1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (297 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...
Published on: April 23, 2006 - 8:10 PM

Bersikaplah ADIL Terhadap DOA

Di dalam menjalani hidup ini, diantara kita pasti selalu ingat untuk berdo’a kepada Allah, paling tidak ya… minimal sekali seumur hidup pastilah seseorang itu pernah memanjatkan do’a kepada-Nya. Isi dari suatu do’a pastilah hal-hal yang positif, konstruktif dan bisa menyemangati orang yang berdo’a. Dalam berdo’a kita selalu meminta kepada Allah akan keselamatan, kesehatan, jodoh, rejeki, kesuksesan, keberlimpahan, maupun kebahagiaan hidup.

Jika berbicara tentang “adil”, maka di dalam berdo’a ini pun semestinya kita juga bisa “bersikap adil” … adil kepada Allah. Manusia punya kecenderungan untuk selalu lebih menuntut hak-hak, dibandingkan dengan kewajiban. Kalau hak-haknya dipenuhi, maka manusia biasanya berkata bahwa itu adil. Sebaliknya, jika hak-haknya belum terpenuhi, maka dikatakan itu tidak adil. Sebagian dari kita juga cenderung untuk menghindari segala macam bentuk kewajiban. Oleh karena itu, jika disuruh melakukan segala sesuatu yang berupa kewajiban, maka sebagian dari kita akan merasa enggan, malas, dan tidak mau melaksanakannya.

Berkaitan dengan do’a; sebagian dari kita juga menunjukkan sikap yang tidak adil, yaitu lebih mementingkan hak-haknya, dibandingkan kewajibannya. Sebagian dari kita lebih mengutamakan isi do’a yang dipanjatkan kepada Tuhan, karena itu dirasa sebagai hak-haknya. Mereka ini belum memahami esensi do’a sebenarnya. Kalau do’a mereka bisa berwujud menjadi kenyataan, maka mereka akan merasa senang dan menganggap Tuhan memang adil dan bijaksana mau mengabulkan do’anya. Dan sebaliknya, jika mereka ini merasa do’anya “disepelekan Tuhan” atau belum terwujud menjadi kenyataan, maka mereka menganggap bahwa Tuhan tidak adil, Tuhan pilih kasih, Tuhan tidak mau mendengarkan umat-Nya, dan lain sebagainya yang cenderung “mendiskreditkan Tuhan”.

Cobalah Anda simak firman Tuhan di dalam Al-Qur’an, Surat An-Nisa’, ayat 19 ini: “Kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”. Juga di dalam Surat Al-Baqarah, ayat 216: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu”. Ayat-ayat suci ini bisa mengingatkan kita, yang seringkali salah sangka terhadap Allah, karena do’a kita tidak dikabulkan sesuai dengan yang kita harapkan. Padahal, sebenarnya Allah telah menunjukkan pilihan yang lebih baik untuk kita, dan kita telah berburuk sangka terhadap Allah.

Pada kesempatan ini, saya ingin “sharing”, berbagi wawasan pengetahuan dan pengalaman dengan Anda, mengenai kepastian Tuhan dalam menyikapi do’a manusia; apakah Tuhan mengabulkan setiap do’a yang dipanjatkan kepada-Nya? Mengapa ada orang yang merasa setiap do’anya selalu dikabulkan oleh Tuhan dan benar-benar menjadi kenyataan; sedangkan yang lainnya merasa bahwa Tuhan tidak adil, karena do’a-do’a yang dipanjatkan kepada-Nya belum atau tidak pernah berwujud menjadi kenyataan? Inilah point utama, yang sebagian besar dari kita belum memahaminya.

