang tepat sebagai seorang Big Boss Sejati.
Big Boss harus mampu memberikan semangat kepada para karyawannya. Big Boss mampu meningkatkan, menimbulkan kekaguman dan membuat bangga para karyawannya. Big Boss menjadikan para karyawannya percaya diri, dan merasa diri mereka istimewa, terpilih dan dibanggakan. Big Boss menjadikan para karyawannya merasa nyaman.
Seorang karyawan yang baru direkrut, sepakat melakukan pekerjaan yang telah ditentukan dengan gaji yang telah ditentukan pula. Big Boss menggunakan momen rekrutmen itu untuk mempererat kontrak, untuk memastikan bahwa karyawan baru itu memahami dan sepakat dengan pekerjaan, dan juga gaji yang sudah ditentukan. Momen rekrutmen adalah waktu bagi pemberi kerja dan karyawan untuk mengklasifikasikan soal pekerjaan dan berbagai kondisi yang ada. Big Boss selalu menghilangkan masalah-masalah masa depan pada saat proses rekrutmen. Tak terkecuali masalah kompensasi, keuntungan, produktivitas kerja, jam kerja, budaya perusahaan dan perilaku. Big Boss memastikan bahwa karyawan baru itu memahami jelas komitmen yang telah disepakati.
Perlu dipahami bahwa semakin tinggi posisi Boss dalam struktur perusahaan, semakin berbobot kata-katanya. Ketika seorang Boss mengatakan sesuatu, akan memengaruhi apa yang dipikirkan oleh para karyawan mengenai diri mereka, antar karyawan, perusahaan, pelanggan, dan para relasi perusahaan.
Jangan bicarakan satu karyawan dengan karyawan lainnya yang memiliki kedudukan sama, atau tidak terlalu beda jauh posisinya. Jangan tunjukkan superioritas di depan bawahan. Jangan menghardik pelanggan, karena itu akan mengubah perilaku karyawan terhadap pelanggan. Boss yang cerdas akan berpikir dan mempertimbangkan semuanya dengan serius, sebelum memberikan komentar apa pun. Big Boss tidak boleh asal bicara atau membuat gosip. Big Boss tidak boleh mengatakan sesuatu yang mungkin dapat disalah-artikan. Big Boss tidak boleh menyampaikan komentar dengan cara berbisik, karena bagi karyawan, bisikan Big Boss itu seperti raungan Harimau.
Jangan pernah meremehkan, menghina atau mengancam karyawan, baik di tempat umum maupun secara pribadi. Jangan pernah membuat malu karyawan atau mengucapkan kata-kata kasar kepada karyawan, sehingga membuat karyawan itu menjadi malu. Jangan pernah menunjuk karyawan dengan jari, karena itu membuatnya merasa terhina. Jangan pernah menuduh; sebaliknya, kalau dapat mintalah pendapat atau pertimbangan mereka mengenai suatu hal. Jangan pernah menyindir karyawan, baik disengaja maupun tidak disengaja. Usahakan, setiap ingin menuduh apa pun pada karyawan, temukan bukti terlebih dahulu.
Bersikaplah Tegas, Jujur dan Ramah, Tapi Jangan Berteman.
Tegaslah dengan hasil dan perilaku karyawan Anda. tentukan tujuan individu yang jelas, tentukan aktivitas-aktivitas berkompetisi, tentukan deadline yang harus dipenuhi, dan tentukan anggaran belanja perusahaan secara ketat. Pastikan bahwa tujuan-tujuan dan jadwal-jadwal dilakukan dengan bijak dan jujur, sekali pun jika tujuan dan jadwal itu sulit untuk dicapai. Pastikan bahwa tujuan-tujuan dan jadwal-jadwal telah ditentukan, dan apakah tujuan dan jadwal itu terpenuhi. Pastikan bahwa daftar pekerjaan yang harus dilakukan, telah dikerjakan dengan baik. Para karyawan berharap dan berhak mendapatkan penghormatan, dan memiliki Boss yang jujur.
