1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (263 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...
Published on: December 25, 2006 - 6:30 PM

Mencoba Memahami Makna ADIL

ADIL adalah sebuah kata yang sering kita dengar. Di setiap kalimat yang diucapkan saat membahas hal-hal berkaitan dengan sosial kemasyarakatan, hampir selalu muncul kata “adil” ini. Lalu, bagaimana sesungguhnya makna dari kata “adil” tersebut? Nah, ini merupakan suatu hal yang tidak mudah untuk memberi “definisi adil” secara langsung, jelas dan terang, serta tentu saja bisa memuaskan semua pihak. Dan, di Blog ini, saya bukan bermaksud untuk memberikan definisi pasti mengenai “adil”; tetapi saya ingin ikut “sharing” dengan Anda tentang bagaimana sebaiknya menyikapi “adil” ini di dalam kehidupan kita.

Berbicara saja, tentang bagaimana “bersikap adil” itu tidak mudah, apalagi tentang bagaimana kita mempraktekkan untuk “bersikap adil” … ini jauh lebih sulit lagi. Oleh karena masalah “adil” ini bukan mengenai masalah sosial atau hukum saja, tetapi ini sudah sangat menyangkut masalah tanggung jawab moral. Dan, kalau sudah bicara tentang moral, berarti hal ini sudah berkaitan dengan seberapa baik – buruknya manusia dalam bertindak. Maka dari itu, setiap usaha untuk “bersikap adil” atau “bersikap tidak adil” akan selalu menuntut “pertanggungjawaban moral”, dan ini berkaitan juga dengan hati nurani. Oleh sebab itu, kita harus merenungkan kembali sikap kita selama ini, yang menyangkut soal keadilan. Bagaimana hati nurani kita?

Kalau saya melihat secara umum atau gambaran umum yang berlaku di masyarakat tentang “pengertian adil”, maka bisa saya simpulkan bahwa “bersikap adil” berarti menunjukkan sikap berpihak kepada yang benar, tidak berat sebelah, dan tidak memihak salah satunya. Ini kesimpulan kurang lebih yang berlaku di masyarakat sepanjang pengetahuan saya selama ini. Tetapi, yang menjadi persoalan tentang ADIL ini adalah, sudahkah kita semua benar-benar mempraktekkannya? Sudahkah kita mencoba untuk bersikap adil yang sesungguhnya? Cobalah Anda ikut merenungkannya?

Biasanya orang memiliki sudut pandang berbeda tentang “bersikap adil” ini. Pada dasarnya, timbulnya istilah ADIL atau TIDAK ADIL ini karena berkaitan dengan hubungan antar manusia. Dan, jika sudah menyangkut soal hubungan antar manusia, pasti akan melibatkan sikap, pandangan, maupun perasaan emosi kita; maka dari itu muncullah istilah ADIL ini. Di bawah ini ada beberapa sudut pandang mengenai “bersikap adil” menurut bahasa saya, yang saya coba uraikan kepada Anda, sebagai berikut:

@ Adil berdasarkan “egoisme pribadi”:

  • Pandangan seperti ini tentu saja menilai suatu tindakan atau perbuatan siapa pun, yang pasti selalu dikaitkan dengan keuntungan diri sendiri, seberapa besar keuntungan yang diperolehnya, itulah yang sangat berpengaruh pada makna adil di sini. Mereka dengan paham seperti ini punya kecenderungan tidak mau tahu orang lain, yang penting adalah keuntungan diri sendiri. Mereka tidak mempunyai “rasa empati” pada sesama, maunya menang sendiri. Dan, penganut paham ini pasti akan langsung berteriak bahwa “itu adil” jika dia mendapatkan keuntungan dari tindakan atau perbuatan itu. Sebaliknya, jika mereka tidak memperoleh keuntungan apa pun dari suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang ataupun oleh suatu lembaga; maka mereka akan berkata bahwa itu tidak adil.


@ Adil berdasarkan “egoisme kelompok”:

  • Pandangan tentang adil seperti ini, hampir mirip dengan pandangan adil berdasarkan egoisme pribadi. Bedanya, penganut paham ini bisa sedikit berpandangan lebih luas mengenai keadilan, yaitu adil untuk kelompoknya sendiri. Jika dia merasa kelompoknya atau keluarganya memperoleh hasil-hasil bagus dari sesuatu, dari siapa pun, maka dia juga akan berseru bahwa itu memang adil. Tapi, jika kelompoknya tidak memperoleh hasil sesuai harapannya atau hanya sedikit mendapatkan bagian, maka pasti dia berteriak bahwa itu tidak adil. Paham adil berdasarkan egoisme kelompok ini sangat banyak dianut oleh sebagian besar orang di dalam negeri kita ini. Paham ini muncul, karena tentu adanya kesamaan pandangan diantara masing-masing pribadi yang terlibat, sehingga mereka kemudian bisa bersatu. Mereka yang masuk di dalam paham ini, juga memiliki “rasa empati”, tetapi empati ini hanya khusus ditujukan kepada orang-orang yang sepaham dengan dirinya, hanya sebatas empati di dalam kelompoknya.