Menurut batas-batas pengetahuan dan pengalaman saya, maka saya sangat yakin, bahwa sesungguhnya Allah itu selalu mau mendengarkan dan mengabulkan setiap do’a yang kita panjatkan kepada-Nya. Dan, yang pasti adalah Tuhan Allah itu selalu mengabulkan do’a manusia, tetapi Dia mempunyai cara yang unik untuk mengabulkan do’a itu, yaitu melalui 3 (tiga) cara-Nya:

  • Do’a yang dikabulkan-Nya, secara langsung sesuai dengan isinya: Ini adalah do’anya para Nabi dan Rasul Allah. Setiap Nabi dan Rasul itu diberikan “fasilitas khusus” oleh Allah dengan segera mengabulkan do’a yang dimintakan kepada-Nya, karena Allah menilai para Nabi dan Rasul itu benar-benar mempunyai pikiran dan hati nurani yang suci dibandingkan dengan manusia biasa seperti kita ini. Oleh sebab itu setiap do’a Nabi maupun Rasul Allah, pasti akan langsung dikabulkan-Nya persis sesuai dengan isi do’anya. Do’a seperti ini “bukan fasilitas buat kita”, karena jika kita sebagai manusia biasa diberikan fasilitas khusus seperti ini…wah bisa sangat membahayakan seluruh umat manusia. Kita bisa “seenaknya saja” meminta sesuatu kepada Tuhan. Anda paham maksud saya, bukan?
  • Do’a yang dikabulkan-Nya, tapi digantikan dengan yang lebih baik: Inilah fasilitas do’a bagi kita manusia biasa. Allah pernah berfirman, bahwa yang kelihatan baik buat kita, mungkin belum tentu baik menurut Allah. Allah jelas lebih tahu segala sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat bagi kita. Oleh sebab itu, do’a yang kita panjatkan kepada Allah, kadangkala digantikan oleh-Nya dengan yang lebih baik bagi kita yang berdo’a. Misalnya, mungkin saja Anda berdo’a meminta rejeki materi yang banyak, ternyata oleh Allah do’a Anda itu digantikan-Nya dengan cara menyelamatkan “nyawa” Anda dari sebuah kecelakaan maut, sehingga Anda tetap segar bugar dan sehat sampai sekarang ini. Do’a Anda tetap dikabulkan, tetapi itu digantikan oleh Allah dengan yang lebih baik untuk kehidupan Anda.
  • Do’a yang dikabulkan-Nya, tapi masih digantungkan: Do’a yang seperti ini juga merupakan fasilitas bagi kita. Setiap permohonan kita kepada Allah lewat do’a ini pasti dikabulkan. Allah sudah memberikan hasil do’a kita. Dalam hal ini, hasil do’a kita tersebut tidak langsung diberikan ke kita, tetapi masih “digantungkan di atas” kita. Manusia yang berdo’a diberikan “tugas dan kewajiban” untuk meraih hasil do’anya yang masih tergantung tersebut. Dengan kalimat lain, jika Anda berdo’a memohon rezeki materi, maka Allah sudah mengabulkan do’a Anda, tetapi Dia meletakkan hasil do’a itu (rezeki materi) “di atas” Anda, sehingga Anda harus punya daya upaya sekuat tenaga untuk mengambilnya. Anda harus berjuang untuk benar-benar meraih hasil do’a yang telah ada di atas Anda itu. Itulah tugas dan kewajiban Anda. Kalau Anda sudah mau menunaikan tugas dan kewajiban Anda ini, maka barulah Anda bisa benar-benar menikmati hasil do’a Anda itu di dalam kehidupan Anda.


Uraian 3 (tiga) cara Allah mengabulkan do’a manusia di atas tersebut, bisa untuk mengingatkan setiap orang, bahwa semestinya kita juga bisa bersikap adil kepada Allah, pada saat kita memanjatkan do’a kepada-Nya, memohon pertolongan-Nya, karena Allah sudah pasti adil kepada kita. Dan yang penting, Dia pasti selalu mengabulkan setiap do’a kita, yang kita mintakan kepada-Nya. Allah memang Maha Adil dan Maha Bijaksana.

Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

Twitter: @Wuryanano

Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (297 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...

Leave a Comment

Your email address will not be published.