Big Boss selalu berperilaku ramah, namun ia tetap BUKAN seorang teman. Para karyawan tidak menginginkan Boss mereka menjadi teman mereka. Para karyawan tidak terlalu suka terhadap atasan yang terlalu berperilaku berlebihan kepada mereka. Para karyawan lebih suka rileks dan berteman dengan sesama karyawan, daripada berteman dengan Boss mereka. Para karyawan pada dasarnya tidak suka Boss mereka menjadi teman salah satu atau beberapa dari teman kerja mereka.
Bertindaklah dengan ramah Namun tetap dengan bijaksana. Hargailah setiap pendapat dan gagasan yang dikemukakan oleh orang lain. Milikilah ketertarikan terhadap gagasan-gagasan dan masukan setiap orang. Pedulilah dengan semua orang, dan pedulilah dengan keadaan, kesehatan, dan juga keluarga mereka. Perlakukanlah setiap orang dengan penuh hormat.
Orang yang baik dan memiliki kemampuan, menginginkan Boss mereka paham dengan apa yang diharapkan, yang tegar dalam berusaha untuk memenuhi harapan-harapan, yang jujur dalam penyelesaian masalah; dan yang mampu menyediakan tempat kerja nyaman dan bebas dari ketakutan.
Big Boss pun sebaiknya tidak ikut bermain olah raga yang berkompetisi dengan para karyawannya, misalnya tenis, bola basket, sepak bola, dan lain sebagainya. Tekanan akan kemenangan maupun kekalahan dapat menciptakan ketegangan-ketegangan dan keputusan yang buruk. Biarkan para karyawan bermain dengan rekan-rekan mereka, yang memiliki kedudukan sama. Sangat tidak mendidik bagi seorang Boss, menjadi anggota dari perkumpulan bermain para karyawan. Biarkan para karyawan itu bermain dengan rekan mereka sendiri. Boss tidak boleh bersahabat dengan para karyawannya.
Sebagaimana seorang anak menginginkan orang tua, BUKAN teman; para karyawan juga menginginkan seorang Boss, BUKAN teman biasa. Demikian juga dengan seorang Boss, TIDAK menginginkan teman, NAMUN menginginkan anak buah. Dan … selalu ingat, bahwa Anda sebagai Boss akan selalu berperilaku ramah, NAMUN BUKAN sebagai teman.
Big Boss akan senantiasa melindungi para karyawannya yang baik dan setia. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Namun orang yang baik, tidak pernah melakukan kesalahan yang disengaja. Orang yang baik selalu berkeinginan untuk melakukan hal terbaik, melakukan pekerjaannya dengan benar, dan berhasil dala pekerjaannya. Kesalahan yang terjadi akan menimbulkan pembelajaran dan pertumbuhan personal. Kesalahan akan sangat menyakitkan, dan pelajaran yang dipelajari dari kesalahan merupakan obat yang sangat pahit.
Namun Big Boss tidak akan membiarkan seorang karyawan yang baik, menghadapi masalah sendirian. Meskipun berbagai krisis bisa terjadi kapan saja, dan biasanya tidak pernah dapat diramalkan, Big Boss tidak akan mengorbankan seseorang, hanya untuk menyelamatkan dirinya, dengan cara mengambil risiko yang dihadapi oleh karyawannya itu. Big Boss seperti inilah yang akhirnya mendapatkan kepercayaan dan loyalitas para karyawannya.
Jadilah orang yang selalu bersemangat. Jadilah orang yang sigap, jadilah orang yang aktif. Jadilah orang yang jujur. Tersenyumlah, katakan pada orang sesuatu yang enak didengar dan menyenangkan. Jadilah Boss yang enerjik. Boss yang enerjik akan mampu menguatkan dan memberikan semangat bagi organisasi. Selamat Menjadi Big Boss Sejati.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
Twitter: @Wuryanano
Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College