@ Adil berdasarkan “kelayakan bagi orang lain”:

  • Inilah pandangan yang dipegang oleh orang-orang dengan idealisme tinggi dan penuh rasa peduli dengan sesama. Mereka dengan paham seperti ini akan selalu memperjuangkan “rasa keadilan” bagi sesama. Setiap perbuatan yang dilakukan oleh siapa pun, selalu dicermati dengan sudut pandang, seberapa jauh perbuatan itu bisa bermanfaat bagi banyak orang. Jika dirasa bahwa perbuatan itu benar-benar bisa membawa manfaat bagi banyak orang, maka itu sudah dianggapnya “adil”. Sebaliknya, meskipun tindakan itu bisa dirasakan oleh sekelompok orang sudah adil, tetapi menurut pemegang paham ini, hal itu masih dianggap “tidak adil”, karena tindakan tersebut hanya bermanfaat bagi sekelompok golongan kecil saja. Mereka yang mendukung paham ini, cenderung memiliki “rasa empati” sangat tinggi kepada orang lain yang “tidak mendapatkan keadilan”. Bahkan mereka cenderung lebih mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri.


@ Adil berdasarkan “kesamaan derajat”:

  • Menurut saya inilah sebagian besar “paham keadilan” yang banyak dipegang oleh orang. Mungkin juga Anda termasuk di dalamnya. Penganut paham ini, saya pikir memang bisa lebih bersikap adil, baik terhadap sesama orang, maupun terhadap dirinya sendiri. Ini bagi saya merupakan paham yang paling cocok dan ideal untuk semua orang. Oleh karena dengan memahami adanya “kesamaan derajat” diantara sesama manusia, maka kita tentu bisa lebih “proporsional” dalam hal berlaku adil ini. Kita bisa berlaku adil untuk sesama orang, dan kita juga bisa berlaku adil untuk diri kita sendiri, sebab “derajat” kita sebagai sesama manusia sesungguhnya memang sama. Mereka ini pun juga memiliki “rasa empati” terhadap sesamanya. Rasa empati yang dimiliki oleh orang dengan paham “adil berdasarkan kesamaan derajat” ini lebih bersifat proporsional juga, tidak berlebihan, sehingga mereka bisa bersikap lebih bijak, baik kepada orang lain maupun kepada dirinya sendiri.


@ Adil berdasarkan “hukum”:

  • Nah, paham yang ini beda dengan paham yang lainnya. Kalau adil berdasarkan hukum ini, kita semua sebagai warga masyarakat tentu saja mau atau tidak mau…ya harus patuh dengan bentuk keadilan semacam ini. Oleh karena, berdasarkan hukum yang berlaku di masing-masing Negara, semua orang sesungguhnya mempunyai persamaan hak dan kewajibannya, tidak dibeda-bedakan. Demikian juga aturan yang ada di dalam hukum Agama, setiap orang punya hak dan kewajiban sama. Ini sebuah prinsip hukum, meskipun di dalam pelaksanaannya tetap saja ada penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh manusia. Mengapa selalu ada penyimpangan? Jawabannya, karena kita ini juga dipengaruhi oleh berbagai paham yang lainnya, tiga paham sebelumnya tersebut. Ketiga paham tentang adil yang saya sebut sebelumnya di awal tadi, pasti juga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan seseorang dalam menyikapi suatu keadilan.


Kelima uraian tentang pengertian adil di atas, sudah saya coba berikan ke Anda. Dari 5 (Lima) macam uraian tentang adil tersebut, setidaknya setiap orang pasti akan selalu terlibat di dalam dua pilihan yang tidak mungkin terpisahkan. Dua pilihan yang pasti ada di dalam pemikiran setiap orang, misalnya Anda punya paham “adil berdasarkan kesamaan derajat”, pasti Anda juga menganut paham “adil berdasarkan hukum”. Oleh karena paham “adil berdasarkan hukum” ini harus kita pegang, dan bersifat wajib bagi semua orang. Jika Anda para pembaca budiman mempunyai konsep adil menurut pandangan Anda, maka sungguh menyenangkan jika Anda juga mau berbagi pengetahuan Anda itu dengan saya. Konsep Adil di atas tersebut menurut hemat saya adalah mewakili konsep sebagian besar dari kita, yang terbersit di dalam pemikiran kebanyakan orang.

Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

Twitter: @Wuryanano

Owner SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (263 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...

Leave a Comment

Your email address will not be published.